Foto: United in Focus

Ole Gunnar Solskjaer akhirnya bisa keluar dari sindrom angka 66 yang terjadi dalam dua era kepemimpinannya sebagai manajer Manchester United. Sayangnya, kesuksesan itu tidak diikuti dengan kemenangan. Semalam, Setan Merah hanya sanggup bermain imbang tanpa gol melawan Leeds United di Elland Road.

Tidak ada hujan gol layaknya pertemuan pertama. Berbeda dengan laga di Old Trafford yang menghasilkan 43 tendangan secara keseluruhan, maka laga semalam hanya menghasilkan setengah dari angka tersebut. Bahkan peluang on target saja hanya mencapai tujuh. Bandingkan dengan laga pertama yang menghasilkan 18 peluang on target.

Satu-satunya aspek yang sama dari pertandingan pertama hanyalah kendali permainan yang lagi-lagi menjadi milik United. Semalam, hampir keseluruhan pertandingan berada di kendali mereka. Leeds tidak banyak membuat peluang, di sisi lain bola hampir selalu berada di kaki para pemain Setan Merah.

Hanya, mereka kurang klinis. Inilah yang menjadi masalah United sehingga dominasi mereka di lapangan terlihat semu. Jika pada pertemuan pertama, mereka begitu mudah sampai ke sepertiga akhir, maka kali ini United kesulitan. Inilah yang menjadi sorotan Ole setelah pertandingan kemarin. Bagaimana tidak, United hanya membuat 4 shots on target.

“Saya pikir kami sudah bermain bagus, terutama pada babak kedua ketika kami mendominasi pertandingan. Kami tidak memberikan peluang kepada lawan dan kami membuat peluang bagus. Namun, saya berpikir kalau kehebatan kami di laga ini hanya sampai sepertiga akhir. Mendekati sisanya, segalanya kemudian berhenti,” ujarnya.

Tepat apa yang dikatakan Ole. Segalanya berjalan lancar dari lini belakang, lalu lini tengah. Namun ketika ingin memberi end passing, disinilah masalah United. Banyak faktornya. Mulai dari penyelesaian pemain United sendiri, atau aksi individu mereka yang tidak berjalan dengan lancar.

Mason Greenwood misalnya. Beberapa kali ia justru terpeleset ketika menguasai bola. Saat menerima cut back, sentuhannya justru membuat bola menjadi tidak bisa dikendalikan. Atau Daniel James yang tidak bisa menyelesaikan umpan silang dari Wan-Bissaka. Tercatat, pemain Wales ini punya dua kesempatan untuk mengubah peruntungan United. Selain gagalnya menerima umpan Wan-Bissaka, James juga sempat salah pengertian dengan Bruno Fernandes yang membuat penggawa Portugal tersebut sempat adu argumen dengannya.

Dimainkannya James sebenarnya cukup beralasan. United mungkin mengira kalau Leeds akan bermain terbuka dan menyerang layaknya ciri khas Bielsa sehingga bisa mengandalkan peran James melalui serangan balik menyisir dari sisi sayap. Akan tetapi, Ole salah perhitungan. Dalam beberapa pertandingan terakhir, Leeds era Bielsa memilih untuk menyeimbangkan kemampuan menyerang dan bertahan mereka. Inilah yang membuat Leeds tidak terlalu banyak mencetak gol dan juga tidak banyak kebobolan dalam lima laga terakhir mereka.

“Sulit bagi kami untuk bisa menciptakan peluang karena minimnya kesempatan bagus yang datang. Selain itu, Leeds juga bertahan dengan sangat baik.”

Bagi United, hasil ini tentu menjadi kerugian. Ole bahkan berujar kalau berkat hasil imbang ini City sudah pasti aman menjadi juara Premier League musim ini. Di sisi lain, Leeds cukup puas karena mereka setidaknya berhasil meneruskan penampilan apik mereka yang sukses mencuri poin dari Liverpool, Man City, dan Chelsea.

“Yang mengharukan bagi saya adalah kerja keras tim yang begitu luar biasa. Berkat energi yang besar, kita bisa menyeimbangkannya. Para pemain sudah membangun kelompok yang solid,” kata mantan manajer timnas Argentina ini.