Sejarah unik diciptakan oleh stasiun televisi Inggris selaku pemegang hak siar Premier League yaitu Sky Sports. Pada hari ini delapan tahun yang lalu, mereka menayangkan pertandingan big match Premier League musim 2009/2010 antara Arsenal melawan Manchester United dengan format tiga dimensi.
Akan tetapi, siaran tersebut hanya bisa disaksikan di sembilan pub saja yang tersebar di lima kota di Inggris dan Republik Irlandia yaitu Manchester, Cardiff, London, Edinburgh, dan Dublin. Keputusan Sky untuk menayangkan pertandingan sepakbola dalam format 3D merupakan langkah pertama bagi mereka setelah meluncurkan stasiun khusus 3D pada bulan April.
Jelang pertandingan, Sky mengirimkan dua feed langsung ke Emirates Stadium. Satu untuk pelanggan Sky Sports yang non 3D sementara yang lainnya dikhususkan untuk sembilan pub tadi untuk menyiarkan laga dalam format 3D. Mereka juga mengirimkan dua kamera, dan dua tim produksi untuk menghasilkan siaran secara bersamaan (3D dan non 3D). Alan Smith dan Alan Parry didaulat sebagai komentator pertandingan.
Sir Alex Ferguson dan Arsene Wenger dengan kacamata 3D
“Saat kita bergeser dari tayangan hitam putih ke siaran berwarna, itu menjadi peralihan luar biasa yang saat itu ingin dilihat orang. Sekarang, kita akan melakukan peralihan penting berikutnya yaitu dengan teknologi 3 dimensi. Tayangan ini menghadirkan kedalaman suasana yang berbeda dari siaran tradisional,” kata Direktur Operasional Sky Sports saat itu, Darren Long.
“Ketika Anda menonton golf dalam nuansa dua dimensi, maka akan terkesan datar-datar saja dan terlihat seolah-olah mudah. Namun ketika Anda melihatnya dalam format 3D, maka Anda dapat melihat setiap tonjolan dan kontur pada lapangan dan Anda akan sangat menghargai keahlian mereka,” ujarnya.
Butuh dua tahun bagi Sky untuk membuat gebrakan tersebut. Tim mereka bahkan harus berguru ke Amerika Serikat dan belajar langsung dari James Cameron. James adalah orang di balik terciptanya film-film hebat seperti Titanic, Terminator, hingga Avatar.
Penonton yang ingin menyaksikan pertandingan tersebut nantinya diberikan kacamata khusus. Selain di Inggris dan Irlandia, Amerika Serikat juga menggelar hajat eksklusif tersebut bertempat di stadion Dallas Cowboys.
Beruntung bagi orang-orang yang bisa menyaksikan pertandingan tersebut. Laga berjalan tidak membosankan. Ada empat gol yang tercipta, tiga untuk United, dan satu untuk Arsenal. Para penonton terbawa suasana dan ikut terlibat di atas lapangan bersama Wayne Rooney, dkk. “Saya kira ini semua hanya lelucon, tapi ternyata sensasional. Kamu benar-benar merasa seperti ada di dalam pertandingan,” kata salah satu penonton yang menyaksikan laga tersebut.
Pada pertandingan tersebut, Setan Merah membuka keunggulan melalui Nani. Mengecoh Gael Clichy dan Samir Nasri di sayap kanan, winger Portugal ini melepaskan chip yang tidak bisa dijangkau Manuel Almunia sesaat setelah melewati Denilson Neves.
Nani kemudian mengkreasikan gol kedua yang diciptakan Wayne Rooney. Proses gol ini tercipta sangat rapi karena berawal dari gagalnya serangan Arsenal. Keunggulan United bertambah setleah Park Ji Sung mencetak gol tujuh menit setelah babak kedua dimulai. Lagi-lagi melalui serangan balik. Satu gol Arsenal dari Tomas Vermaelen hanya cukup untuk memperkecil keunggulan.
Sayangnya, nasib tayangan sepakbola dalam bentuk 3D tidak bertahan lama. Empat tahun berselang, Sky menghapus beberapa tayangan sepakbola pada saluran khususnya tersebut. Peminat yang kurang serta biaya yang tinggi menjadi alasan mereka untuk menghapus tayangan 3D. Tidak hanya itu, Michael Underhill, seorang peneliti dari Enders Analysis menyebut kalau orang-orang hanya mau duduk dan langsung menonton televisi tanpa harus mencari-cari kacamata tiga dimensi terlebih dahulu.