Real Madrid pintar betul dalam mengelola keuangan, termasuk dalam menjual pemain. Florentino Perez dikenal karena kemampuannya memeras kemampuan pemain yang mereka miliki hingga tak tersisa lagi. Madrid tidak akan menjual pemain potensial, kecuali dengan harga mahal.

Ini yang dilakukan Madrid saat menjual Cristiano Ronaldo ke Juventus pada 2018. Madrid sebenarnya masih berminat untuk memperpanjang kontraknya. Akan tetapi, Ronaldo justru setuju pindah ke Juventus dengan biaya transfer 100 juta euro.

Madrid sebenarnya sudah untung dengan biaya transfer sebesar itu. Soalnya Ronaldo sudah 33 tahun. Ia sudah membantu Madrid meraih dua gelar La Liga dan empat Liga Champions. Semua sudah diberikan Ronaldo untuk Madrid.

Benar saja, di Juventus, Ronaldo cuma menjuarai Serie A. Ia lalu kembali ke Manchester United dan tidak memberikan trofi apa-apa di perjalanan keduanya itu.

Menertawakan Madrid dalam Transfer Casemiro

Setahun berselang, United mendatangkan pemain Madrid lain dalam diri Casemiro. Soalnya, United memang sangat membutuhkan seorang gelandang bertahan. Casemiro pun diangkut dengan biaya transfer 70 juta paun.

Meski sudah 30 tahun, tapi penampilannya masih memukau. Ia bikin malu gelandang United lain, dengan kualitasnya itu. Di musim pertamanya, Casemiro tampil bagus dan mendapatkan pujian. Ia didatangkan dengan mahal tapi hasilnya terbayarkan.

Sayangnya, usai menjuarai Piala Liga pada Februari, penampilan United terus menurun. Ditambah lagi berbagai masalah yang mendera seperti badai cedera dan faktor non teknis macam Jadon Sancho.

Anehnya, penampilan Casemiro juga menurun. Saat menang di laga pembuka melawan Wolverhampton Wanderers, lini tengah United menjadi mudah ditembus. Para penggemar pun mulai merasa kalau ini adalah Casemiro yang berbeda. Ia lambat, umpannya tidak terukur, dan seringkali membuat pertahanan United terbuka.

Pada November, ia mengalami cedera hamstring. Banyak yang berharap, setelah kembali, ia akan menemukan performa terbaiknya. Akan tetapi, semuanya tak segera terjadi. Puncaknya di Selhurst Park itu.

Akhir Karier Casemiro?

Dalam ulasannya di Sky Sports, Jamier Carragher bilang kalau Casemiro mestinya ditarik di pertengahan laga.

“Aku tahu dia (Erik) cuma punya bocah di bangku cadangan, tapi aku pikir Casemiro mestinya sadar diri, sebagai seorang pemain berpengalaman, dia mestinya cuma punya empat laga tersisa sebagai pemain top: tiga laga liga dan satu final Piala FA,” kata Carragher.

“Dia (Casemiro) harusnya berpikir, ‘aku mesti pergi ke MLS atau Arab Saudi’. Kita sedang menyaksikan salah satu pemain hebat di zaman modern mengalami kemunduran dan saya ingat pepatah ‘tinggalkan sepakbola sebelum ia meninggalkan Anda’. Sepakbola telah meninggalkannya dan dia perlu mengakhiri hari di level atas dan menjauh,” tegas Carragher.

Kritik Carragher pada Casemiro memang terdengar brutal, tapi anehnya tidak sedikit fans Untied yang setuju dengan legenda Liverpool itu. Dengan penampilan seperti melawan Palace, sulit bagi Casemiro untuk mendapatkan kembali tempatnya di United. Padahal, ia adalah pemain bagus, berpengalaman, dan punya semua gelar.

Empat gol Palace ada andil dari Casemiro. Di gol pertama, ia “ambil sekali” yang langsung dipecundangi oleh Michael Olise. Olise sendiri yang mencetak gol.

Di gol kedua, tekelnya memberikan bola pada pemain Palace yang langsung diberikan ke Jean-Philippe Mateta untuk mencetak gol.

Di gol ketiga, ia gagal menjaga Tyrick Mitchell yang bebas mendorong bola. Sementara di gol keempat murni karena kesalahannya. Ia menggiring bola untuk dicuri pemain Palace dan diselesaikan oleh Olise.

Memang, di laga itu, Casemiro tidak main sebagai gelandang bertahan, melainkan sebagai bek tengah. Padahal, Ten Hag punya Louis Jackson, pemain berusia 18 tahun dari akademi.

Dengan penampilan seperti ini, agaknya tak masalah untuk menjual Casemiro. Apalagi, gajinya termasuk yang tertinggi di United dan kontraknya baru berakhir pada 2026. Jangan sampai ia seperti Anthony Martial, gaji besar, sumbangsih tak ada.

Hal ini seolah menegaskan bahwa Madrid selalu melakukan hal yang sama: memeras Casemiro sampai kemampuan terbaiknya habis. Saat tawaran uang datang, Madrid tahu kapan harus melepasnya.

Sumber: Manchester Evening News