Manchester United berhadapan dengan FC Barcelona di babak perempatfinal Liga Champions 2018/2019. Secara normal, fans United akan lebih memilih menghindari El Barca di babak awal, dan lebih memilih lawan yang dianggap lebih inferior seperti Ajax Amsterdam atau FC Porto. Namun, kenyataannya tidak demikian.

Aura negatif Manchester United begitu terasa musim ini ketika ditangani Jose Mourinho. Lolos dari fase grup Liga Champions saja sudah merupakan berkah yang luar biasa. Sialnya, di babak 16 besar MU bertemu dengan raksasa Prancis yang juga mengincar gelar juara Liga Champions: Paris Saint-Germain.

Kondisi klub saat itu tengah tidak stabil mengingat Mourinho dipecat dan digantikan Ole Gunnar Solskjaer yang tak punya prestasi di tingkat manajerial. Namun, Solskjaer memberikan aura positif dengan raihan kemenangan beruntun. Sialnya, kekalahan pertama Solskjaer terjadi ketika berhadapan dengan PSG di leg pertama dengan skor 0-2. Angel Di Maria tersenyum angkuh. Mereka yang awam juga merasa kalau peluang MU untuk lolos amatlah kecil. Sebuah media juga menyebut kalau peluang MU cuma tiga persen. Hebatnya, di leg kedua MU justru menang 3-1.

Hasil ini membuat para penggemar United merasa nothing to lose, tanpa beban. Mereka tak masalah mau bertemu dengan siapapun di babak delapan besar, termasuk Barcelona, yang menurut kami adalah penantang terkuat untuk gelar Liga Champions musim ini selain Manchester City.

Hingga hari Minggu (17/3) pukul 12 siang ini, postingan soal lawan United di Facebook Setanmerah.net mendapatkan respons amat besar. Sebanyak 185 komentar tercantum dalam postingan tersebut. Komentarnya beragam, meski mayoritas merasakan kepercayaan diri jelang laga melawan Barcelona.

Cocoklogi

Salah satu yang biasa dikemukakan oleh netizen adalah teori-teori yang cocok dengan kejadian sebelumnya. Teori macam ini sebenarnya cuma bisa diterapkan pada pergerakan benda langit, seperti Komet Haley yang terlihat dari bumi setiap 75-76 tahun. Namun, untuk urusan sepakbola, cocoklogi biasanya jarang ada yang cocok.

Teori ini dikemukakan oleh Nawir Monoarfa soal cocoklogi dengan juara Piala Dunia. Teorinya seperti ini. Tahun 1998 Prancis juara Piala Dunia. Setahun berselang, MU juara Liga Champions sekaligus treble pertama bagi klub. Nah, Prancis menjadi juara Piala Dunia 2018 atau 20 tahun berselang.

“Bisa jawab sendiri kan?” tulis Nawir. “Sejarah mencatat itu sebagai kode alam.”

Hal ini juga yang diperkuat oleh data Zhahar Aufar Bary yang mengorelasikan dengan kegagalan Liverpool. “Tambahi lagi. 2016 Liverpool runner up UEL (Europa League). 2017 MU juara UEL. 2018 Liverpool runner up UCL. 2019 jawab sendiri ????” tulis Zhahar.

Fakta lain yang tak kalah mencengangkan juga ditulis Juniawan Angga. Namun, ini bukan soal klub lain, melainkan Barca itu sendiri. Ia merasa kalau ada kesebelasan yang bisa mengalahkan Barca, maka mereka berpeluang juara. Ia mencontohkan ketika MU mengalahkan Barca di semifinal Liga Champions 2008 yang berakhir dengan MU mengangkat trofi.

“Inter Milan 2010 menang lawan Barca: juara. Chelsea 2012 lawan Barca semifinal: juara. 2013 Munchen semifinal lawan Barca: juara. Dan semenjak 2014 hanya ada 2 tim yang juara liga Champions (Barca 1x 2015) dan Madrid 4 x(2014, 2016-2018),” tulis Angga.

Motivasi Tinggi

Sementara itu, sejumlah penggemar United lain tak masalah kalau harus melawan Barca seperti yang ditulis Noer Aman Ibrahim. “Semua kontestan takut berhadapan dengan Barca. Tapi MU, tidak!” tulis Noer.

Senada dengan Noer, Hendi Putra Sanjaya juga merasa bahwa Barcelona sebagai kesebelasan yang biasa-biasa seperti klub lainnya. Ia justru mengingatkan bahwa kita sebagai penggemar United bertugas untuk mendukung sekuat tenaga. Siapapun lawannya, mereka tidak pengaruh. “GGMU,” tulisnya.

Ada pula fans United yang merasa bahwa Barca yang saat ini tak sekuat Barca yang dulu, seperti yang ditulis Sidik P. Ini juga ditegaskan oleh Heryuanto yang menyebut kalau sekarang Messi sudah menua, Xavi dan Iniesta sudah tidak ada. Buat MU, Barca yang sekarang sudah tak lagi menakutkan.

Tidak gentarnya fans MU melawan Barca juga ditegaskan INdriy ImNdry ROsyadhie. Ia menulis, “Berarti semua tim yang lolos hanya takut lawan Barca. Aduh mental cemen.
Giliran MU ketemu Barca semua pada bilang, ‘MU apeslah, MU nyungseplah, MU dibantailah’. Kaya tim kalian akan lolos. Entar tim kalian nyungsep nangis. Hhhhh. Optimis MU menang. MU kagak takut lawan sama siapa saja.”

Wahyu Ardi Prathama misalnya mengingatkan fans MU ketika Chelsea dulu juara Liga Champions. Situasinya kurang lebih sama dan ya, tidak ada yang tidak mungkin. Intinya bantu doa guys apa pun hasilnya, yakinlah United sudah berusaha sebaik mungkin.

Komentar unik juga dikemukakan Ersad: “Biarkan saja Barca menang di OT tapi kita comeback-in lagi di Camp Nou. Begitu seterusnya sampai final. Nah, di final adu penalti, MU menang biar ada dramanya.”

***

Komentar-komentar di atas hanyalah sedikit dari ratusan komentar di laman Facebook Setanmerah.net. Ada banyak gagasan dan ide menarik yang biasanya dilontarkan para penggemar United yang terkenal loyal pada klubnya. Kami mengajak Anda untuk ikut berdiskusi di laman Facebook Setanmerah agar ide dan wawasan kita semakin luas.