Foto: Twitter Manchester United

Pemain yang sebelumnya bermimpi menjadi penyerang seperti Ronaldinho dan Thierry Henry tersebut kini menjadi pemain belakang termahal Manchester United.

***

Setelah tertunda beberapa saat, bahkan disinyalir sengaja diundur untuk meredam demonstrasi kepada keluarga Glazer, Manchester United akhirnya meresmikan perekrutan keduanya untuk mengarungi musim kompetisi 2019/2020. Seperti yang sudah diprediksi sebelumnya, penggawa anyar Setan Merah tersebut adalah Aaron Wan-Bissaka.

Wan-Bissaka direkrut dari Crystal Palace dengan nilai 50 juta paun (45 juta paun dibayar di muka). Angka ini sesuai dengan keinginan United yang sebelumnya justru dimintai harga hingga 60 juta paun. Ia dikontrak lima tahun plus satu tahun opsi tambahan. Sebelum diperkenalkan pada Sabtu (29/6) kemarin, foto-foto Wan-Bissaka di Carington sudah tersebar luas.

“Aaron adalah salah satu talenta baru di Premier League. Ia memiliki etos kerja, talenta, dan mentalitas yang dibutuhkan untuk bermain di Manchester United. Profilnya sesuai dengan yang kami inginkan dalam skuad ini. Ia dapat membantu kami mendorong kualitas tim ini ke tingkat selanjutnya,” tutur Solskjaer dalam situs resmi klub.

“Ia juga adalah talenta muda yang memiliki rasa lapar untuk sukses dan ia selalu ingin belajar. Itu penting untuk pemain seusianya. Saya senang ia memutuskan untuk bergabung ke sini. Kami tak sabar melihat kelanjutan dari perkembangannya sebagai seorang pemain yang sejauh ini terlihat sangat baik.”

Kepindahan ini juga mewujudkan mimpi Wan-Bissaka. Beberapa bulan lalu, ia pernah mengungkapkan kalau Old Trafford adalah salah satu stadion favoritnya. Cukup unik karena dia sebenarnya adalah pendukung Arsenal. Ada jeda beberapa hari bagi Aaron setelah membela timnas U-21 Inggris sebelum memulai pra-musim bersama United per 1 Juli mendatang.

“Ini adalah perasaan luar biasa dan sebuah kehormatan untuk menyebut diri saya sebagai pemain Manchester United. Saya sudah tidak sabar untuk bergabung ke dalam skuad karena saya masih memiliki jeda beberapa hari setelah Euro U-21, tetapi saya sudah tidak tidak sabar untuk bertemu rekan-rekan baru ketika pra-musim,” kata Aaron.

Si Laba-Laba yang Menyukai Tekel

Wan-Bissaka adalah pemain yang dikategorikan sangat unik. Di saat para bek sayap lainnya menonjolkan kehebatan mereka dalam membantu serangan, Wan-Bissaka dikenal dengan kekuatannya dalam mengawal lini pertahanan. Meski terkesan berlebihan, namun statistiknya masuk dalam kategori terbaik di dunia.

Satu aspek yang begitu menonjol adalah tekel. Musim lalu, ia membuat 129 tekel sukses di Premier League. Angka ini memang masih kalah dari torehan Wilfried Ndidi (Leicester City) dan Idrissa “Gana” Gueye. Meski begitu, 129 tekel sukses yang dibuatnya berasal dari 139 percobaan.

Jumlah percobaan tekelnya saja bahkan hampir dua kali lipat dari Luke Shaw, pemain belakang United dengan percobaan tekel terbanyak yaitu 74. Hal ini menegaskan kehebatan Wan-Bissaka dalam membaca pergerakan lawan.

Statistik Tekel Sukses Pemain belakang United

Luke Shaw 55
Ashley Young 52
Victor Lindelof 40
Chris Smalling 30
Diogo Dalot 24
Phil Jones 19
Eric Bailly 15

 

Rasio keberhasilan tekelnya mencapai 93% dan menjadi pemain belakang terbaik dalam kategori ini. Ia bahkan yang terbaik di seluruh liga-liga di Eropa untuk posisi fullback. Statman Dave bahkan menyebut kalau Wan-Bissaka adalah pemain dengan covering terbaik yang pernah ia lihat. Kakinya yang panjang memudahkan dirinya melakukan tekel hingga dijuluki sebagai “Laba-laba”.

