Foto: Irish Times

Kemenangan 2-0 atas Manchester City nyatanya tidak membuat penampilan United menjadi membaik. Segala pujian yang mereka dapat akhir pekan lalu menguap drastis ketika mereka tampil inkonsisten menghadapi AC Milan pada leg pertama Liga Europa.

Setan Merah Inggris membayar mahal buruknya penampilan mereka sepanjang 90 menit. United hanya bermain imbang 1-1 meski sempat unggul terlebih dahulu melalui gol pertama Amad Diallo bersama tim utama United. Keunggulan tersebut harus sirna di penghujung laga setelah sundulan Simon Kjaer mampu menaklukkan Dean Henderson yang sepanjang laga tampil sangat baik.

Namun, yang menjadi sorotan dari pertandingan ini bukan hanya sekadar hasil akhir melainkan juga bagaimana permainan United yang kesulitan mengimbangi Milan. Meski United punya alasan kalau mereka kehilangan 6 pemain, namun hal tersebut tentu tidak bisa menjadi patokan karena Milan juga kehilangan 4 pemain utamanya. Meski begitu, Rossoneri tampil lebih spartan dan enerjik dibanding tuan rumah.

Tanda-tanda itu sudah terlihat sejak awal pertandingan. Milan menggebrak melalui dua gol yang dicetak oleh Rafael Leao dan Franck Kessie. Meski dianulir karena offside dan handball, namun dua gol tersebut menjadi alarm kalau United masih memiliki celah di lini belakang. Pada proses gol Kessie misalnya, ada tiga pemain yang hanya melihat pemain Pantai Gading tersebut menendang bola tanpa memberi pengawalan.

Meski kualitas pemain mereka satu level di bawah United, namun Milan tidak inferior. Sebisa mungkin mereka akan memainkan build up cepat dengan memanfaatkan kombinasi Kessie dan Ibrahim Diaz sebagai playmaker. Masalah mereka hanya satu yaitu end passing di sepertiga akhir dan penyelesaian akhir yang kurang baik. Padahal, beberapa kali mereka mendapatkan ruang yang bisa dimanfaatkan apabila pemain Milan lebih tenang.

Di sisi lain, Ole memilih bermain lebih sabar untuk tetap bisa mengandalkan strateginya yang mengandalkan bola-bola pendek. Namun di sini Milan sukses meredam sistem permainan United melalui pressing man to man marking yang membuat United tidak bisa menahan bola lebih dari 5 detik. Selain itu, jarak antar lini yang cukup jauh juga menjadi masalah mengingat McTominay cenderung lebih bertahan dan beberapa kali lebih fokus membantu lini belakang.

Hal ini berimbas ke lini depan yang tidak banyak memberikan kontribusi. Trio Martial, Greenwood, dan James menghilang. Martial bahkan cedera hingga harus diganti Amad meski pemain Prancis ini sebenarnya tidak terlalu sering memegang bola. Namun lagi-lagi, ini semua juga tidak lepas dari press man to man Milan yang bekerja dengan baik.

15 menit babak kedua permainan United sedikit membaik. Gol pun datang melalui Amad Diallo yang mendapat bola daerah dari Bruno Fernandes. Seandainya itu Martial, belum tentu dia akan berlari membuka ruang untuk dirinya sendiri karena posisi badannya di lapangan kerap saling hadap-hadapan dengan Bruno.

Namun setelah itu, permainan United menjadi tidak bernyawa lagi. Sebaliknya, Milan justru kembali memegang kendali. Ole pun tidak punya pilihan untuk melakukan perubahan. Pasalnya, skuadnya sendiri juga sangat tipis. Ia bahkan memainkan tiga bek kiri sekaligus pada pertandingan ini yaitu Telles, serta Shaw dan Brandon Williams yang menjadi pemain pengganti. Tidak ada pemain yang memiliki kemampuan menjadi pembeda di lini tengah atau bahkan lini depan.

Ia juga mengganti Bruno Fernandes yang mengindikasikan kalau Ole sudah merasa cukup dengan skor 1-0 ini. Inilah yang membuat United memilih bertahan sembari menunggu adanya ruang untuk melakukan serangan balik memanfaatkan daya jelajah Shaw atau umpan-umpan terobosan yang sering dikeluarkan Fred.

Apes, United justru disamakan 1-1 melalui sundulan Kjaer memanfaatkan sepak pojok Rade Krunic. Satu gol away yang menguntungkan Milan karena leg kedua nanti merekalah tuan rumahnya. Bahkan melihat dominasi Milan yang membuat 15 percobaan tembakan, mereka justru lebih layak menang ketimbang United.

Bagi Ole, hasil imbang ini layak diraih kedua kesebelasan. Setidaknya mereka tidak kalah dan peluang untuk lolos masih 50:50. Ole hanya berharap pada leg kedua nanti pemain seperti Rashford, Cavani, Pogba, hingga Van de Beek bisa kembali mengisi skuad yang tampaknya butuh 2 hingga 3 kali transfer lagi untuk membangun skuad yang ideal.

Meski begitu, jika United tidak bisa keluar dari pressing Milan seperti pertandingan hari ini, bukan tidak mungkin perjalanan mereka di Europa League akan terhenti lebih dulu sebelum mencapai semifinal.