Dengan kondisi yang tidak ideal, Manchester United masih bisa membawa pulang tiga poin setelah menang atas Villarreal di Estadio La Ceramica. Kemenangan ini tidak hanya membawa Setan Merah lolos ke babak 16 besar melainkan juga keluar sebagai juara grup F.
Kepastian menjadi juara grup tidak lepas dari hasil Atalanta melawan BSC yang berakhir imbang 3-3. Hal ini membuat United tidak akan tergoyahkan dari pucuk karena mereka unggul head to head atas Villarreal dan terpaut empat angka dari wakil Italia tersebut. Mereka setidaknya bisa bersantai ketika laga melawan BSC digelar di Old Trafford Desember nanti.
Hasil ini juga menjadi awal yang bagus bagi Michael Carrick yang mulai mendapat serangan kritik. Sebelum laga dimulai, banyak yang meragukan kapasitas Carrick menangani tim karena ia sekarang sudah naik pangkat termasuk mantan rekan setimnya dulu Paul Scholes.
Scholes menyebut kalau geng Carrick dan kawan-kawan harusnya ikut dipecat juga karena dia adalah bagian dari staf Ole Gunnar Solskjaer. Ia menyebut kalau orang-orang ini adalah orang-orang yang telah mengecewakan para penggemar United atas performa mereka di lapangan. Beruntung hasil ini membuat Carrick bisa membalas Scholes. Ia bahkan menyebut kalau kemenangan ini dipersembahkan untuk Ole.
Perubahan di beberapa sektor dilakukan Carrick. Telles bermain, VDB bermain, dan Bruno dicadangkan. Bahkan Martial lebih dipercaya menjadi striker dengan Ronaldo yang diminta bergeser ke sayap kiri.
Sebenarnya, tidak ada yang berubah secara signifikan dari cara main United semalam. Kalau waktu Ole menjadi caretaker United mainnya begitu luwes, rapi, bola kaki ke kaki yang memunculkan permainan cantik, maka United semalam tampil masih seperti ketika hari-hari terakhir Ole memimpin.
Carrick memainkan skema 4-3-3 yang akan berubah menjadi 4-4-2 atau bahkan 4-5-1 dengan VDB diberikan peran bebas. Akan tetapi, hal itu tetap tidak membuat United bisa menyerang tuan rumah dengan mudah. Lawan yang bermain High press lagi-lagi membuat United tidak bisa mengembangkan permainan.
Tidak hanya itu, beberapa kali pemain United berada dalam posisi yang kurang ideal untuk menerima umpan progresi sehingga ketika mereka mau mencoba masuk ke pertahanan lawan, pemain yang menguasai bola akan memilih untuk mengumpan bola ke belakang atau ke sayap karena tidak ada opsi lain.
United sendiri baru bisa keluar setelah 30 menit. Itupun minim ancaman. Akan tetapi, mereka sudah mulai bisa menembus sepertiga akhir lapangan Villarreal meski kurang dalam hal membuat big chances.
Meski begitu ada satu hal yang bisa menjadi angin perubahan bagi cara bermain United. Pada pertandingan kemarin, United bermain cukup sabar ketika menguasai bola. Meski terkena press dari Villarreal, namun sebisa mungkin United menguasai bola dengan memainkan umpan pendek ketimbang melepas umpan spekulatif.
Pressing United juga jauh lebih baik. Hampir semua pemain yang melakukan press berada dalam ritme yang sama. Biasanya, jika ada satu pemain yang melakukan press dengan kencang, maka yang lain akan kendor. Hal ini tidak terlihat semalam.
Kesabaran ini pula yang akhirnya membuahkan hasil. Pressing mereka membuahkan dua gol dari Cristiano Ronaldo dan Jadon Sancho. Yang menarik, dua gol ini lahir berkat kecerdikan Fred yang melakukan challenge. Ya, Fred! Pemain yang katanya menjadi titik lemah United musim ini.
Kemenangan ini tentu menjadi awal yang baik bagi karier sementara seorang Michael Carrick. Sayangnya, ia tidak bisa bersantai karena kurang dari sepekan ia sudah ditunggu Chelsea yang setelah pertandingan United berhasil membantai juara Serie A Italia, Juventus, dengan skor telak 4-0.