Pemain-pemain baru Manchester United berhasil tampil mengesankan dalam tiga pertandingan pertama Premier League di musim ini, namun di satu sisi, terdapat lima poin yang justru gagal diraih dalam dua pertandingan terakhir. Maka, muncul sebuah perasaan bahwa United sebenarnya sedang berada dalam posisi yang menjanjikan, yang sekaligus akan menimbulkan kekhawatiran di musim ini.
Ole Gunnar Solskjaer pasti tahu hal itu. Ia juga pasti tahu jika musim penuh pertamanya sebagai pelatih akan sangat sulit, dan dalam kemenangan 4-0 atas Chelsea, hasil imbang yang mengecewakan di kandang Wolverhampton, serta kekalahan kandang yang mengecewakan pada pekan lalu atas Crystal Palace, telah membuktikan bahwa kesulitan itu benar adanya.
Semua orang pasti bosan untuk meminta Solskjaer harus begini dan begitu demi mendapatkan hasil yang terbaik di musim ini. Di sisi lain, ia juga sebetulnya sudah menyuruh para pemainnya melakukan yang terbaik dengan mendominasi permainan dan bermain cepat, akan tetapi, di dua pertandingan terakhir, hasilnya justru gagal.
Ini semua terpampang jelas, salah satunya yang terjadi pada pekan lalu, di mana United bermain compang-camping di kandang sendiri. Semua arahan yang dimainkan Solskjaer masih sama, dan tim asuhannya juga mendapatkan hal yang sama, yaitu dianugerahi tendangan penalti. Namun, mereka lagi-lagi gagal meraih poin dari penalti tersebut karena tendangan sang eksekutor Marcus Rashford malah membentur tiang.
Jadi bisa dikatakan bahwa apa yang sebenarnya dikemukakan oleh Solskjaer untuk United di musim ini sangatlah mudah untuk dikatakan, tapi jauh lebih sulit ketika dipraktekan. Mereka memang berambisi untuk bermain dengan lebih cepat, mengambil banyak peluang, dan bertahan baik, tapi kenyataanya, itu semua tidak berjalan dengan semestinya. Bahkan, pertahanan United terlihat renggang ketika Harry Maguire membiarkan Ayew mencetak gol dan membuat Palace unggul 1-0.
Meskipun, sisi positifnya bagi United adalah mereka berhasil memainkan gaya menekan, passing yang jelas, dan keberhasilan yang bervariasi dari tiga pemain baru musim panas mereka. Salah satunya yang bisa jelas terlhat dari poin ketiga barusan adalah Daniel James. Ia telah menikmati masa-masa yang paling baik diantara ketiga pemain baru Setan Merah. Pemain berusia 21 tahun itu juga berhasil mencetak satu gol pada pekan lalu, sebuah gol yang juga sempat meciptakan ketenangan sesaat di Old Trafford.
Di usianya yang sekarang, James sebenarnya masih minim pengalaman ketika bermain di Premier League. James adalah bakat yang mentah, namun ia justru berhasil tampil mengesankan dan bahkan mencetak gol ketika melawan Chelsea di laga debutnya. Ini merupakan pertanda bahwa permainannya akan sangat berkontribusi untuk United selama beberapa waktu mendatang.
Lalu, sisi positif yang lain adalah penampilan mengesankan Wan-Bissaka di sisi pertahanan (bek kanan) United, yang juga dinilai baik oleh beberapa pundit sepakbola Inggris. Ketika melawan Chelsea, Wolves dan Palace, penampilan Wan-Bissaka menggambarkan bahwa sisi kanan tim utama Solskjaer sangat sulit untuk diserang. Ini dikarenakan, pemain asal Inggris itu memiliki kecepatan serta kekuatan fisik yang kuat.
Selain itu, ada juga Harry Maguire, yang berhasil mengsi “puzzle” kosong di sisi pertahanan United. Walaupun harga transfernya begitu mewah dan mengejutkan banyak pihak, tapi sejauh ini, ia sudah bermain baik sebagai bek di tim utama Solskjaer. Paling tidak, penampilannya jauh lebih baik dari Phil Jones, Chris Smalling ataupun Marcus Rojo. Namun, sekarang masih sulit untuk menyimpulkan lebih lanjut, karena kualitas terbaik atau terburuknya belum terlihat pasti.
Tidak terlepas dari itu, ketiga pemain tersebut merupakan hal menjanjikan yang ada di United. Tapi mereka semua belum bisa menjadi penjamin nasib United dalam beberapa waktu mendatang. Karena di sisi yang lain, masih ada tanda tanya besar yang justru akan memunculkan kekhawatiran bagi nasib tim United di musim ini.
Di sektor lini tengah misalnya, pemain sekelas Paul Pogba masih Menjadi one man show Solskjaer dalam mengatur serangan timnya. Ia butuh mitra atau back up yang pas. Karena jika Pogba cedera atau absen, tidak ada pemain seperti Ilkay Gundogan, Rodri, Fernandinho, David atau Bernardo Silva yang bisa mengambil alih perannya seperti yang dimiliki Manchester City.
Harapannya hanyalah Scott McTominay, yang diplot untuk membuktikan diri bahwa ia bisa menjadi pemain sekelas Rodri atau Fernandinho sebagai gelandang bertahan. Jadi, ini merupakan tugas besar yang sekaligus menjadi taruhan nasib bagi United. Karena, jika tidak segera menemukan titik terang dari persimpangan masalah tersebut, pasukan Setan Merah akan mulai kembali tersesat seperti musim-musim sebelumnya.
***
Tidak ada lagi yang perlu dicari masalahnya, karena sekarang Manchester United masih belum lepas dari masalah lamanya. Ya… Mau bagaimana lagi, selama ini opini-opini yang tercipta dan tuntutan-tuntutan dari para suporter juga tidak akan jauh-jauh dari “cari pemain berkelas”, “bermain baik”, “mendapatkan hasil positif”, ataupun bahkan “harus meraih juara.” Memang sedikit bosan mengatakan hal semacam itu, tapi yang jelas, semua PR ini harus segera diselesaikan.