Foto: The Cult of Football

Dimusuhi mungkin adalah hal paling tidak mengenakkan. Karena jika seseorang dimusuhi, ia tidak akan merasa aman dalam hidupnya. Dan dengan “perasaan tidak aman”, nantinya akan memunculkan banyak masalah. Terutama pada mentalnya yang akan mempengaruhi sikap serta perilakunya di kemudian hari.

Nah, biasanya dimusihi bisa timbul karena banyak faktor. Salah satunya adalah masalah pribadi. Hal semacam ini pastinya pernah kita rasakan dan bahkan sering kita alami di berbagai macam lingkungan tempat kita tinggal. Termasuk di dunia sepakbola.

Bisakah kita membayangkan bagaimana rasanya jika kita dimusuhi oleh rekan kerja kita? Atau dikacangin oleh teman kita? Dan bahkan dijauhi oleh keluarga kita sendiri? Sudah pasti kita akan merasa sedih dan kesal dengan keadaan ini.

Mungkin begitulah gambaran yang pernah dirasakan oleh mantan kiper Manchester United yakni Andy Goram. Di mana ia pernah mendapatkan “sambutan” dingin dari Roy Keane ketika ia tiba di United setelah kepindahannya dari Rangers. Bahkan waktu itu keduanya tidak berbicara selama tiga bulan.

Andy Goram sendiri adalah kiper yang pernah memenangkan lima gelar liga Skotlandia bersama Rangers pada 1990-an. Ia kemudian singgah ke Old Trafford dengan durasi yang singkat pada musim 2000/2001. Dan kedatangannya ini ternyata tidak disambut hangat oleh Keane yang saat itu menjabat sebagai kapten tim.

Diceritakan langsung oleh Goram bahwa tatapan Keane kepadanya sangatlah mematikan. Setelah diusut, ternyata Keane merupakan penggemar dan suporter Celtic sejak ia masih kecil. Dan dari kejadian ini, mereka berdua seolah sepakat bahwa “tidak ada gunanya” berbicara satu sama lain.

“Kami (antara Goram dan Keane) tidak memiliki kesamaan satu sama lain. Keyakinannya (tentang Celtic) dan keyakinan saya (tentang Rangers) terpisah satu mil jauhnya. Kami berdua sangat berbeda,” jelas Andy Goram dilansir dari Sport Bible.

Andy Goram waktu itu sudah berusia 36 tahun ketika ia direkrut oleh Manchester United. Untungnya, ia datang sebagai jaminan pinjaman jangka pendek untuk mengisi posisi Fabien Barthez dan Raimond van der Gouw yang cedera. Jadi waktunya di klub hanya berjalan tiga bulan.

Walaupun tetap saja ada sepenggal cerita yang sulit terlupakan oleh Goram. Terutama saat Steve McClaren (asisten manajer United waktu itu) memperkenalkannya kepada rekan satu tim barunya di United. Suasanan berubah agak tegang, seperti layaknya seorang pria yang sedang berada di depan calon mertuanya.

Mantan penggawa timnas Skotlandia itu merasakan perbedaan sikap yang begitu tidak enak dari Roy Keane. Dan ia kemudian menjelaskan bahwa sekali lagi, semuanya itu disebabkan karena kesetian Keane pada Celtic. Sementara Goram adalah seorang penggawa dari klub rival Celtic yaitu Rangers.

“Saya ingat betul momen menegangkan ini. Saya bertemu semua pemain di ruang ganti, dan waktu itu Steve McClaren mengajak saya berkeliling. Saya tahu sebagian besar dari mereka, seperti Neville bersaudara dan beberapa pemain lainnya. Karena saya bermain kriket dengan ayah mereka,” tandas kata Goram di podcast Anything Goes.

“Tapi ketika saya datang ke hadapan Roy Keane, Anda harus tahu apa yang terjadi. Saya mencoba berjabat tangan, dan dia hanya melihat saya. Saya pun lalu berkata, ‘Tidak ada gunanya kan?’ Maka setelah itu dia menjawab, ‘Tidak’. Dan akhirnya kami tidak pernah berbicara selama tiga bulan.”

Begitulah sedikit cerita dari Roy Keane yang membuat Andy Goram merasa “dimusuhi”. Suatu alasan di balik mengapa mereka berdua memang tidak akan pernah bisa berbicara satu sama lain. Dan dalam buku otobiografinya yang dikutip dari Pundit Arena, Goram juga menjelaskan lebih lanjut tentang bagaimana Keane “benci melihatnya” berada di Manchester United.

“Matanya seperti hiu yang sedang lapar. Mati, tanpa emosi, dan dia selalu memelototi saya. Dia hadir tanpa jabat tangan dengan saya. Dan begitulah uncapan selamat datang di Manchester United versi gaya Roy Keane,” tulis Goram.