Penunjukan John Murtough dan Darren Fletcher, masing-masing sebagai direktur sepakbola dan direktur teknis Manchester United, menjadi pertanda baik bagi masa depan kesepakatan transfer klub. Penunjukan tersebut juga merupakan salah satu bukti keseriusan klub dalam berjuang memperoleh aset pemain terbaik untuk memperkuat tim utama.
Sedikit mengingat kembali bahwa sejarah transfer United baru-baru ini telah ternodai oleh kegagalan dan keanehan pemain yang direkrutnya. Seperti contohnya ketika mereka meminjam Radamel Falcao, membeli Alexis Sanchez dari Arsenal, atau merekrut Bastian Schweinsteiger.
Sebagian besar transfer United pasca era Sir Alex Ferguson tersebut sangat dinilai buruk. Namun, segalanya mulai menjadi lebih baik ketika Ole Gunnar Solskjaer mengambil alih kursi manajer. Pria asal Norwegia itu bahkan telah merombak skuat warisan Jose Mourinho. Meskipun di satu sisi, ia belum sepenuhnya mendapat hasil yang baik.
Yang jelas dalam dua tahun terakhir, terdapat tiga keputusan terbaik yang dibuat United di bursa transfer. Dan itu tidak lepas dari peran Ole Gunnar Solskjaer sebagai manajer tim Setan Merah. Jadi, apa saja keputusan terbaik sang manajer di bursa transfer?
Perekrutan Bruno Fernandes
Mari kita mulai dengan yang paling jelas, yaitu pembelian Bruno Fernandes. Dijamin, semua suporter United akan sepakat bahwa pembelian pemain asal Portugal itu adalah keputusan paling berhasil yang dilakukan oleh Solskjaer. Dengan biaya awal sebesar 47 juta paun di muka cukup untuk membawanya ke Old Trafford dari Sporting Lisbon.
Fernandes dinilai sebagai satu contoh kesuksesan negosiasi dalam merekrut pemain kelas atas yang mungkin bisa dijadikan parameter untuk setiap bursa trasnfer. Maka dengan ditambah peran dari John Murtough sebagai direktur sepakbola, besar kemungkinan negosiasi guna mendapatkan pemain serupa bisa berjalan dengan lancar.
Di samping itu, Fernandes adalah pemain yang sering memberikan kontribusi besar untuk United. Ia bahkan diplot sebagai wakil kapten oleh Solskjaer karena pengaruhnya di tim utama. Sudah banyak torehan gol dan asisnya sejauh ini. Dengan penampilan pemainnya itu, United mampu membuat klub-klub besar Premier League sangat cemburu.
Membuang pemain tidak terpakai di musim panas 2019
Cukup adil untuk mengelompokkan pemain-pemain seperti Chris Smalling, Matteo Darmian dan Alexis Sanchez ke dalam pemain yang minim kontribusi. Bagaimana tidak, mereka semua dibuang oleh United pada musim panas 2019. Dan semuanya pergi ke negara yang sama, yaitu Italia.
Bagi Solskjaer, mereka bertiga adalah pemain “peninggalan zaman sebelumnya”. Masing-masing didatangkan oleh Sir Alex Ferguson, Louis van Gaal dan Jose Mourinho. Mereka mewakili pemikiran kacau dan kesalahan masa lalu yang pernah dibuat oleh para pembuat keputusan transfer United.
Chris Smalling akhirnya pergi dan mendapat tempat nyamannya di AS Roma. Lalu Matteo Damian pergi ke Parma (saat ini dipinjamkan ke Inter Milan), dan Alexis Sanchez hijrah bersama Romelu Lukaku ke Inter Milan. Smalling dan Sanchez awalnya pergi dengan status pinjaman, sebelum kemudian dilepas permanen di musim selanjutnya.
Mendatangkan Alex Telles
Merekrut Alex Telles dari FC Porto, sebagai bagian dari bisnis tranfser yang berdiri sendiri, agaknya terlihat cukup biasa-biasa saja. Pada Oktober 2020, United menyetujui kesepakatan dengan Porto senilai 13,6 juta paun plus bonus tambahan untuk bek kiri asal Brasil tersebut. Tapi meski terlihat biasa-biasa saja, United selalu bermain baik tiap kali ia tampil musim ini.
Selain itu, menurut salah satu pundit dari MEN Sports Dominic Booth, kedatangan Telles berhasil mempengaruhi Luke Shaw di pos bek kiri. Termasuk mempengaruhi bagaimana pemain asal Inggris tersebut bisa sukses dalam menemukan bentuk terbaiknya.
Ditambah lagi, Luke Shaw sangat bersemangat ketika ia melihat Alex Telles masuk ke tempat latihan atau ke dalam starting XI. Namun uniknya, ia justru yang selalu menjadi pilihan pertama Solskjaer. Maka kehadiran Telles bisa dianggap sebagai pembawa berkah, baik untuk tim United maupun untuk Shaw.