Gerard Pique baru-baru ini mengungkapkan pengalaman uniknya ketika ia menjadi pemain Manchester United. Di mana ia menceritakan kejadian “menyebalkan” soal dirinya yang pernah sempat dikerjai di awal kedatangannya ke klub. Dan ternyata pengalaman ini menjadi hal yang membuatnya terus teringat sampai sekarang.
Mungkin nama Pique memang tidak terlalu identik dengan Manchester United. Namun tidak bisa dipungkiri kalau perjalanan kariernya mulai beranjak naik karena pernah berseragam Setan Merah. Jelas itu berarti ada banyak hal tentang United yang melekat di benak pemain asal Spanyol tersebut.
Gerard Pique sendiri sebetulnya banyak menghabiskan masa mudanya di akademi Barcelona. Tapi entah apa yang ada di pikirannya waktu itu, ia justru menolak kesempatan untuk menandatangani kontrak profesional di Camp Nou dan justru lebih memilih pindah ke Old Trafford.
Waktu itu United tidak membayar biaya sepeser pun untuk Pique dan ia bergabung dengan klub pada tahun 2004. Tepat disaat usianya menginjak 17 tahun. Pique lalu melakukan debut penuhnya bersama United di Piala FA pada tahun 2005. Sayangnya, ia dinilai gagal membuktikan diri dan kesulitan bermain secara regular di tim utama.
Setelah berbicara dengan Sir Alex Ferguson, Gerard Pique akhirnya memutuskan untuk pergi dari United. Ia memutuskan untuk kembali ke Spanyol setelah hanya mengoleksi 23 penampilan saja untuk Setan Merah. Dan kemudian ia menandatangani kontrak “kedua” dengan Barcelona pada tahun 2008.
Uniknya, baru hari ini Pique merenungkan pengalaman empat tahunnya di Manchester United. Seperti misalnya ia mengungkap kekagumannya kepada Sir Alex Ferguson dan sebuah cerita anekdot di awal kariernya di Inggris. Yang salah satunya adalah ketika ia dikerjai untuk menyebutkan pemain “terbaik dan terburuk” sebagai ospek menjadi anggota tim United.
“Dia (Ferguson) seperti Ayah kedua bagi saya, dan saya selalu mengatakan itu. Dia memberi saya rasa percaya diri karena dia selalu hadir. Dia bukan hanya seorang pelatih. Pertama kali saya bertemu dengannya, saya menyadari bahwa saya harus bergerak. Itu adalah perubahan besar dan saya menyadari itu,” tutur Pique kepada The Overlap.
“Saya tinggal bersama keluarga orang Inggris. Mereka sangat membantu saya, tetapi makanannya tidak sama, cuacanya tidak sama dan bahasa Inggris saya tidak sempurna. Saya masih berusia 17 tahun. Tapi saya memutuskan untuk datang sendiri, karena orang tua saya sedang bekerja. Dan saya tidak ingin mereka meninggalkan pekerjaan mereka.”
“Saya ingat, di Barcelona dengan U19, kami hanya memiliki satu lapangan untuk dimainkan. Ketika saya tiba di Carrington, kami memiliki begitu banyak lapangan. Di hari pertama saya di ruang ganti, saya dikerjai. Saya harus mengatakan siapa pemain terbaik dan terburuk yang ada di tim! Itu adalah salah satu hal terberat. Karena saya harus berdiri di atas meja.”
Namun kejadian prank barusan bukanlah faktor yang menyebabkan Gerard Pique meningggalkan Manchester United. Karena waktu itu ia harus bersaing dengan pemain belakang berkelas seperti Nemanja Vidic dan Rio Ferdinand di usia yang masih terbilang sangat muda.
Selain itu, ternyata faktor terbesar kenapa Pique harus pergi dari Old Trafford adalah rasa rindu dengan kampung halaman. Hal ini pernah diungkapnya sendiri setelah ia menandatangai kontrak baru bersama Barcelona pada 2013. Ia mengatakan bahwa tidak ada tempat lain yang seindah kampung halamannya.
“Semua oang tahu saya seorang Barcelonista. Saya pernah menjajal kompetisi di luar negeri bersama Manchester United. Saya bisa katakan tak ada tempat lain seindah kampung halaman. Saya pernah bermain di luar negeri selama empat tahun, namun di sini (Barcelona) saya punya keluarga dan teman dekat setiap hari,” ungkap Gerard Pique kepada Mundo Deportivo.