Jose Mourinho menegaskan bahwa keberhasilannya di Manchester United tidak sepenuhnya dihargai. Mourinho juga berbicara dengan jujur tentang waktunya di Old Trafford, dan ia percaya jika memenangkan Europa League pada 2017 dan finis kedua dibelakang Manchester City pada 2018 lalu merupakan kesuksesan nyata.
Pelatih berusia 56 tahun yang memegang persentase kemenangan Premier League di atas Jurgen Klopp, Mauricio Pochettino, dan Arsene Wenger, tersebut saat ini sedang menikmati waktu luangnya setelah meninggalkan United pada bulan Desember lalu. Dengan waktu luangnya itu, ia pun dengan sukarela memberikan wawasan yang menarik tentang karakternya di luar lapangan.
Mantan manajer Real Madrid dan Chelsea tersebut mengatakan bahwa tidak semua orang tahu tentang kehidupan pribadinya. Menurutnya, dirinya sangatlah tertutup, dan banyak yang telah salah menilainya selama ini. Mou mengklaim bahwa saat dirinya bekerja, ia membutuhkan kesendirian, oleh karena itu ia sedikit menyalahkan dirinya sendiri, dan semua itu berbeda terbalik dengan kehidupan pribadinya.
“Ini mungkin salah saya. Saya sangat tertutup. Ketika saya bekerja, saya membutuhkan kesendirian. Manajer sepakbola pada banyak kesempatan adalah seorang pria yang kesepian. Kesepian dengan pikirannya. Kesepian dengan perasaannya. Kesepian dengan keputusannya. Anda dapat memiliki staf dan orang yang bekerja dengan Anda, tetapi kata kuncinya adalah keputusan, hanya satu yang bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan,” tutur Jose Mourinho dilansir dari Sky Sports.
“Jadi, mungkin ini semua adalah salah saya karena kecenderungan saya menutup diri dengan ‘cangkang’. Kemudian juga kesalahan saya karena yang dilihat orang hanyalah dalam waktu 90 menit. Mereka hanya melihat cara saya berperilaku dalam pertandingan dan cara saya tampil di kamera. Orang yang melihat saya di jalan berkata; ‘Oh, kamu terlihat lebih muda’, ‘Oh, aku pikir kamu sedikit lebih gemuk’, ‘kamu terlihat lebih ramping’, ‘Oh kamu lebih tinggi’, ‘kami pikir kamu masih kecil’, dan sebagainya.”
“Jadi, saya pikir TV sudah mengubah perspektif. Saya adalah diri saya sendiri. Saya tidak bertindak secara alami. Ketika saya duduk di bangku cadangan dan tidak merayakan gol itu wajar, saya fokus pada apa yang akan dating setelahnya. Itu wajar ketika saya mengambil botol air dan melemparkannya. Itu alami ketika saya menendang botol. Apa yang Anda lihat adalah apa adanya. Jika saya punya alasan untuk tersenyum, maka saya akan tersenyum. Saya suka tersenyum.”
Jose Mourinho tiba di Old Trafford pada 2016, dan ia berhasil mendapatkan pekerjaan yang diinginkan semua orang. Ia kemudian berhasil memenangkan Piala Liga dan Europa League dalam musim pertamanya. Ia pun merasa senang dengan semua pencapaiannya itu. Bagi Mou, pencapaian semacam itu adalah sebuah prestasi yang gemilang.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa finish diurutan kedua pada musim 2017/18 adalah pencapaian yang bahkan lebih besar dari musim sebelumnya. Namun setelah itu, ia mengakui bahwa ia sangat terkejut ketika mengetahui banyak kritik yang menerpanya bertubi-tubi. Padahal sebelumnya, ia berpikir jika keberhasilannya itu pantas untuk mendapatkan lebih banyak pujian.
“Saya hanya bisa mengatakan bahwa waktu saya di Manchester United bukanlah waktu yang mudah. Saya selalu merasa bahwa memenangkan Europa League itu fantastis, tapi seketika berubah, dan tidak terlihat seperti itu ketika orang lain melihatnya. Selain itu, finis diurutan kedua adalah pencapaian yang lebih sukses dari itu, jadi mungkin harusnya saya lebih banyak dapat pujian daripada kritik,” ungkap Mourinho.
“Saya merasa sedikit seperti tidak dihargai. Saya sudah bekerja dengan baik, saya memberikan segalanya, dan saya tidak mendapatkan apa yang menurut saya pantas. Maka, satu-satunya hal yang bisa saya beri tahu kepada Anda adalah bahwa ketika saya memiliki klub berikutnya, proyek berikutnya, saya akan sangat-sangat bahagia dan memasuki konferensi pers dengan senyum lebar. Saya akan buktikan itu. Saya berjanji.”
Sumber: Sky Sports