Jika mengerucut hanya ketika Crystal Palace menghadapi laga tandang melawan tim top six, Wan-Bissaka juga memiliki catatan menarik soal tekel. Dari 25 usaha tekel, 23 diantaranya sukses termasuk ketika mereka menahan United tanpa gol November lalu.

Statistik tekel Wan-Bissaka Melawan Top Six di laga away

Lawan Percobaan Tekel Tekel Sukses (Rasio)
Manchester City 6 5 (83%)
Liverpool 3 3 (100%)
Chelsea 3 3 (100%)
Tottenham Hotspur 5 4 (80%)
Arsenal 4 4 (100%)
Manchester United 4 4 (100%)

 

Meski kemampuan tekelnya terbilang paling menonjol, namun Wan-Bissaka membuktikan kualitasnya sebagai pemain belakang terbaik pada musim lalu. Selain tekel, ia juga memimpin aspek lain untuk kategori pemain belakang seperti sapuan (129 kali), intersep (84 kali), dan dribel sukses (64 kali). Posturnya yang tinggi menjulang membuatnya tidak mudah dilewati karena rata-rata hanya 0,3 dribel saja yang bisa melewati Wan-Bissaka.

United beruntung bisa mendapatkan Aaron. Besar kemungkinan dirinya akan langsung menjadi pemain inti Setan Merah sejak pekan pertama. Posisi bek kanan menjadi salah satu yang terlemah dari United pada musim lalu. Mereka lebih banyak mengandalkan Ashley Young yang tidak sanggup lagi bermain di level tertinggi. Selain Young, Diogo Dalot belum maksimal pada musim pertamanya, sedangkan Matteo Darmian nampaknya bukan pemain yang punya kualitas untuk membela United.

Aspek Serangan yang Harus Ditingkatkan

Wan-Bissaka mungkin sudah mematenkan namanya sebagai pemain belakang dengan kemampuan defensif yang mumpuni. Namun patut diingat kalau seorang bek sayap dituntut untuk bisa membantu serangan terutama menjadi penyuplai bola kepada pemain depan. Inilah yang dilakukan duet Trent Alexander Arnold dan Andy Robertson di Liverpool, serta Joshua Kimmich dan Achraf Hakimi di Bayern Munich. Sayangnya hal ini belum dimiliki oleh Wan-Bissaka.

“Akurasi dalam melakukan crossing harus ditingkatkan lagi. Ia hanya punya 21,4% saja dan itu sangat rendah. Hanya ada 14 peluang yang bisa ia buat dan memberikan tiga asis,” kata jurnalis The Guardian, Dominic Fifield.

Hal ini yang menjadi masalah mengingat United kerap bergantung kepada bek sayapnya untuk membantu serangan dan memberi suplai kepada para striker melalui bola-bola silangnya. Musim lalu, ada 11 asis yang dibuat oleh tiga bek sayap mereka. Ini yang harus diperbaiki Wan-Bissaka mengingat kemampuan ofensifnya terbilang masih sangat kurang.

Meski begitu, kita patut ingat kalau Wan-Bissaka baru berusia 21 tahun. Masih banyak waktunya untuk berkembang dan United bisa menjadi tempatnya belajar untuk menjadi seorang bek kanan yang tidak hanya jago dalam bertahan melainkan juga dalam menyerang.

Solskjaer nampaknya sudah mengendus hal itu. Untuk mengakomodasi kemampuan ofensif Wan-Bissaka yang belum bisa dibilang baik ketika menyerang, dia siap untuk mengubah Diogo Dalot menjadi seorang penyerang sayap kanan. Berbeda dengan Wan-Bissaka, Dalot adalah bek sayap yang kemampuan ofensifnya jauh lebih baik ketimbang aspek bertahannya.