Untuk pertama kalinya sejak 1981, Manchester United menderita lima kekalahan berturut-turut di laga tandang. Rekor tersebut terjadi pada Minggu kemarin ketika secara mengejutkan dan memalukan mereka dikalahkan Everton dengan skor 4-0. Hasil ini membawa The Toffees ke dalam daftar kesebelasan yang bisa mengalahkan United dengan selisih empat gol atau lebih.
Selain itu, kekalahan ini adalah yang keenam bagi United dari delapan pertandingan terakhir. Untuk kesekian kalinya mereka membuang kesempatan untuk memperkecil jarak dengan tim-tim diatasnya. Bahkan kelayakan mereka untuk finis di empat besar kini mulai dipertanyakan. Troll dari beberapa akun yang mengatasnamakan Europa League mulai ramai-ramai mengucapkan selamat datang kepada Setan Merah.
United benar-benar tampil buruk sepanjang 90 menit. Buktinya, ada pada rating yang dikeluarkan oleh Manchester Evening News setelah pertandingan. Hanya Scott McTominay yang mendapat nilai lima. Sisanya, dua pemain mendapat nilai 3 yang kedua-duanya diraih pemain pengganti. Para starter justru mendapat nilai 1 dan dua pemain yaitu Matic dan Martial tidak mendapat nilai sama sekali.
Penyebab kekalahan United masih sama dengan sebelum-sebelumnya. Pertahanan yang ceroboh serta lini tengah yang kurang kreatif membuat lini depan United tidak bisa berbuat banyak selama pertandingan. Bahkan mereka baru melepaskan tembakan ke gawang pada menit ke-86. Hal ini yang membuat saya tidak terlalu ingin membahas pertandingan kemarin secara taktikal.
Meski begitu, kekalahan ini disikapi sangat menarik oleh banyak kalangan. Dari pengamat sepakbola, legenda, pendukung rival, serta warganet yang mendukung United dari jauh, nampaknya terkesima dengan hasil akhir di Goodison Park. Hal ini yang membuat saya merasa pertandingan ini masih menarik untuk dibahas meski tidak secara taktikal.
Kekalahan telak ini seperti membuat mata banyak orang mendadak terbuka dari yang sebelumnya merasa terbutakan. Jika biasanya, pelatih atau manajer yang menjadi sasaran, maka tidak untuk kali ini. Tidak ada atau belum ada yang menyalahkan Solskjaer. Sasarannya kini berpindah ke para pemain dan manajemen United itu sendiri.
Beberapa akun pendukung United ramai-ramai bertanya kepada warganet, apakah mereka sudah boleh meminta maaf kepada Jose Mourinho dan Louis Van Gaal? Seolah-olah mereka sadar kalau selama ini mereka membuat kesalahan karena telah menjadi penyebab dari dipecatnya dua manajer yang katanya membawa keterpurukan bagi Setan Merah tersebut.
Baik Mourinho dan Van Gaal gemar mengkritik United. Mourinho pernah menyebut kalau manajer tidak didukung oleh manajemen yang memilih membela pemain. Di sisi lain, Van Gaal pernah berkata bahwa United saat ini adalah klub bisnis yang tidak memikirkan prestasi di atas lapangan.
Disisi lain, para pendukung klub rival juga tidak ingin ketinggalan memberikan cerita. Piers Morgan, artis terkenal Britania sekaligus pendukung Arsenal, mempertanyakan komitmen dan gairah para pemain United yang jarak tempuhnya delapan kilometer lebih sedikit dibanding Everton. Dalam akun twitternya, ia yakin kalau para pemain ini tidak akan punya masa depan yang panjang jika bermain seperti ini jika masih ditangani oleh Sir Alex Ferguson.
Jamie Carragher, Liverpudlian yang seharusnya senang jika United kalah, juga begitu heran melihat penampilan rivalnya. “Ini adalah penampilan United terburuk yang pernah saya lihat selama saya bekerja di Sky Sports,” tuturnya.
Studio Sky Sports saat itu diisi oleh tiga nama selain pembawa acara David Jones, yaitu Louis Saha, Graeme Souness, dan Jamie Carragher. Ketiganya punya kesimpulan yang sama kalau para pemain United tampil cukup buruk. “Sulit untuk berdiri di posisi Ole saat ini dan membayangkan penampilan tadi,” kata Saha ketika membahas gestur Ole yang sampai harus mendatangi fans untuk meminta maaf.
Yang menarik, Gary Neville seperti mendapat panggung gratis oleh Sky Sports untuk berorasi sebelum memandu jalannya pertandingan antara Cardiff City melawan Liverpool. Disitu dia berbicara panjang lebar, marah, dan menyebut kalau ada benalu yang mesti dicabut dalam tubuh Manchester United. Bagi mereka yang menyaksikan secara langsung melalui streaming di Sky Sports, kita disuguhi aksi Gary yang sedang melakukan konferensi pers layaknya manajer sungguhan.
“Saya kehabisan kata-kata. Ini adalah performa yang membuat Anda sebagai penggemar United marah. Fakta jika Ole sampai harus meminta maaf adalah hal memalukan. Ada benalu dalam tim ini yang perlu dicabut. Masalah yang ada di klub ini sangat mengakar. Lebih besar dari yang orang kira. Saya mendukung Ole dan saya harap ia mendapatkan dukungan yang layak yang tidak saya lihat didapat manajer sebelumnya.”
“Saya tidak mau menyebut nama benalu tersebut. Sudah banyak namanya muncul di media, tabloid, media sosial, dan di mana-mana. Lupakan talenta, pemain yang tidak punya sikap, pemain yang tidak punya etos kerja yang diinginkan klub ini. Mereka semua dapat diperlihatkan pintu keluarnya. Darah saya mendidih melihat permainan mereka.”
“Saat Jose Mourinho, manajer dengan pengalaman hebat, kehilangan kepercayaannya terhadap para pemainnya sendiri, Anda tahu ada masalah di sana. Saya kira apa yang dilihat Ole dalam laga hari ini memberikannya sudut pandang lain terhadap skuad yang ia miliki saat ini.”
Jika melihat reaksi orang-orang ini, maka bisa dipastikan kalau kekalahan Manchester United di Goodison Park pada 21 April 2019 menjadi pertandingan terburuk mereka setelah Sir Alex Ferguson pensiun. Harapan para penggemar untuk melihat adanya perbaikan di sisa empat laga terakhir nampaknya mulai terkikis melihat United mengalami penurunan pertandingan yang signifikan.