Manchester United secara tidak terduga akan menghadapi Wrexham AFC dalam tur pramusim di Amerika Serikat pada Rabu (26/7) pagi waktu Indonesia. Tentu, ini jadi sebuah pertanyaan, mengapa United menghadapi tim yang musim lalu cuma main di divisi semi-pro?

Pesona Wrexham sebenarnya terletak pada pemiliknya. Wrexham dimiliki oleh bintang Hollywood, Ryan Reynolds dan Rob McElhenney. Keduanya secara resmi memiliki Wrexham pada Februari 2021. Magnet Ryan Reynolds bahkan membuat Wrexham ada di gim FIFA 22 di bagian “Rest of World”. Wrexham menjadi tim non-league pertama yang ada di seri gim FIFA.

Proses yang dilakukan Wrexham akhirnya menemui hasil ketika pada 22 April 2023, mereka berhasil promosi ke Football League, tepatnya ke League Two atau tingkat keempat di sepakbola Inggris.

Hal ini sesuai dengan tujuan Reynolds dan McElhenney untuk menjadikan Wrexham sebagai “kekuatan global”. Banyak yang mempertanyakan motif keduanya saat membeli Wrexham. Ada ketakutan kalau ini cuma gimmick untuk meningkatkan popularitas Reynolds di Inggris. Namun, 98,6 persen dari dua ribu suporter Wrexham yang tergabung dalam Wrexham Supporters Trust, menyetujui akuisisi tersebut.

Pertanyaannya, kenapa Wrexham?

Proyek yang Cocok untuk Reynolds

Kalau melihat secara sejarah, Wrexham adalah proyek yang cocok untuk Reynolds. Wrexham adalah klub profesional tertua ketiga di dunia setelah Sheffield dan Notts County. Mereka pun main di stadion internasional paling tua di dunia!

Meski sudah berdiri lebih dari 150 tahun, tapi Wrexham tidaklah sukses di atas lapangan. Mereka tak pernah main di divisi teratas Liga Inggris. Prestasi tertingginya adalah juara Divisi Tiga pada 1978 dan Football League Trophy pada 2005.

Faktor Humphrey Ker

Humphrey Ker adalah penulis, aktor, serta teman Reynolds juga McElhenney. Dia adalah alasan mengapa Reynolds dan McElhenney membeli Wrexham.

Ceritanya, saat Ker bekerja dalam sebuah pertunjukkan dengan McElhenney, ia mengenalkan temannya tersebut pada sepakbola. Saat pandemi, McElheney pun menonton sejumlah film dokumenter sepakbola dan mulai tertarik.

“Rob jatuh cinta padanya. Ia menghubungiku kembali keesokan harinya dan mengatakan, ‘Benar, mari beli sebuah tim,” cerita Ker.

Ker lalu mencari kesebelasan untuk dibeli, sementara Reynolds baru bergabung sesaat setelahnya. Rob ingin sebuah tim yang punya hubungan dengan para penggemarnya. Semua tim punya sistem seperti itu, tapi Wrexham terlihat paling menonjol. Jadilah Ker menyarankan McElhenney untuk membeli Wrexham.

Kepada The Athletic, Reynolds bilang bahwa mereka memang berniat membeli tim papan bawah dan ingin menjadikannya kekuatan global.

“Aku berpikir kalau itu sangat tidak terduga dan sangat menarik dan aku suka membangun bisnis dan inilah bisnisnya.”

“Ada begitu banyak keberhasilan klub ini dengan setiap individu di Wrexham. Banyak hal yang harus dilakukan, tapi aku tidak mengeluh. Itu adalah salah satu perjalanan terbesar dalam hidupku,” kata Reynolds.

Efek Bintang Hollywood

Sejak kehadiran Reynolds dan McElhenney, Wrexham naik tingkat dari tim non-league yang medioker menjadi tim yang dipandang dunia. Wrexham sampai dibuatkan dokumenter televisi berjudul “Welcome to Wrexham”.

Seri ini disiapkan untuk tayang sebanyak dua musim oleh FX. Reynolds dan McElhenney ingin menyoroti cerita orang-orang Wrexham tentang kota tersebut.

Penayangan dokumenter tersebut membuat penjualan merchandise klub meroket. Akun media sosial Wrexham juga naik secara drastis. Sebulan setelah dokumenter tayang, klub menyebut kalau total penjualan merchandise mencapai 360 ribu paun. Padahal selama 12 bulan, Wrexham cuma mendapatkan 59 ribu paun.

Dokumenter tersebut membuat sejumlah selebriti seperti David Beckham, Will Ferrell, Blake Lively, dan Charlie Day, menonton laga Wrexham. Suporter Wrexham kian beragam, salah satunya Joe Donoghue yang berasal dari Alabama, Amerika Serikat.

“Hal terbesar yang menarik perhatianku adalah menonton film dokumenter. Anda bisa tahu seperti apa suasananya, apa yang Rob dan Ryan coba lakukan dengan masyarakat dan yang ingin aku lakukan hanyalah datang dan mengalaminya secara langsung,” kata Joe.

Reynolds dan McElhenney Serius

Wrexham sendiri gagal promosi pada 2022 silam usai kalah pada semifinal play-off. Banyak yang menyangka kalau Reynolds dan McElhenney akan kehilangan minat dan hanya memantaunya dari jauh. Namun, kenyataannya tidak demikian. Kedua pemilih mendukung klub dengan berinvestasi pada tim, stadion, dan komunitasnya.

Keduanya berjanji untuk mengembangkan semua area klub dan ini terlihat dari kesuksesan dan perkembangan tim putri. Pada bulan Februari, klub mengumumkan bahwa para perempuan akan menjadi semi-pro dan ini diikuti oleh rekor yang dipecahkan dan gelar liga.

Keduanya membenahi kekurangan dari pemilik sebelumnya. Mereka terus menerus terbang melintasi Atlantik untuk menghadiri pertandingan dan selalu berhubungan dengan staf dan para pemain.

Gaya manajerial seperti ini yang akhirnya terbayar di musim lalu ketika Wrexham menjuarai National League. Lebih dari itu, mereka berhasil masuk ke jajaran elit di Football League.

***

Untuk “merayakan” keberhasilan tersebut, Wrexham pun menjalin pertandingan pramusim menghadapi Manchester United. Sebelumnya, mereka membuat video yang menapilkan Reynolds dan McElhenney tengah video call dengan Sir Alex Ferguson.

Pertemuan ini mengingatkan suporter Wrexham pada 1957 silam. Saat itu, Wrexham menghadapi Manchester United di babak keempat Piala FA. Laga yang digelar di Racecourse Stadium tersebut memecahkan rekor penonton dengan 34.445 suporter yang hadir!

Kini, laga melawan United akan digelar di Snapdragon Stadium, California. Wrexham tak perlu takut dibantai karena lawan yang akan mereka hadapi kemungkinan besar adalah para pemain akademi. Soalnya, United akan menghadapi Real Madrid sehari setelahnya.

Sumber: ITV.com