Mason Mount kemungkinan tak mesti beradaptasi terlalu sulit untuk memainkan peran barunya sebagai gelandang tengah. Soalnya, dalam laga uji coba melawan Leeds United pada Rabu (12/7) malam kemarin, Mount tampil cukup baik.
Penampilan melawan Leeds seolah jadi alasan mengapa Erik ten Hag begitu menginginkannya. Mount menjadi pemain paling senior di lini tengah mengapit Hannibal Mejbri dan Kobiie Mainoo. Seperti yang sudah diduga, Mount tidak dipasang sebagai gelandang serang yang malam itu diisi dengan baik pula oleh Mejbri.
Transfer Mount sejauh ini bisa dibilang sukses. Ia menjadi kepingan penting Ten Hag untuk memperkuat skuad United jelang musim 2023/2024 bergulir. Permain berusia 24 tahun tersebut menjadi kunci bagusnya penampilan United pada babak pertama. Ia menjadi penyalur bola dari lini pertahanan ke lini serang. Ia pula yang menjadi eksekutor bola-bola mati, serta mampu membuktikan kalau dirinya bisa menekan lawan.
Uniknya, apa yang terjadi di Ullevaal Stadion sebenarnya sangat membantu proses adaptasi Mount. Kalau pramusim dianggap sebagai cara agar pemain beradaptasi dengan tempat yang baru, Oslo di malam itu juga menduplikasi Manchester: langitnya mendung dengan hujan gerimis.
Mount di Laga vs Leeds
Baru satu menit, Mount sudah mendapatkan tendangan bebas di depan kotak penalti lawan. Di lima menit awal, ia menginisiasi serangan balik cepat dari United. Sayangnya tendangan Hannibal bisa ditahan kiper Leeds, Kristoffer Klaesson. Bola muntah pun disiasiakan Amad yang tendangannya melambung di atas mistar.
United sendiri tampil tenang meski diisi para pemain muda seperti Alvaro Fernandez di fulbek kiri, Mainoo sebagai gelandang bertahan, Mejbri di gelandang serang, serta Amad Diallo dan Omari Forson di sisi lapangan.
United memainkan bola-bola pendek dari kaki ke kaki. Hampir sepanjang babak pertama, kedua bek tengah United yang diisi Raphael Varane dan Lisandro Martinez, terlihat ada di area Leeds. Manchester United tampil dominan di laga itu.
United tampil dengan menekan. Ini yang membuat lini pertahanan Leeds yang juga diisi pemain cadangan ketar-ketir. Ada satu momen ketika Mount mencuri bola dari Jeremiah Mullen. Mount pun langsung berhadapan dengan kiper. Namun, ia memilih melepaskan tendangan lob, yang sayangnya masih menyamping.
Meski demikian, Mount terlihat tampil tanpa beban di sepanjang babak pertama. Ia cuma main 45 menit karena Ten Hag menurunkan 11 pemain yang berbeda pada babak kedua, tanpa pemain senior dari tim utama.
Pra-musim Tidak Bisa Dinilai
Walau tampil bagus, tapi pembuktian Mount sebenarnya ada di Premier League. Pola pikir ini harus diterapkan mengingat musim lalu, pemain yang tampil bagus di pramusim, ternyata kurang maksimal di kompetisi resmi. Tiga di antaranya adalah Jadon Sancho, Anthony Martial, dan Zidane Iqbal.
Di pramusim musim lalu ketiganya tampil bagus. Namun, setahun berselang, publik tak mempermasalahkan kalau mereka harus pergi sekalipun.
Dalam laga di Norwegia tersebut, trio Hannibal, Mount, dan Mainoo, tampil bagus. Hannibal, meskipun dribelnya tidak seluwes Isak Hansen-Aaroen, tapi determinasinya tidak perlu diragukan lagi. Ia tak pernah sayang untuk membuang staminanya demi berlari menjelajahi setiap inci lapangan.
Pun dengan Mainoo yang menjaga kestabilan di lini tengah. Secara aksi penyerangan, ia mungkin tak banyak terlihat. Akan tetapi, kemampuannya menjaga bola dan menghentikan serangan lawan, sangatlah baik. Mainoo sendiri masih 18 tahun. Di sisi lain, dengan tingginya yang cuma 175 sentimeter, ia punya body balance yang baik untuk pemain seusianya.
Sebelum datangnya, Casemiro dan Christian Eriksen, lini tengah United dianggap sebagai salah satu kelemahan. Namun, kini, lini tengah United justru menemukan masa depan yang sungguh cerah.