Manchester United tidak mengganti pemain di waktu normal pada final Europa League menghadapi Villareal pada Rabu (26/5) malam waktu Gdansk. Pergantian pemain baru dilakukan pada menit ke-100.

Manajer Manchester United, Ole Gunnar Solksjaer, menjelaskan mengapa ia tidak mengganti pemain di waktu normal, dan baru menarik Mason Greenwood pada menit ke-100. Solskjaer merasa kalau skuadnya punya potensi yang cukup sehingga pergantian pemain belum diperlukan hingga menit ke-100.

Di pertandingan tersebut, United kalah 11-10 lewat adu penalti. Namun, strategi pergantian pemain ala Solskjaer ini dikritik banyak pihak.

Solskjaer baru memasukan Fred dengan menggantikan Greenwood pada menit ke-100. Pergantian selanjutnya baru terjadi empat menit sebelum babak kedua perpanjangan waktu usai. Ole memasukkan Axel Tuanzebe dan Daniel James untuk menggantikan Eric Bailly dan Paul Pogba. Sementara sesaat sebelum wasit meniup peluit tanda pertandingan usai, Juan Mata dan Alex Telles masuk menggantikan Scott McTominay dan Aaron Wan Bissaka.

Banyak yang terkejut karena Marcus Rashford main penuh, bahkan sampai mengambil tendangan penalti. Padahal, di pertandingan itu ia main buruk, salah satu penampilan terburuk dalam kariernya. Dengan memainkan Rashford dar Greenwood bersamaan, Solskjaer jadi kekurangan opsi penyerang di bangku cadangan.

“Kami merasakan para pemain di luar sana. Anda punya Mason dan Markus, pemenang pertandingan. Bruno, Edi, bisa menciptakan segalanya, Scott aku rasa merupakan pemain terbaik di atas lapangan, dan Paul.”

“Sulit untuk membuat perubahan, terutama ketika Fred mengalami cedera selama sepekan, tapi dia masuk dan bermain bagus. Kami hanya tak bisa menciptakan cukup peluang untuk memenangi pertandingan.”

“Saat mereka punya [Pau] Torres dan [Raul] Albiol di sana untuk memberi umpan silang, itu selalu sulit. Kami harus berlari ke kotak penalti lebih cepat.”

“Anda punya pemain dengan kualitas tinggi di sana. Kami memulainya dengan banyak pencetak gol, pemenang pertandingan, dan kami berharap itu akan memberikan kami keuntungan. Kami hanya tak bisa mencetak gol pertama.”

“Kecewa karena kami kebobolan dengan satu-satunya tendangan mereka yang mengarah ke gawang. Setelah kami mencetak gol, terlihat tampaknya pertandingan ini menjadi milik kami. Scott McTominay jelas luar biasa di sana. Buatku, dia pemain terbaik di atas lapangan.”

Kegagalan meraih trofi Europa League membuat United mendekati “rekor” Sir Alex Ferguson yang puasa gelar selama lima tahun antara 1985 dan 1990. Hal ini hampir membuat Fergie dipecat. Selain itu, United juga kalah dalam dua final terakhir.

Solskjaer mengalami kekalahan dalam dua final sebagai pemain Manchester United. Pernah mengalami hal ini membuat Ole meminta para pemainnya mengalihkan hasil negatif dari Gdansk ke musim yang positif.

“Kekecewaan itu adalah perasaan yang buruk. Ada momen yang Anda ingat sebagai pemain dan sebagai manajer, dan ada dua jalan: Anda bisa memaafkan diri sendiri, berlibur, dan tak memikirkannya, atau Anda bisa pulang, melakukan sesuatu, kembali lebih baik, lebih kuat, lebih lapar, siap untuk menit pertama pertandingan karena kita tahu bahwa kita tidak memulai musim ini dengan hebat.”

“Kami tertinggal terlalu jauh untuk menjadi penantang liga, jadi kami harus memulai dengan sangat baik.”