Untuk ketiga kalinya secara beruntun Cristiano Ronaldo menyelamatkan muka United ketika bermain di Liga Champions. Setelah gol kemenangan melawan Villarreal dan Atalanta, semalam CR7 kembali menyelamatkan United dari hasil minor setelah golnya membuat United pulang dari kandang Atalanta dengan satu poin.
Gol itu tidak hanya menyelamatkan United tapi juga menyelamatkan wajah Ole untuk kesekian kalinya. Seperti yang sudah saya katakan pada preview kemarin, semesta tampaknya benar-benar tidak rela melepaskan Ole dari jabatannya sebagai manajer United. Buktinya, ketika mereka hampir kalah, gol Ronaldo datang di saat yang tepat.
Meski tidak menang, namun hasil ini juga membuat United tidak kalah. Satu lebih baik daripada nol. Inilah sisi positif yang diambil. Apalagi pada permainan semalam United kelimpungan melawan anak asuh Gian Piero Gasperini ini. Pokoknya selama tidak kalah memalukan seperti ketika melawan Liverpool, maka posisi Ole relatif aman.
Pada laga ini, Ole memainkan formasi serupa ketika melawan Spurs yaitu 3-5-2. Yang membedakan hanya para pemainnya saja. Pogba kembali ke lini tengah, lalu Rashford bermain di depan bersama Ronaldo. Eric Bailly berpasangan dengan Maguire serta Varane.
Ole tentu berharap mereka bisa bermain senyaman ketika melawan Spurs. Namun, Spurs jelas berbeda dengan Atalanta. United sebenarnya sukses meminimalisir serangan Atalanta. Buktinya, United tidak terlalu banyak ditekan setelah gol Ilicic. Akan tetapi, transisi menyerang mereka tidak semudah ketika melawan Spurs. Chemistry yang belum terbangun serta tuan rumah dengan pressing man oriented-nya benar-benar merusak cara bermain United yang mencoba tampil direct.
Setelah mencetak gol, Atalanta menjadi lebih nyaman untuk menguasai pertandingan. Mereka mencari titik lemah United terutama di lini belakang yang kerap melakukan kesalahan individu. Ditambah dengan minimnya pressing dari pemain depan, karena hanya ada Ronaldo, juga membuat Atalanta nyaman menguasai pertandingan.
Cedera Raphael Varane seolah menjadi berkah pada pertandingan ini. Setidaknya membuat Ole mengubah komposisi pemainnya dari tiga bek menjadi ke pakem awal empat bek. Memainkan Greenwood membuat United jadi lebih banyak pemain yang bisa melakukan press sejak di lini depan. Buktinya, penguasaan bola United meningkat dengan masuknya Greenwood dan pemain ini juga yang membuka jalan bagi gol pertama Ronaldo.
Ada Apa Dengan Lini Belakang
Yang sangat disayangkan adalah performa United yang lagi-lagi rusak karena kesalahan individu. Pada proses pertama, kelemahan tiga pemain belakang tereskpos dengan mudah karena minimnya cover dari dua gelandang tengah United yaitu Pogba dan McTominay. Nama pertama bahkan beberapa kali kehilangan bola.
Di sisi lain, gol kedua hadir karena lemahnya koordinasi antara Maguire dan Bailly dalam hal melepas jebakan offside. Bailly tidak sadar kalau Zapata sudah lari mendahului dia, sedangkan Maguire sempat kembali mundur sepersekian detik yang membuat pemain Kolombia tersebut bisa mencetak gol dengan mudah. Scholes sendiri bahkan mengkritik Maguire yang tampil layaknya orang mabuk.
Meski sudah merombak struktur lini belakang sejak 2019, nyatanya United masih kebobolan dengan gol-gol yang seharusnya bisa diantisipasi. Musim ini, United sudah kebobolan 23 gol di semua kompetisi. Hanya Norwich City dan Leicester saja yang punya catatan kebobolan lebih banyak diantara para kontestan Premier League di semua kompetisi yang mereka ikuti.