Foto: Talksport.com

Bingung seolah menjadi respons yang selalu diterima oleh penggemar Manchester United ketika tim kesayangan mereka menderita kekalahan. Apalagi ketika kekalahan dan hasil imbang seolah menjadi rutinitas. Kita seolah dibuat bertanya-tanya mengapa tim ini bisa begitu sulitnya untuk mendapatkan hasil yang positif meski memiliki beberapa pemain yang sebenarnya punya kualitas di atas kertas.

Hal ini juga yang sulit dijawab oleh David de Gea. Ketika diwawancarai oleh Sky Sports setelah laga melawan Newcastle, ia seolah bingung untuk memberikan penjelasan apa yang terjadi kepada Setan Merah. Beberapa kali dia menghela nafas dan sempat mengusap wajah dan dagunya seperti memberi sinyal kalau timnya sedang berada dalam situasi yang tidak baik.

“Segalanya (buruk di tim ini). Saya merasa banyak hal yang perlu ditingkatkan. Mereka adalah tim yang jauh lebih baik hari ini. Aku tidak tahu harus berkata apa. Terus berusaha, terus berjuang, terus meningkatkan diri setiap hari. Ini adalah saat yang sulit bagi kita, tetapi kita adalah Manchester United dan kita harus terus berjuang,” ujarnya.

Tidak hanya itu, dia juga berani untuk menyebut kalau ini adalah masa yang paling buruk sejak ia tiba pada 2011 lalu. Tidak ada yang bisa dilakukan De Gea selain pasrah dan meminta maaf kepada para penggemarnya.

“Mungkin ini waktu terburuk saya di sini. Waktu tersulit sejak saya di sini. Saya tidak tahu apa yang terjadi. Saya tidak tahu. Kita tidak bisa mencetak satu gol dalam dua pertandingan. Maaf untuk para penggemar. Kami keboblan gol dari sudut bagi kami. Itu tidak bisa terjadi. Itu tidak bisa diterima. Bukan hanya permainan ini saja, namun sepanjang musim ini sistem kami tidak berjalan bagus.”

“Kami akan terus bertarung. Ini adalah saat yang sulit. Saya tidak tahu apa yang terjadi. Tim perlu melangkah. Kami punya beberapa pemain yang mengalami cedera besar tapi itu bukan alasan. Kami adalah Manchester United, kami harus terus berlatih, berjuang, dan kita lihat apa yang terjadi pada pertandingan selanjutnya,” tuturnya menambahkan.

Seperti apa yang dialami De Gea, para penggemar United juga dibuat bingung dengan performa tim kesayangannya. Ketika takluk, kita dipaksa membuat pilihan untuk menyalahkan apa pun. Entah itu taktik, strategi, manajer, manajemen, pemilik, pemain, hingga takdir. Salah satu dari mereka kemudian akan dipilih menjadi faktor yang paling utama dalam terpuruknya United sejauh ini.

Namun seperti apa yang pernah saya tuliskan di beberapa tulisan sebelumnya. Kalau masalah United ini sangat pelik hingga menyalahkan strategi saja nampaknya tidak cukup. Strategi memang berpengaruh, namun faktor lainnya juga tidak kalah berperan penting untuk situasi sekarang ini.

Tim ini tidak punya leader. Tidak ada dari mereka yang bisa menjadi pemimpin. Padahal, kita sering diberi pemandangan satu skuad Manchester United yang semua pemainnya bisa mengemban peran kapten. Dari penjaga gawang, empat pemain belakang, gelandang, hingga striker, semuanya bisa menjadi pemimpin.

Sekarang, tim ini kesulitan untuk mendapatkan pemain seperti itu. Ashley Young, Juan Mata, Nemanja Matic, Paul Pogba, dan De Gea adalah beberapa nama yang statusnya sudah menjadi pemain senior. Namun tidak ada dari mereka yang punya kemampuan sebagai kapten kesebelasan. Bahkan De Gea sendiri langsung dikritik Paul Ince ketika ia berbicara seperti itu.

“Jika Anda penggemar United, lalu mendengarkan kiper Anda berkata seperti itu, salah satu pemain yang bisa menjadi pemimpin, maka Anda berhak untuk dipermalukan. Saya berpikir, astaga dia pasti menyesal sudah menandatangani kontrak baru itu,” tutur Ince.

Bahkan manajernya sendiri juga tidak memiliki leadership yang bagus. Ole kerap dikritik karena pendiam, tidak bisa membangkitkan moral timnya, dan terlalu melindungi pemainnya. Permasalahan yang kemudian menjadi semakin rumit ketika ditambah dengan kualitas pemain, kedalaman skuad yang tidak bagus, strategi yang monoton, manajemen dan pemilik yang dianggap tidak bisa menjalankan kesebelasan sarat sejarah seperti Setan Merah, dan beberapa faktor-faktor internal lainnya yang membuat United saat ini seperti sebuah klub yang berjalan secara asal-asalan.