Jangan ragukan Manchester United dalam mengecewakan pendukungnya! Selagi penampilan mereka masih belum konsisten, maka kalimat ini tampaknya masih relevan pada musim penuh kedua Ole Gunnar Solskjaer. Mereka lagi-lagi memenuhi ekspektasi dengan kembali tampil mengecewakan.
Alih-alih memperlebar jarak, Manchester United justru membuka kesempatan bagi City untuk membuat jarak semakin melebar menjadi 10 poin. Hal ini tidak lepas dari hasil imbang 1-1 melawan West Brom pekan lalu. Mereka juga memancing Leicester City, West Ham United, dan Chelsea untuk mendekat sehingga meramaikan persaingan menuju Liga Champions.
“Kami tidak akan membiarkan Manchester City melaju sendirian tanpa perlawanan. Kami akan melawan mereka segera dan kami tidak akan memberikan piala ini lebih awal,” ujarnya setelah pertandingan.
Setelah hasil imbang 3-3 melawan Everton, Ole berkata kepada media kalau mereka belum layak disebut sebagai penantang juara. Namun, dengan tekanan kalau mereka saat ini ada di posisi dua, Ole akhirnya terpancing untuk mengeluarkan komentar kalau mereka ingin bersaing memperebutkan piala bergengsi ini. Sayangnya, apa yang ditunjukkan sepanjang 90 menit seolah meyakinkan suporternya kalau United memang belum pantas dipandang tinggi seperti rival sekotanya itu.
Permainan United cenderung hambar. Membosankan. Tidak ada menarik-menariknya sama sekali. 73 persen penguasaan bola juga sia-sia karena big chance yang mereka buat juga minim. Mereka justru menunjukkan betapa masih banyaknya pe-er yang ternyata belum diselesaikan oleh Ole dan para pemainnya.
Hanya butuh 90 detik bagi Setan Merah untuk ketinggalan dari gol Mbaye Diagne. Koordinasi Lindelof dengan Maguire seperti memberi kesan kalau United masih butuh bek tengah baru. Lindelof kalah duel udara, sedangkan Maguire membuat beberapa tingkah yang menjengkelkan suporternya seperti meminta pelanggaran, hingga melakukan kesalahan yang beruntung masih bisa ditolong oleh De Gea.
Lini depan juga sama hambarnya. Meski data menunjukkan kalau United membuat 7 tendangan ke gawang, tapi tidak ada satu pun yang berasal dari trio strikernya. Jumlah tendangan yang dibuat Greenwood (1) sepanjang 24 menit kiprahnya bahkan lebih banyak dari 66 menit keberadaan Martial (0).
Sorotan terbesar kembali mengarah kepada Rashford dan Martial. Dua striker yang musim lalu tampil ganas sepanjang musim justru tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak ada peluang, hanya umpan-umpan pendek yang bisa diberikan. Rashford bahkan lebih sering menunjukkan trik ketimbang kontribusi entah itu di kanan atau di kiri.
Meski berkontribusi dalam 16 gol di musim ini (8 gol dan 8 asis), Rashford hanya membuat 1 gol dan 2 asis dari sembilan pertandingan terakhirnya. Martial lebih parah lagi. Butuh 14 pertandingan baginya untuk bisa membuat 4 gol yang menjadi koleksinya. Tak ayal, tekanan untuk membeli striker baru kembali muncul. Martial dianggap tidak layak lagi berada di United, sementara Rashford terlalu cepat diberi kepercayaan sebagai tumpuan tim.
Minimnya permainan United sebenarnya tidak lepas dari cara bertahan tuan rumah yang cukup apik. Tahu kalau United mengandalkan passing-passing dari lini tengah, Big Sam memerintahkan anak buahnya untuk menutup jalur umpan United. Inilah yang membuat United terus menggulirkan bola ke sayap yang juga tidak bagus-bagus amat terutama intensitas di sisi kanan. Strategi ini berhasil jika melihat United yang sempat hanya memiliki 25 persen penguasaan bola di sepertiga akhir pertahanan lawan pada 30 menit pertama. Jumlahnya meningkat seiring berjalannya waktu, sayangnya produk akhirnya berantakan.
Betapa ruwetnya permainan United semalam semakin membuktikan kalau mereka mudah kewalahan jika melawan tim dengan garis pertahanan rendah. Kejadian ini mengingatkan suporter dengan situasi sebelum Bruno datang. Ketika itu, kreativitas United begitu minim dengan mengandalkan Jesse Lingard dan Andreas Pereira.
Sempat memberi angin segar, namun masalah ini ternyata belum selesai hanya dengan mendatangkan Bruno seorang. Saat Bruno off perform, sisi kreatif pemain lain juga belum terlihat.
Bagi The Baggies satu poin ini menunjukkan kalau mereka sulit untuk dikalahkan. Chelsea, Liverpool, dan City sama-sama pernah imbang melawan mereka. Sekarang mereka sukses mengimbang United.
Jika melihat angka expected goals (xG) milik WBA, mereka bahkan lebih layak menang ketimbang United. xG adalah statistik peluang untuk menilai kualitas peluang menjadi sebuah gol. Pada laga kemarin, angka xG WBA adalah 1,29. Angka ini menunjukkan kalau peluang WBA memiliki nilai yang bagus untuk menjadi sebuah gol.
Lantas, berapa xG milik United? Mereka hanya punya 0,57 yang berarti mayoritas peluang mereka tidak ada yang bisa diharapkan menjadi sebuah gol.