Ketika Alexis Sanchez dikabarkan siap meninggalkan Arsenal pada awal tahun 2018, Manchester City adalah kesebelasan yang dikabarkan siap untuk memboyongnya. Namun seiring berjalannya waktu, Manchester United ikut serta dalam perburuan tanda tangan pemain asal Cile tersebut. Hingga pada akhirnya, Setan Merah yang kemudian keluar menjadi pemenang.
United berjudi dalam mendatangkan Sanchez. Mereka menukarnya dengan Henrikh Mkhitaryan yang musim sebelumnya berperan dalam keberhasilan tim meraih gelar Liga Europa. Namun United merasa Sanchez bisa lebih baik ketimbang Miki mengingat pengalamannya yang cukup banyak di kompetisi Premier League.
Saking percayanya kepada Sanchez, United memberikan gaji sebesar 350 ribu paun yang bisa bertambah menjadi 500 ribu paun jika ditambah dengan bonus. Angka ini adalah yang paling tinggi dibanding seluruh pemain yang berkiprah di kompetisi tertinggi di Inggris tersebut.
“Kami mengincarnya (Sanchez) pada Januari 2018. Situasinya justru berubah dari apa yang kami rasakan pada musim panas sebelumnya. Nyatanya, faktor ekonomi adalah penyebab kami gagal memboyong Sanchez,” kata Khaldoon Al-Mubarak, Chairman Manchester City, pertengahan 2018 lalu.
Penggemar United mungkin akan tertawa ketika mendengar statement dari Al-Mubarak. Kok bisa tim yang katanya kaya tapi tidak sanggup memberi gaji tinggi seperti United yang jarang meraih prestasi. Namun tujuh bulan setelah ucapan Mubarak tersebut, City patut bersyukur karena tidak melakukan aksi segila rival sekotanya tersebut.
15 bulan setelah diresmikannya Sanchez, Manchester United tidak mendapatkan apa-apa darinya. Kontribusinya dalam bentuk gol dan asis tidak terlalu signifikan. Saat ini, ia malah sedang memulihkan diri dari cedera. Disaat kontribusinya dipertanyakan, United sudah mengeluarkan hampir 315 miliar rupiah hanya untuk membayar gajinya saja.
Entah apa yang membuat United berani mengiyakan tawaran Sanchez saat itu. Berharap balik modal dari penjualan jersey? Bisa jadi. Namun para penggemar tentu tidak ingin berurusan soal itu. Yang mereka inginkan adalah Sanchez bisa bermain bagus seperti yang sering ia tampilkan ketika berseragam Arsenal dan timnas Cile.
Sebaliknya, kehadiran Sanchez justru menjadi benalu. Kehadirannya memicu efek domino di ruang ganti United yang satu per satu pemainnya mulai menuntut adanya kesetaraan dalam hal gaji.
David De Gea ingin meminta dua kali lipat dari yang didapat sekarang yaitu 240 ribu paun. Kontribusinya yang vital membuat dirinya merasa layak dihargai lebih. Hal sama juga terjadi kepada Ander Herrera dan Juan Mata.
United harus cepat mencari solusi untuk menyelesaikan masalah ini. Salah satu yang sudah dilakukan adalah menaikkan gaji beberapa pemain yang sudah memperpanjang kontrak. Salah satunya adalah Anthony Martial yang gajinya kini berada di angka 250 ribu paun. Akan tetapi, naiknya gaji Martial hanyalah permulaan karena masih banyak pemain inti yang meminta gaji besar. Selama Sanchez masih ada di dalam tubuh United, maka masalah ini akan terus berlanjut.
“Kami mengamati situasi dengan cermat dan merasa bahwa jika kami mengikuti permintaan Sanchez, kami akan kerepotan karena kami akan memiliki antrian pemain yang jauh lebih banyak menuntut dan itu menghadirkan risiko untuk menyelaraskan keharmonisan kamar ganti kami soal keuangan,” kata salah satu orang dalam Manchester City kepada Telegraph.
Sekaya-kayanya Manchester City, mereka mencoba untuk seimbang dalam menggaji para pemainnya. Dilansir dari SillySeason, selisih gaji antara Sergio Aguero, penerima gaji terbanyak di City, dengan Fernandinho yang berada di urutan kelima, hanya dibedakan 50 ribu paun saja. Sementara selisih gaji Sanchez dengan Paul Pogba yang berada di bawahnya sudah menyentuh 60 ribu paun. Hal ini yang membuat para pemain United merasa ada kesenjangan dalam hal gaji. Baik De Gea atau Herrera bisa dicap sebagai mata duitan, namun hal-hal seperti ini tidak akan terjadi jika United lebih cerdas saat ingin merekrut Sanchez.
Di sisi lain, Manchester City mungkin sedang tertawa melihat tetangganya kerepotan menyelesaikan permasalahan yang nyaris menimpa mereka. Mengutip pernyataan dari Richard Jolly, wartawan FourFourTwo, membeli Sanchez adalah simbol kalau United sedang tersesat. Bukan ide yang bagus untuk membeli seorang pemain hanya untuk menghalangnya pindah ke tetangga.
Sumber: Telegraph, TotalSportek, SillySeason, MEN, FourFourTwo