Kemenangan Manchester United atas Southampton pekan lalu tidak lepas dari kegemilangan seorang Romelu Lukaku. Berkat dua golnya, striker asal Belgia tersebut sukses menolong United dari ancaman hasil imbang. Selain Lukaku, ada satu nama lain yang patut mendapat pujian atas penampilannya pekan lalu. Dia adalah Diogo Dalot.
Dalot hanya bermain selama 43 menit dalam pertandingan tersebut. Ia masuk menggantikan Alexis Sanchez yang mengalami cedera ligamen lutut. Namun siapa yang menyangka kalau masuknya Dalot saat itu langsung mengubah alur pertandingan terutama untuk tuan rumah. Hal ini kemudian memunculkan sebuah anekdot: Apakah United membaik karena masuknya Dalot atau karena Alexis yang keluar?
Tidak bisa dibantah kalau permainan Manchester United langsung cair setelah Dalot masuk. Serangan-serangan mereka menjadi lebih berbahaya dan peluang menjadi mudah untuk didapat. Saat Sanchez masih bermain, pemain asal Cile tersebut terlalu lambat dalam menguasai bola, kurang berpengaruh terhadap pertandingan, dan jarang menyulitkan pemain belakang lawan.
Kurang dari satu menit, Dalot melepaskan umpan silang kepada Marcus Rashford yang sundulannya justru melebar. Namun beberapa menit kemudian, ia membuat asis untuk gol Andreas Pereira. Sisi kanan yang cenderung mati pada babak pertama, menjadi lebih hidup berkat kehadiran Dalot. Hingga laga usai, Dalot membuat 100% tekel sukses, 2 tembakan, 2 umpan kunci, dan 1 asis.
Yang menarik, dalam pertandingan tersebut Dalot bukan bermain pada posisi utamanya sebagai seorang bek kanan. Ia justru menjadi penyerang sayap kanan dalam skema 4-3-3 ala Ole. Sudah dua pertandingan ia memainkan peranan seperti itu. Sebelumnya, ia juga bermain bagus pada posisi tersebut ketika United mengalahkan Crystal Palace tiga hari sebelumnya. Hal ini membuat sisi kanan United menjadi lebih aman karena Dalot memiliki kemampuan overlap dan underlap yang sama bagusnya.
Kehadiran Dalot di sisi kanan juga menambah variasi serangan United. Jika di sisi kiri, Martial ataupun Rashford akan melakukan cut inside sambil menggiring bola dan menunggu dukungan dari para pemain lainnya, maka Dalot tidak seperti itu. Dia akan mencoba untuk mengelabui lawannya sebelum melepaskan umpan silang akurat atau melepaskan tembakan spekulasi.
“Saya menikmati bermain di posisi sayap kanan ataupun sayap kiri, bahkan jika sang manajer ingin memainkan saya di posisi kiper, saya akan melakukannya. Ashley Young bermain di posisi bek kanan dan sang manajer tahu saya dapat mengisi posisi lain. Saya selalu mencoba menyiapkan diri saya jika sang manajer membutuhkan saya di posisi lain. Saya hanya ingin menikmati bermain tiap menitnya,” tutur Dalot.
Cepatnya adaptasi Dalot tentu bagaikan oase di padang pasir. Beberapa tahun terakhir, United kerap bermasalah dalam hal adaptasi ketika mendatangkan pemain baru. Alexis Sanchez dan Fred adalah dua nama terakhir yang bermasalah dalam hal penyesuaian diri.
Tanpa bermaksud melebih-lebihkan, namun Dalot pantas disebut transfer terbaik United musim ini. Meski baru bermain 13 pertandingan saja, lebih sedikit dari Fred yang sudah bermain 17 kali, namun Dalot selalu menghadirkan peningkatan dalam setiap penampilannya. Ia langsung membuat asis dalam debutnya menghadapi Derby County dan sukses menjadi eksekutor dalam drama adu penalti. Di Liga Champios melawan Young Boys, ia membuat beberapa key pass. Penampilan apik seorang Dalot muncul ketika United mengalahkan Fulham 4-1 di Old Trafford. Saat itu, ia membuat delapan umpan silang dan empat diantaranya mengarah tepat ke sasaran. Ia menjadi pemain terbanyak keempat United yang paling sering membuat key pass.
Publik United patut berterima kasih kepada Jose Mourinho yang membawanya ke Old Trafford. Usia masih 19 tahun, dengan harga hanya 19 juta paun, namun Setan Merah mendapatkan pemain yang punya prospek bagus seperti Dalot.
“Dalot potensinya sangat bagus. Mungkin dia bisa mengikuti jejak seorang Gary Neville untuk lebih dari sepuluh tahun sebagai bek kanan United. Dalot baru berusia 19 tahun dan dia punya kondisi yang baik dan memungkinkan untuk berkembang,” tutur Mourinho kepada Goal International.
Musim 2018/2019 sudah hampir berakhir. Dengan mulai berkilaunya sinar Dalot, tentu memudahkan Ole Gunnar Solskjaer untuk meramu timnya yang saat ini sedang krisis pemain karena cedera. Sementara itu bagi Dalot, sisa sepertiga akhir musim ini akan sangat berguna baginya untuk mematangkan kembali permainannya agar pada musim depan ia bisa tampil lebih baik lagi dibanding sekarang ini.