Foto: Joe.ie

Meski masih sebatas pertandingan pra-musim, ada beberapa peningkatan signifikan yang dibuat Manchester United bersama Ole Gunnar Solskjaer. Yang paling terlihat adalah intensitas permainan pressing mereka.

***

Pertandingan Manchester United melawan Inter Milan mungkin terlalu membosankan jika dilihat dari skor akhir. Laga ini berakhir dengan kemenangan tipis United dengan skor 1-0 melalui gol Mason Greenwood yang tercipta pada menit ke-76.

Akan tetapi, pertandingan tersebut cukup menarik jika melihat dari sisi taktik kedua kesebelasan. Antonio Conte sedang menguji koordinasi bertahan timnya, sementara Ole Gunnar Solskjaer menginginkan pemainnya terus berada dalam intensitas pressing yang tinggi saat kehilangan bola.

Taktik ini berhasil dijalankan dengan baik, terutama United yang ingin bertransformasi menjadi kesebelasan yang penuh determinasi untuk mengarungi kerasnya Premier League musim depan. Sepanjang 90 menit, para pemain United konsisten untuk berlari menekan dan melakukan recovery ball yang krusial ketika sedang tidak menguasai bola.

“Kami memiliki banyak pemain yang dapat menekan dan menyerang sejak awal dengan baik. Saya tidak tahu berapa kali Jesse Lingard memenangi bola di daerah lawan, dan dalam taktik ini, ia adalah salah satu aset terbaik kami. Begitu juga dengan Marcus (Rashford) dan Anthony (Martial) yang mulai belajar untuk tampil menekan,” kata Solskjaer.

Fisik memang menjadi perhatian besar Ole Gunnar Solskjaer untuk mengarungi musim 2019/2020. Faktor ini yang disebut-sebut menjadi masalah United yang membuat mereka tidak bisa mengakhiri musim lalu di zona Liga Champions. Mengawalinya dengan baik yang ditandai dengan rentetan kemenangan sepanjang Desember-Januari, United kemudian keteteran ketika memasuki Februari. Dalam dua bulan terakhir musim 2018/2019, jarak tempuh dan lari singkat United merosot tajam.

Selain itu, satu per satu pemain United berguguran karena cedera. Anthony Martial dan Jesse Lingard cedera otot melawan PSG di leg pertama. 12 hari berselang, Lingard kembali cedera setelah masuk menggantikan Juan Mata yang harus keluar karena hal serupa. Sebelum Mata dan Lingard, Herrera sudah cedera lebih dulu.

Solskjaer berulang kali mengungkapkan kalau United tidak boleh dikalahkan oleh lawan-lawan yang menekankan permainan pressing tinggi sepanjang 90 menit. Akan tetapi, ia juga sadar kalau ia memiliki banyak pemain yang tidak siap menghadapi tuntutan bermain yang ia inginkan.Hal ini yang kemudian memaksa Solskjaer untuk membuat langkah signifikan untuk meningkatkan daya tahan para pemain.

Samuel Luckhurst, jurnalis MEN yang menemani United selama pra-musim, menyebut kalau dua pertiga dari sesi latihan yang biasanya dilakukan United selama pra-musim dilipatgandakan untuk membentuk fisik para pemainnya menjadi lebih kuat. Para pemain juga diberikan modul program yang harus dipatuhi sebelum latihan pra-musim dimulai. Bahkan Solskjaer meminta para pemain sudah siap sejak awal Juli. Pengecualian untuk Fred dan Matteo Darmian.

Selama sembilan hari di Perth, United sudah melakukan 14 sesi latihan dengan latihan fisik selalu dilakukan setiap hari. United berharap, latihan ini bisa mengulangi risiko cedera massal seperti yang terjadi pada laga melawan Liverpool musim lalu.

“Selama beberapa tahun terakhir, cedera pemain kami lebih banyak di bagian pangkal paha dan paha belakang. Salah satu tujuan kami adalah memastikan semua pemain bisa tersedia untuk manajer sejak hari pertama musim ini. Selain itu, para pemain juga melakukan sesi khusus di gym untuk membuat mereka lebih kuat untuk gaya permainan baru,” kata Richard Hawkins, pelatih atletik United.

Hal ini yang sempat menimbulkan rumor kalau mayoritas para pemain Manchester United kecewa dengan metode latihan Solskjaer beberapa waktu lalu yang mengurangi porsi latihan taktik demi fokus terhadap pengembangan fisik. “Pra-musim ini sangat sulit, terutama Ole yang ingin memastikan kita bekerja sangat keras. Tetapi sesi itu hebat dan kebugaran kami berjalan dengan baik,” kata Luke Shaw.

Selama pra-musim, sesi latihan fisik United dipimpin oleh Ed Leng yang menjabat sebagai ilmuwan olahraga United. Ia dibantu oleh Charlie Owen, pelatih kebugaran United yang baru setelah menggantikan Gary Walker dan Robin Thorpe. Leng dan Owen kemudian melaporkan sesi latihan kepada Hawkins, dan Michael Clegg (pelatih penguatan dan pengondisian).

“Peran saya di klub adalah mengumpulkan data. Namun kami berusaha untuk tidak mengganggu mereka dengan data. Data hanya untuk melihat bagaimana kekuatan dan kelemahan mereka, dan kami membangun program secara individu dari catatan-catatan tersebut,” tutur Leng.

“Pada dasarnya kami mencoba membawa para pemain ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Kami mengumpulkan data secara obyektif, namun kami juga kerap melakukan pembicaraan subjektif kepada para pemain terkait perasaan mereka mengenai metode latihan ini.”

Luckurst menambahkan kalau total jarak lari United meningkat 10 persen dan intensitas mereka meningkat 50 persen dibanding pra-musim 2018. Namun hal itu bisa diperdebatkan mengingat tahun lalu, pra-musim United lebih banyak diisi pemain muda karena mayoritas pemain senior United bermain di Piala Dunia.

Dari segi hasil, apa yang dilakukan Solskjaer terlihat menjanjikan. United bisa bermain pada tempo yang lebih tinggi dan menguasai bola sesering mungkin. Mereka hanya tinggal memperkuat aspek teknis saja seperti akurasi umpan pendek dan umpan silang, akurasi tembakan, penyelesaian akhir, dan pengambilan keputusan yang masih penuh dengan catatan.

Meski begitu, ada kekhawatiran dari peningkatan fisik para pemain United ini. Para penggemar takut, fisik mereka sudah habis di laga pra-musim dan keteteran ketika memasuki musim kompetisi yang sebenarnya.

Siapa yang masih ingat ketika pada musim 2014/15, Van Gaal membuat United tampil menekan dan membuat lawan-lawannya kesulitan menghadapi tekanan konstan dari formasi 3-5-2 yang dipakai sang meneer. Beberapa lawan United di pra-musim saat itu dikalahkan dengan telak terutama klub-klub besar Eropa. Akan tetapi, ketika memasuki kompetisi yang sebenarnya, United tidak bisa tampil layaknya di pra-musim. Dari lima pertandingan awal, hanya satu kemenangan yang diraih. Banyak yang menyebut, fisik pemain United terlalu diporsir di pra-musim.