Casemiro dianggap main buruk betul dalam kekalahan 0-3 Manchester United atas Liverpool. Ini merupakan kekalahan kedua The Red Devils dalam tiga laga awal musim 2024/2025 ini.
Casemiro bagai melanjutkan performanya yang tak bagus musim lalu. Padahal, kurang pengalaman apa dirinya yang berhasil meraih tiga gelar La Liga dan lima trofi Liga Champions?
Karena hal ini, Casemiro pun dihargai mahal. United memboyongnya pada musim panas 2022 dengan transfer hampir 70 juta paun. Gajinya pun sangat tinggi, 350 ribu paun perpekan atau 28 miliar rupiah perbulan.
Soal gaji tinggi ini pula yang membuat Casemiro diharapkan untuk bisa dijual. Soalnya, dengan aturan pembatasan kerugian, menghilangkan komponen gaji Casemiro adalah keuntungan besar. Rumor soal penjualan Casemiro sudah terdengar sejak akhir musim lalu. Soalnya, pemain timnas Brasil ini main buruk di United.
Dalam laga melawan Liverpool semalam, Casemiro yang seharusnya menjaga baris pertahanan United justru membiarkan Ryan Gravenberch dengan bebas menguasai bola. Untungnya, momen di babak pertama itu dianulir karena offside.
Di momen lain, Casemiro memberi umpan ke sisi kiri penyerangan United. Untuk seorang pemain profesional, itu adalah sesuatu yang sederhana. Karena di area itu, ada dua pemain United yang tidak terkawal. Namun, Casemiro memilih langsung mengumpan, alih-alih mengontrol bola dulu agar tendangannya akurat.
Naas, niat Casemiro tersebut terbaca oleh Gravenberch. Salahnya, Casemiro malah mengirimkan bola mendatar yang bikin Gravenberch dengan mudah ikut campur. Gravenberch lalu menusuk pertahanan United, mengirimkan umpan pendek pada Mohamed Salah yang langsung memberi umpan lambung ke tiang jauh.
Di sana, Luis Diaz dan Dominik Szoboszlai menyambut bola tersebut tanpa ada yang mengawalnya. Lisandro Martinez harus menutup Salah, sementara Matthijs de Ligt mengawal Diogo Jota. Lalu, ke mana kedua fulbek United?
Diogo Dalot yang ada di kiri jelas ada di area pertahanan Liverpool. Pun dengan Noussair Mazraoui yang mungkin belum pernah mengalami momen serupa ketika ia membela Bayern Munchen. Keduanya naik karena United memang tengah dalam fase menyerang. Kesalahan umpan dari Casemiro jelas merusak skema tersebut.
Momen pada gol kedua Liverpool juga serupa. Casemiro memegang bola dan alih-alih mengumpan, ia memilih mendribel bola. Ketidaktahuan memang mematikan, dan itu yang terjadi saat Diaz mencuri bola dari kakinya. Usai mengumpan pada Salah, Diaz mengajari para penyerang United tentang bagaimana menjadi striker yang efektif dengan tendangan melengkungnya.
Hal ini tidak akan terjadi karena hadir secara tiba-tiba. Para pemain United juga pasti terkejut dengan perubahan momentum dari menyerang menjadi langsung bertahan ini. Kunci dari dua gol Liverpool itu ada dalam sosok bernama Casemiro. Andai tubuhnya lebih kuat, gol kedua Diaz tak akan terjadi. Atau kalau badannya lemah, setidaknya jangan sok jagoan pegang bola lama-lama tanpa menilai risiko.
Di laga semalam, Casemiro tak tampak seperti orang yang memenangi banyak trofi spektakuler. Dan lagi-lagi, Manchester United ditipu oleh Real Madrid.