Setelah diperkenalkan dan menjalani sesi latihan, Ralf Rangnick kini siap memulai petualangannya bersama Manchester United. Malam nanti, ia akan ditantang oleh Crystal Palace di Old Trafford, tempat yang justru menjadi arena pesta sang elang dalam tiga musim terakhir.
Meski kerap berkutat di papan bawah, namun Palace justru selalu sukses mereguk poin ketika bermain di Teater Impian. Pada musim terakhir Jose Mourinho, mereka menahan imbang United 0-0. Yang menarik, mereka selalu menang saat United dilatih ole Solskjaer yaitu 1-2 (2019/2020) dan 1-3 (2020/2021).
Tren buruk ini wajib untuk diputus oleh United jika mereka ingin cepat-cepat naik ke papan atas. Pasalnya, momentum mereka kini sedang dalam tahap yang bagus. Tiga laga bersama Carrick, tiga kali juga mereka selesai dengan tanpa kekalahan.
Selain itu, jadwal United juga relatif mudah pada Desember hingga Februari nanti. Jika melihat lawan yang ada, mungkin hanya West Ham dan Aston Villa yang berpotensi menebar ancaman. Namun, itu semua hanya di atas kertas mengingat United kerap menampilkan performa ajaib justru saat bertemu lawan yang kualitasnya di bawah mereka.
Sorotan pada laga nanti jelas tertuju kepada sosok Ralf Rangnick. Inilah untuk kali pertama sejak 2019, Ralf akan berada di sisi lapangan sebagai juru racik. Tentu ini menjadi ujian tersendiri mengingat ada harapan besar yang ditanamkan kepada pria berusia 63 tahun ini.
Dalam konferensi pers pertamanya sebagai manajer interim United, Ralf menekankan pentingnya keseimbangan. Ia tidak mau timnya gampang kebobolan meski mencetak gol lebih dari lawannya. Hal ini tentu menjadi tugas berat bagi lini belakang United yang masih gampang kehilangan fokus.
“Target saya adalah membawa lebih banyak keseimbangan dalam tim. Tim ini rata-rata kebobolan hampir dua gol per pertandingan. Itu terlalu banyak. Menang lalu kebobolan dua gol tentu bukan hasil yang Anda mau. Bagi saya, sepakbola adalah bagaimana Anda meminimalisir kebetulan yang bisa dimanfaatkan oleh lawan,” ujarnya.
Ralf sendiri sudah memberi kritik secara halus kepada lini belakang United dengan menyebut kalau laga kemarin sebenarnya bisa berakhir imbang 3-3. Masalah lini belakang United ini memang sulit untuk disembuhkan. Bahkan mereka bisa kebobolan melalui gol yang sebenarnya bisa untuk diantisipasi.
Di sisi lain, kesebelasan asuhan Patrick Vieira ini sedang dalam performa yang kurang baik. Setelah mengalahkan City dan Wolves, Palace hanya dapat satu poin dari tiga laga teranyar. Meski begitu, bukan berarti kehadirannya tidak perlu diwaspadai oleh para pemain United.
Satu pemain yang sedang mendapat sorotan dari kubu Palace adalah sang wonderkid, Connor Gallagher. Pemain pinjaman dari Chelsea ini tampil sebagai tumpuan utama The Eagles sejak awal musim. Catatan empat golnya musim ini membuatnya menjadi top skor klub bersama Wilfried Zaha dan Christian Benteke.
Yang menarik, Gallagher berposisi sebagai gelandang. Dalam pakem 4-3-3 yang dipakai Vieira, Gallagher sukses menjalankan peran sebagai seorang box to box. Musim ini ia sudah membuat rataan 2,7 tekel sukses, 0,7 intersep, dan 0,8 sapuan. Tidak hanya itu, ia juga memiliki rataan 2 sepakan per laga, dan 1,7 key pass per laga. Hal ini menunjukkan betapa bagusnya kemampuan bertahan dan menyerang Gallagher yang sama baiknya.
Perkiraan Susunan Pemain
MAN UNITED: David de Gea, Diogo Dalot, Victor Lindelof, Harry Maguire, Alex Telles, Scott McTominay, Fred, Bruno Fernandes, Jadon Sancho, Marcus Rashford, Cristiano Ronaldo
CRYSTAL PALACE: Vicente Guaita, James Tomkins, Joachim Andersen, Marc Guehi, Tyrick Mitchell, Conor Gallagher, Luke Milivojevic, Cheikhou Kouyate, Jordan Ayew, Christian Benteke, Wilfried Zaha