Foto: Sky Sports

Manchester United telah meluncurkan kampanye anti-diskriminasi dan anti-rasisme baru menyusul pelecehan yang diterima oleh beberapa pemain mereka di media sosial musim ini. United menetapkan kalimat “See Red” sebagai slogannya, yang sekaligus jadi penegasan bahwa Axel Tuanzebe, Anthony Martial dan Fred juga tetap merupakan pemain mereka.

Slogan ini pun berlaku untuk Marcus Rashford dan Paul Pogba, dua pemain yang sama-sama sempat jadi target rasis akibat gagal mengonversi penalti di musim lalu. Kampanye tersebut diharapkan akan mendorong para suporter untuk bertanggung jawab atas pelaporan insiden rasisme atau kejahatan rasial lainnya. Dan United sendiri telah menyiapkan teknis pelaporan di situs web mereka.

Selain itu, Setan Merah juga telah merilis video yang menyoroti bagaimana pemain dari berbagai etnis telah memperkaya sejarah klub. Seperti gol Andy Cole ketika melawan Tottenham Hotspur pada 1999, dan gol kemenangan Rio Ferdinand melawan Liverpool pada 2006.

Lalu ada hat-trick Dwight Yorke dalam tiga pertandingan berturut-turut melawan Leicester, Derby dan Arsenal. Serta terdapat momen duet tak terlupakan antara Yorke dan Cole dalam hasil imbang 3-3 dengan Barcelona di Camp Nou pada tahun 1998.

Tidak ketinggalan, video tersebut juga menayangkan gol debut Anthony Martial saat melawan Liverpool pada 2015. Kemudian ada gol tendangan voli Jesse Lingard di final Piala FA 2016, dan gol penentuan di waktu tambahan dari Rashford ketika melawan Paris Saint-Germain pada 2019.

“Tanpa sejarah yang inklusif dan beragam, apa yang akan kita miliki? Apakah kami akan memiliki banyak trofi? Pemain legendaris? Bagaimana dengan pemenang di menit-menit terakhir? Atau yang mencetak gol debutnya?” Tanya narator video tersebut secara retoris.

“Tidak akan ada hari terakhir dalam perebutan gelar musim tanpa adanya mereka. Bagaimana dengan gol-gol Rio di Liverpool? Hat-trick Dwight? Tidak ada umpan satu-dua yang bagus di Nou Camp tanpa mereka! Tidak ada pertandingan final piala, dan tidak ada tim pemenang.”

Legenda Arsenal dan Prancis, Thierry Henry, menghapus akun media sosialnya bulan lalu karena ia menganggap betapa beracunnya platform itu. Ditambah lagi, menurutnya, pihak media sosial kurang serius dalam menganggap kasus-kasus yang menimpa para pesepakbola selama ini.

Maka ketika menyikapi hal ini, direktur pelaksana Manchester United Richard Arnold berinisiatif untuk bergerak sendiri. Ia kemudian ingin mengajak semua suporter The Red Devils turut ikut serta dalam kampanye anti-rasis bersama pihak klub. Karena menurutnya, dengan bersinergi semua perilaku rasis akan dengan mudah untuk dilawan.

“Kami bangga bahwa pemain dari semua etnis, agama dan kebangsaan telah mengenakan seragam Manchester United selama bertahun-tahun. Kami menantang para suporter kami, dan tentunya suporter dari setiap klub, untuk menonton in. Kami mengajak mereka untuk memikirkan tentang kenangan favorit mereka sendiri, tim teratas mereka, dan pemain mereka yang paling terkenal,” ungkap Richard Arnold dikutip dari MEN Sports.

“Betapa berbedanya kenangan itu tanpa keragaman beberapa pemain terbaik di dunia yang telah menghiasi permainan kami dan klub kami. Sayangnya, pemain sepakbola di seluruh negeri terus menerima pelecehan secara online, dan tampaknya para penghina itu tidak takut akan kecaman. United akan selalu menjadi klub untuk semua.”

“Kami tidak percaya suporter sejati itu rasis. Hari ini, kami memanggil suporter untuk bergabung dengan kami dalam pertempuran melawan diskriminasi. Tidaklah cukup baik bagi kita semua untuk duduk diam di pinggir lapangan ketika melihat atau membaca komentar dan perilaku rasis. Kelambanan itu memiliki konsekuensi. Kita tidak boleh mentolerirnya. Jika Anda melihatnya atau membacanya, laporkan!”