Pada musim ini, Manchester United menjadi salah satu dari tiga tim di Liga Primer Inggris yang baru mendapatkan satu kali penalti dari total 23 laga yang telah dilangsungkan. Rekor yang tak sedap di mata The Red Devils tersebut diperpanjang kala United meraih hasil seri melawan Hull City dini hari tadi. Pada laga tersebut ada satu insiden yang dinilai bisa memberikan United tendangan penalti, yaitu ketika Zlatan Ibrahimovic terjatuh di kotak penalti setelah bertubrukan dengan Tom Huddlestone.

Atas fakta di atas, legenda Manchester United, Paddy Crerand, merasa hal tersebut tidaklah masuk akal melihat seringnya United berada dalam kotak penalti lawan pada musim ini. Lebih lanjut lagi, Crerand yakin Jose Mourinho dan tim asuhannya pun merasakan ketidakadilan dalam hal penalti musim ini.

“Seakan-akan seperti ada agenda menjatuhkan United untuk urusan penalti. Kita (United) berada di tim-tim paling bawah untuk urusan penalti yang didapat, bersama dengan Middlesbrough dan West Bromwich Albion. Dari sudut pandang saya hal ini tidak logis mengingat intensitas menyerang kita yang tinggi di dalam kotak penalti,” jelas Crerand yang kini sudah berusia 77 tahun tersebut.

Crerand yang ketika masih aktif bermain di posisi gelandang ini menambahkan bahwa ia bertaruh United adalah salah satu tim yang paling aktif masuk ke zona kotak penalti pada musim ini. Sehingga ia merasa aneh jika United masih minim penalti.

“Saya bertaruh bahwa kita (United) masuk ke box lebih banyak dibandingkan tim-tim lain. Alih-alih mendapatkan penalti malah United seringkali diganjar penalti oleh wasit, seperti kala menghadapi Hull City di semifinal EFL Cup beberapa waktu lalu. Padahal, seharusnya United juga dapat waktu Chris Smalling terjatuh,” jelas pria asal Skotlandia tersebut.

Namun, Crerand yang kini menjadi komentator tetap di MUTV juga mengatakan bahwa pekerjaan menjadi seorang wasit tidaklah mudah. Apalagi, kata dia, seringkali wasit utama tidak mendapat bantuan dari asisten wasit.

“Saya pikir standar menjadi wasit tidak sesulit yang kita kira. Tapi tetap saya paham betapa berat pekerjaan tersebut dan mereka (wasit) seringkali tidak mendapat bantuan yang berarti dari asisten wasit. Meski saya memaklumi, tetap saja fakta bahwa kita (United) baru mendapa satu penalti musim ini sulit untuk dipercaya,” kata Crerand yang telah mencatatkan 401 penampilan untuk United.

Apakah Wasit Takut Ketika Memimpin Laga United?

Fakta bahwa United baru mendapatkan satu penalti pada musim ini bisa dibilang sebagai hal yang unik. Lantaran, seperti kita tahu, United seringkali dicemooh oleh fans-fans klub lain sebagai klub yang disayang oleh wasit. Sehingga acap kali para rival menganggap wasit sangat mudah memberikan penalti kepada United.

Sedangkan, pada musim ini bisa dikatakan segala tuduhan tersebut tidaklah masuk di akal. Lantaran, sudah delapan kali terhitung United diganjar hukuman penalti. Hal ini diperparah dengan banyaknya pelanggaran yang seharusnya menjadi penalti, namun wasit tetap enggan meniup peluit. Sehingga muncul anggapan bahwa para wasit takut dianggap simpatik dengan United, seperti yang dituduhkan kepada Howard Webb pada musim-musim sebelumnya.

Terbukti tekanan tersebut ada ketika Mark Clattenburg yang meragukan keputusannya ketika memimpin laga United dengan Burnley, bulan Oktober lalu, di mana ketika itu, Matteo Darmian dijatuhi oleh bek sayap, Jon Flanagan pada babak pertama.

“Saya menganalisis ulang pertandingan tersebut dan saya rasa saya bisa memutuskan hal yang berbeda. Saya menyesali satu atau dua situasi yang terjadi. Memikirkan hal ini membuat saya sampai melewatkan jalan ke rumah saya dan semakin jauh,” kata Clattenburg.

Kemudian pada laga selanjutnya yang menunjukkan tekanan kepada wasit adalah laga United melawan Arsenal di Old Trafford pada bulan November lalu. Insiden yang menjadi sorotan adalah kala Antonio Valencia yang baru saja sembuh dari cidera diganjar oleh Nacho Monreal pada babak pertama. Meski jelas terlihat Monreal dengan sengaja mengganggu akselerasi Valencia, wasit Andre Marriner memutuskan untuk tetap melanjutkan permainan.

Usai laga, Mourinho yang geram dengan keputusan tersebut berbicara kepada media mengenai percakapannya dengan Marriner sebelum laga dimulai.

“Saya suka dengan perkataan yang diucapkan oleh Marriner sebelum laga dimulai. Sangat sederhana, bahwa dia tidak ingin menjadi man of the match, dia tidak ingin terlihat,” terang Mourinho.

Terakhir adalah laga yang tentu masih berbekas di kepala para fans The Red Devils, yaitu kala United menang 2-1 atas Middlesbrough di Old Trafford pada Boxing Day Desember lalu. Kemenangan tersebut diraih dengan susah payah oleh  United, lantaran baru bisa mencetak gol pada menit-menit terakhir melalui sepakan Martial dan sundulan Paul Pogba.

Kesulitan tersebut bisa dikatakan datang dari performa buruk wasit Lee Mason malam itu. Lantaran menganulir gol Zlatan pada babak pertama dan jua tidak menganggap tekel dari belakang oleh bek The Boro, Bernardo kepada Martial sebagai sebuah pelanggaran. Menanggapi keputusan-keputusan yang merugikan tersebut Mou usai pertandingan mengatakan bahwa ia yakin Mason sendiri akan kecewa dengan dirinya.

“Tentu saja Mason akan merasa kecewa saat ini karena dia sudah lihat semuanya. Tapi yang jelas ini lebih mengecewakan kita (United),” kata Mourinho.

Nasi sudah menjadi bubur. Menyesali hal-hal yang sudah terjadi tidak akan berguna. Segala keputusan buruk yang merugikan United tentu tidak bisa ditarik kembali. Sehingga Mou dan tim asuhannya hanya bisa bermain dengan lebih baik lagi dan percaya bahwa wasit akan bertindak adil pada laga-laga United mendatang. Semoga saja!

Sumber : Manutd.com & Manchestereveningnews.com