Di game FIFA, mungkin kita pernah memasang seorang striker di luar posisinya seperti di posisi gelandang, bek tengah atau bahkan kiper. Tapi pernahkah terbayang di benak kita kalau hal ini juga bisa terjadi di dunia sepakbola yang nyata?
Mungkin pertanyaan itu bisa dijawab oleh Dimitar Berbatov. Karena ternyata, ia pernah merasakan sendiri bermain jauh di luar posisinya sebagai striker. Ia bahkan menceritakannya sendiri, sebuah kisah 10 menit paling aneh dalam karirnya ketika masih berseragam Manchester United.
Kisah itu bermula pada suatu malam di bulan September tahun 2011. Di mana waktu itu Sir Alex Ferguson berada dalam keadaan yang sedikit terjepit. United memimpin laga vs Leeds dengan skor 3-0 di putaran ketiga Piala Liga. Namun sayangnya, mereka telah kehabisan tiga pergantian pemain.
Situasi sulit bertambah saat debutan baru Zeki Fryers mengalami cedera, dan itu berarti United kehilangan kekuatan di lini belakang. Di sinilah kisah aneh itu berlangsung. Dimitar Berbatov kemudian dipanggil Fergie. Dan posisinya harus ditukar jauh ke belakang untuk menutup celah yang ditinggalkan Fyres yang cedera.
Mungkin semua orang bertanya-tanya, memangnya Berbatov bisa bermain sebagai pemain bertahan? Jelas semua itu terjawab, dan pemain asal Bulgaria tersebut justru menghasilkan keterampilan yang luar biasa. Seorang yang biasanya beradu dengan bek tengah di kotak penalti lawan, berubah seketika menjadi bek tengah solid yang melindungi kotak penalti timnya sendiri.
Sebagai senior di tim yang penuh oleh pemain muda –termasuk Paul Pogba yang membuat debut profesional pertamanya–, Berbatov dengan sukarela memilih jadi bek. Ia berduet dengan Michael Carrick, dan saat itu, secara teknis mereka berdua menjalin kemitraan dengan baik.
“Saya selalu tahu bahwa di beberapa titik, saya akan bermain sebagai bek dan saya akan memberi tahu Anda alasannya. Karena ayah saya dulu adalah seorang bek, dan dalam sesi latihan dia lebih banyak memberi tahu tentang menjadi seorang bek,” ujar Berbatov dikutip dari talkSPORT.
“Dia lebih sering seperti itu, dan Anda dapat bertanya kepada semua rekan tim saya, saya selalu memiliki permainan kecil dalam setiap latihan yang saya lakukan. Anda pasti kaget, karena saya di sana pergi dan bermain sebagai bek di pos pertahanan.”
Bukan tanpa alasan kenapa Dimitar Berbatov agak sedikit mahir bermain sebagai bek. Karena ternyata ayahnya, yakni Ivan, pernah bermain sebagai bek untuk klub bernama Pirin dan CSKA Sofia di Bulgaria pada era 1980-an. Itu artinya, Berbatov memiliki bakat bertahan keturunan dari sang ayah.
“Saya bermain sebagai bek tengah karena saya ingin melihat bagaimana seorang bek akan berpikir tentang apa yang dia butuhkan ketika melawan striker. Jadi dengan cara ini, saya bisa memahami semua yang perlu saya lakukan ketika saya bermain melawan bek di atas lapangan,” ungkap Berbatov.
Di sisi lain, Berbatov dan Carrick sendiri berhasil menjaga clean sheet selama 10 menit terakhir pada laga Manchester United vs Leeds di Piala Liga. Penampilan ini, jika ditonton oleh orang awam, mungkin akan dianggap sebagai penampilan dua orang bek alami.
Itu karena apa yang ditampilkan oleh Berbatov dan Carrick benar-benar sangat baik. Leeds, yang secara konsisten berada di papan tengah Championship pada masa itu, merasa kesulitan. Bahkan mereka cenderung gagal menembus pertahanan dua pemain United yang bukan bek tersebut.
“Saya cukup bagus dalam bertahan jika Anda mengingat pertandingan itu. Saya bermain seperti Franco Baresi yang berduet dengan Franz Beckenbauer (Carrick) dalam satu kesatuan. Sejujurnya saya sangat menikmatinya. Saya tidak akan pernah lupa. Saya sangat senang Anda mengingatnya juga, karena saya sangat menikmatinya,” tandas Berbatov.