Manchester United akhirnya bisa sedikit bernapas lega. Setelah pertandingan yang mengecewakan melawan Aston Villa, kemarin United sukses meraih poin penuh setelah mengalahkan tuan rumah Brentford dengan skor 3-1.
Tiga gol United masing-masing dicetak oleh jebolan akademinya yaitu Anthony Elanga, Mason Greenwood, dan Marcus Rashford. Untuk dua nama terakhir, gol tersebut bernilai penting karena keduanya sedang dalam fase terus mendapat kritik. Di sisi lain, satu gol Brentford dicetak oleh Ivan Toney.
Berikut adalah beberapa hal menarik dari pertandingan yang menjadikan Setan Merah sebagai kesebelasan pertama sepanjang sejarah Premier League yang bisa meraih 300 kemenangan pada laga tandang.
Babak Kedua yang Memukau
Sekilas, skor pertandingan menunjukkan kalau kemenangan ini diraih dengan meyakinkan. Namun, pada praktiknya United kesulitan untuk mengalahkan The Bees. Pada babak pertama, United tertekan oleh tuan rumah. De Gea sampai harus membuat dua penyelamatan gemilang. Struktur United ketika bertahan juga benar-benar mengerikan. Beberapa kali Brentford menyerang United dalam situasi transisi.
Manchester United.
Different Coach, same United, same De Gea.
— Titik Putih Podcast (@titikputihbola) January 19, 2022
Ketika menyerang, pemain United kembali menemukan masalah klasik mereka yaitu kesulitan menembus blok rendah. Angka xG mereka setelah babak pertama hanya 0,20 yang menandakan kalau United tidak memiliki peluang bagus sama sekali. United hanya bisa menguasai bola tapi tidak bisa memberi sesuatu dari penguasaan bola tersebut.
Pada babak kedua, permainan United mulai membaik. Disini terlihat jelas pentingnya pergerakan tanpa bola yang harus sering dilakukan ketika menghadapi kesebelasan dengan permainan pressing agresif seperti Brentford. Pergerakan mulus Anthony Elanga membuka keunggulan United.
Disusul kombinasi CR7 dengan Bruno yang berakhiri dengan gol Greenwood. Lalu gol ketiga yang datang dari akselerasi Scott McTominay akhirnya mampu membuat United bisa pulang dengan membawa senyum.
Corner yang Tidak Mengancam
United sukses membawa pulang hasil positif dan rekor yang baik dalam buku sejarah mereka. Akan tetapi, masih ada hal yang membuat kemenangan United ini sedikit ternoda. Sejak melawan Aston Villa, United sudah membuat lebih dari 100 sepak pojok. Sayangnya, tidak ada satu pun yang membuahkan gol.
๐๐๐ pic.twitter.com/1sTjoujTK2
— FootballFunnys (@FootballFunnnys) January 19, 2022
Catatan ini tentu bukan rekor yang bagus mengingat United sudah memiliki Eric Ramsay sang pelatih set piece. Sayangnya, sentuhan dari Eric belum terlihat hingga sekarang.
Persoalan mencetak gol dari bola mati khususnya corner memang tidak mudah. Butuh lebih dari sekadar eksekutor yang bagus. Di United, mereka tidak kekurangan eksekutor. Hanya saja yang belum terlihat adalah akurasi dan pergerakan dari pemain yang ada di kotak penalti. Alih-alih menjadi peluang, terkadang bola mati United justru menjadi petaka karena bisa menjadi awal mulai dari terjadinya counter attack dari lawan.
Empat Besar Makin Sengit
Dengan performa yang masih inkonsisten, gelar juara Premier League sudah pasti jauh dari harapan. Maka dari itu, posisi empat tampak menjadi posisi yang realistis. Berkat kemenangan ini, persaingan menuju satu tiket terakhir ke Liga Champions menjadi lebih sengit.
West Ham sementara memiliki posisi itu dengan 37 poin, disusul Spurs 36 poin, lalu Arsenal dan United 35 poin, serta Wolverhampton 31 poin. Yang membuat situasi semakin sulit ditebak adalah jumlah pertandingan yang tidak sama satu dengan lainnya.
Pada aspek inilah United dalam situasi yang tidak menguntungkan. Dari lima tim ini, baru West Ham yang memainkan 22 pertandingan. Spurs menjadi tim yang begitu diuntungkan karena baru bermain 19 kali. Dengan tabungan tiga laga, mereka bahkan bisa menyusul Chelsea dan bersaing dengan Liverpool.
Arsenal dan Wolves masih mempunyai dua laga tunda. Di sisi lain, United hanya memiliki tabungan satu laga. Jika menang pun, United masih tetap terjebak pada zona 6-7 besar. Mereka tinggal berharap tim-tim diatas mereka gagal memaksimalkan partai tunda tersebut. Kalau tidak, maka bukan tidak mungkin United hanya memperebutkan jatah ke Europa League atau akan bermain di kompetisi kelas tiga yaitu Conference League.