Foto: ManUtd

Di tengah nasibnya yang belum pasti, Edinson Cavani terus menunjukkan kapasitasnya sebagai penyerang berbahaya di kotak penalti lawan. Dini hari tadi, satu golnya membantu United menang atas Granada 2-0 dan membuat namanya meraih gelar Man of the Match untuk dua kali secara beruntun.

Tiap kali striker Uruguay ini mencetak gol maka suporter United akan dilingkupi pertanyaan besar: Apakah Ole Gunnar Solskjaer akan mempertahankannya minimal satu musim lagi atau tidak memperpanjang kontraknya.

Pasalnya, Cavani sejauh ini tidak pernah mengecewakan. Terbukti, dua laga terakhir ia menjadi bintang kemenangan United. Satu golnya ke gawang Granada dini hari tadi merupakan koleksinya yang kesembilan pada musim ini sekaligus membuat namanya menjadi pencetak gol terbanyak ketiga bagi klub musim ini di bawah Bruno dan Rashford.

Tidak hanya itu, golnya tersebut membuat Cavani sudah mencetak 50 gol di kompetisi Eropa. Nomor 7 pelan-pelan kembali memiliki magis dengan Cavani. Meski kadar sensasinya tidak seperti Cristiano Ronaldo, namun Cavani setidaknya membuat nomor tujuh tidak terlihat semakin buruk seperti ketika dipakai oleh Memphis Depay atau bahkan Alexis Sanchez.

Angka ini tentu sudah cukup baik mengingat Cavani tidak selalu bermain setiap pekan karena beberapa kali mengalami cedera. Namun, ketika ia berada dalam kondisi yang bugar, seperti yang ia tunjukkan dalam dua laga terakhir United, maka ia bisa menjadi monster bagi lini pertahanan lawan.

“Semua orang tahu Cavani, semua yang dia lakukan, dia adalah striker yang tepat. Kami tahu kualitas para pemain kami,” kata rekan setimnya, Bruno Fernandes.

Apa yang ditunjukkan Cavani ketika melawan Granada menegaskan kalau United butuh striker seperti dirinya. Gol pertama menunjukkan kecerdasan Cavani dan Pogba dalam hal pergerakan tanpa bola. Pada proses gol pertama, Pogba mengeksploitasi ruang dan bergerak untuk memancing satu pemain belakang mendekatinya. Cavani dengan cerdas memilih diam dan membiarkan ruang terbuka dengan sendirinya. Momen-momen seperti ini yang mulai hilang di United apabila mereka memainkan Rashford, Martial, atau bahkan Mason Greenwood.

Cavani sebenarnya punya satu momen lagi semalam yaitu ketika sundulannya luput mengenai kepalanya. Meski tidak menjadi peluan berbahaya, namun prosesnya menandakan betapa Cavani memberi dimensi baru bagi lini depan United yang terakhir kali mungkin dilakukan oleh Zlatan Ibrahimovic.

Kelemahan Cavani saat ini memang riwayat cederanya yang tidak lagi memungkinkan untuk dirinya bermain full tiap pekannya. Inilah yang membuat jajaran United masih ragu untuk memberi perpanjangan kontrak satu musim lagi untuk dirinya. Di sisi lain, penyerang yang tersedia di bursa transfer tidak banyak dan jikaa ada nama yang tersedia maka dia adalah aset premium bagi klub tersebut. Sebut saja Erling Haaland yang katanya menjadi target utama United pada bursa transfer nanti.

Berbicara pada The Athletic, Andy Mitten menyebut kalau situasi Cavani memang cenderung rumit. United bisa saja memperpanjang kontraknya, namun Cavani tidak mau hanya sebatas pelapis seorang Anthony Martial. Ya, bagi Cavani uang tidak terlalu penting. Yang penting menurutnya adalah kesempatan main. Kesempatan yang tidak akan bisa ia dapat jika Anthony Martial berada dalam kondisi bugar.