Skenario yang sama, skor yang sama, dan David de Gea yang sama. Memang, tidak ada yang bisa menyematkan tendangan penalti Alexis Mac Allister selain De Gea pada semi-final Piala FA lalu. Namun, dengan blundernya di laga antara Manchester United vs West Ham kemarin, sepertinya banyak orang yang melupakan kemampuan kiper Spanyol itu.
De Gea kembali melakukan aksi yang membuat bola mengarah ke gawangnya sendiri. Parahnya, hal ini ia lakukan setidaknya empat kali di musim ini. Dalam empat minggu terakhir, akibat blundernya ini, ia telah berkontribusi pada tersingkirnya United dari Europa League dan jebolnya gawang Setan Merah di Premier League.
Ketika laga berakhir, Victor Lindelof dengan malu-malu bergandengan tangan dengan De Gea. Lukasz Fabianski yang melihat hal itu, menyelimuti ekspresinya dengan penuh simpati. De Gea bak sosok yang menjadi pusat di stadion, dan seperti semua orang menunjuknya.
Wajar kenapa suasana seperti ini mungkin dirasakan De Gea. Karena pada saat bola mengarah ke gawang setelah ia jatuh untuk menepisnya, hampir semua suporter yang melihat meletakkan tangan mereka di atas kepala. Seolah mereka kaget. Mungkin beberapa dari mereka merasa tidak percaya, atau beberapanya lagi merasa simpati.
Bahkan para suporter West Ham tampak menghela nafas sejenak setelah Said Benrahma menembak bola yang tampak tidak berbahaya ke gawang De Gea. Namun karena blunder, tembakan tak berbahaya itu bisa dengan mudah masuk ke gawang United. Dan ekspresi suporter The Hammers pun berubah seketika.
Tak berhenti sampai situ, stadion London juga terus memutar ulang video dari gol Benrahma beberapa kali di layar lebar. Sehingga hal ini agaknya mempengaruhi mental De Gea, yang terlihat suram dan menyesal akibat kesalahannya sendiri. Sungguh malang melihat nasib kiper senior Setan Merah itu semalam.
Jelas, tragedi semacam ini perlu segera dibenahi. Karena sudah ke-sekian-kalinya kesalahan seperti ini terjadi. Manajer Manchester United Erik ten Hag tidak boleh bergeming. Brentford, Everton, Sevilla dan sekarang West Ham. Semua tim ini sudah mendapatkan keuntungan besar dari blundernya De Gea.
United harus menyadari blunder De Gea sudah sangatlah akut. Sebab, pemain seperti Aaron Wan-Bissaka, Victor Lindelof dan Luke Shaw di lini belakang sudah bekerja dengan baik ketika mencegat pergerakan Benrahma. Hasilnya, bola cuma menggelinding dengan kecepatan yang sangat lambat, sehingga harusnya mudah untuk ditepis.
Tapi sayang, De Gea adalah seorang kiper yang dalam lima tahun terakhir dinilai sering lamban (pergerakan kakinya) dalam mereaksi ancaman dari lawan. Maka itulah sebabnya kenapa sepakan lemah Benrahma ke gawangnya kemarin berhasil masuk dan membuatnya blunder.
Semua rekan setim De Gea lalu berbalik 180 derajat dan menatapnya dengan penuh penyesalan. Lebih parahnya lagi, itu bukan satu-satunya respon para pemain Setan Merah kepada De Gea di laga vs West Ham. Bahkan saat memulai babak kedua, ia blunder lagi dengan mengoper bola ke lawan, dan kesalahannya hampir membuat United kejebolan.
Melihat kejadian ini sudah memutar opini banyak orang tentang David de Gea. Mungkin bisa dibilang sangat disayangkan United telah mengadakan diskusi dengannya tentang kontrak baru. Sedangkan gol Benrahma sudah banyak membuat orang terguncang kepercayaannya kepada mantan kiper Atletico Madrid tersebut.
Ditambah lagi ada laga-laga besar menanti Manchester United di depan. Namun jika melihat blunder sang kiper utama, ada alasan mengapa banyak yang memperkirakan Setan Merah akan finis di luar empat besar. Jadi mungkin, Erik ten Hag mungkin harus berpikir kembali, apakah ia masih perlu De Gea atau tidak untuk rencanannya ke depan.