Foto: Football5Star

Masuknya Bruno Fernandes seketika membuat penggemar Manchester United melupakan sosok Paul Pogba. Sebelumnya, sumber kreativitas United dari lini tengah dipegang oleh gelandang asal Prancis ini. Namun semenjak Pogba mengalami cedera dan sulit untuk sembuh, Bruno dengan mulus langsung menguasai lini tengah United dan langsung memberikan dampak kepada permainan tim secara keseluruhan.

Dengan adanya Bruno, timbul pertanyaan dalam pikiran penggemar Manchester United: Mau ditempatkan di mana Paul Pogba ketika ia sembuh nanti? Posisi mereka memang berbeda. Pogba sebagai gelandang nomor delapan, sedangkan Bruno ditempatkan di belakang striker. Namun peran mereka yang sama-sama fokus untuk menyerang dan sebagai playmaker dalam timnya membuat United harus memutar otak untuk menemukan formasi dan taktik yang ideal.

Tidak sedikit yang menginginkan Pogba untuk dijual saja. Persoalan attitude dan keinginan untuk pindah yang sudah diutarakan musim panas lalu membuat penggemar United kecewa. Namun Solskjaer sendiri tampak masih menginginkan Pogba dalam timnya. Bruno sendiri mendukung hal itu. Dia merasa kalau Pogba memiliki tipikal permainan yang berbeda dengannya. Ia bahkan menyebut kalau pemain sepakbola itu tidak bisa disamakan satu dengan yang lainnya.

“Saya merasa kalau saya pemain yang berbeda dari yang lain. Cetakan setiap orang itu berbeda. Mungkin saya adalah pemain yang lebih banyak mengambil risiko sedangkan pemain yang lain tidak. Mungkin saya lebih sering menembak, sementara pemain yang lain lebih suka melewati pemain ketimbang menembak. Beberapa dari mereka lebih banyak melakukan tekel, ada juga yang tidak. Semua orang berbeda, beberapa pemain serupa tetapi mereka tidak pernah menjadi pemain yang sama,” kata Bruno.

“Saya lebih suka mengambil risiko, membuat umpan terakhir dan mencoba untuk memberikan lebih banyak asis kepada rekan satu tim saya. Untuk memenuhi hal itu, saya harus jadi pemain yang berani mengambil risiko. Tidak masalah bagi saya jika orang-orang di luar tidak senang dengan umpan saya. Saya akan menghargai pendapat mereka tetapi saya akan terus berusaha.”

Masih ada memang yang belum bisa menerima Bruno. Fakta kalau catatan kehilangan bolanya adalah salah satu yang terbanyak, membuat penggemar United merasa kalau dia juga bisa merugikan timnya sendiri kedepannya. Namun seperti yang sudah ia katakan, mudahnya ia kehilangan penguasaan bola disebabkan karena keberaniannya mengambil risiko untuk melepaskan umpan-umpan ke depan.

“Biasanya, semua orang akan mengatakan kalau orang-orang yang menguasai bola tidak akan cukup baik ketika tidak menguasai bola. Tetapi, ada dalam pikiran saya tentang apa reaksi saya ketika saya kehilangan penguasaan bola itu. Menjadi lapar dan bereaksi cepat adalah sesuatu yang perlu Anda lakukan.”

Selain itu, ia juga berusaha untuk terus menjadi pemain yang lebih baik lagi setiap pekannya. Laga melawan Derby County dan Manchester City beberapa waktu lalu adalah bukti kalau Bruno tetap seorang manusia biasa. Pergerakan dan permainannya tidak sebaik laga-laga sebelumnya meski menyumbang satu asis pada laga derby.

“Ketika Anda berpikir kalau saya tidak bermain dengan sangat baik, maka saya harus menonton semuanya dan melihat apa kesalahan saya. Ketika saya bermain buruk, saya tidak akan menonton lagi pertandingan tersebut dan hanya berpikir untuk melakukan yang lebih baik lagi. Saya tahu apa yang harus saya lakukan, karena saya sadar kalau saya salah.”

“Mungkin kamu membuat asis, tapi Anda harus melihat apakah asis tersebut bisa lebih baik lagi karena terkadang, Anda melakukan hal yang baik tapi Anda tidak bisa membuat yang lebih baik lagi. Sulit untuk menjelaskannya tapi saya harus melihat detail untuk menjadi lebih baik lagi,” tuturnya.

Kebersamaan dengan Diogo dan Konflik dengan Pep Guardiola

Salah satu faktor yang membuat Bruno mudah beradaptasi dengan Manchester United adalah lingkungan tim yang mendukung. Salah satunya adalah banyaknya pemain yang bisa berbahasa Portugis dan Spanyol. Bruno sendiri diketahui sering berangkat latihan bareng dengan Diogo Dalot. Bahkan Dalot disebut sering membawakan makan siang kepada Bruno meski kemudian dibantah oleh si pemain.

“Peran pelatih memang sangat penting untuk pemain yang baru masuk. Tapi yang lebih penting adalah rekan setim yang percaya diri. Itu jauh lebih baik bagi Anda untuk beradaptasi di sini.”

“Saya punya mobil tetapi Diogo ingin mengajak saya untuk pergi ke latihan bersama-sama. Biasanya kami datang lebih awal dan kadang Phil Jones yang datang lebih dulu dari kami. Diogo ingin ditemani, jadi saya pergi bareng untuk sarapan atau pergi ke pusat kebugaran.”

“Dia banyak membantu saya. Pada hari-hari pertama di klub, saya tidur di rumahnya karena saya hanya menginap di hotel. Dia mengajak saya untuk ke rumahnya dan dia membantu segalanya. Saya senang memiliki Diogo karena dia banyak membantu saya,” tuturnya.

Selain mendapat teman baru, Bruno juga langsung terlibat perseteruan dengan lawan dalam satu bulan pertamanya bersama United. Pada laga melawan Manchester City, ia terlibat konflik dengan Pep Guardiola. Bruno yang kesal saat itu membuat tanda menempelkan jari telunjuknya ke bibir sebagai isyarat kepada Pep agar diam dan tidak banyak bicara.

“Saya membicarakan masalah ini dengan rekan setim dan beberapa orang berpikir kalau Pep memenangkan segalanya. Siapa Bruno ini? Mungkin itu yang ada dalam pikirannya. Tapi ini semua tentang rasa hormat. Ketika saya berada di luar lapangan, saya tidak akan melakukan ini lagi. Tapi pada saat itu,, kata-katanya membuat saya marah dan saya gugup saat itu.”

“Saya menghormati Pep tapi pada saat itu, dia tidak menghormati saya dan dia tidak pantas saya hormati. Bagi saya, tidak masalah apa yang terjadi di lapangan, sekarang masalah sudah berakhir. Saya menghormatinya, jadi tidak masalah apa yang dia katakan, kata Bruno.