Mason Mount mencetak gol penyama kedudukan dalam kemenangan 4-1 Manchester United atas Athletic Bilbao. Gol ini memang menjadi pembuka, juga sekaligus menjadi yang paling penting. Berikut adalah alasannya.

Mount No 7 Gagal

Setelah Cristiano Ronaldo tidak ada lagi yang bisa mengemban nomor “7” di Manchester United dengan menakjubkan. Bahkan, Ronaldo di eranya yang kedua pun tidak bisa.

Hal ini yang membuat banyak pihak terkejut ketika Mason Mount yang datang pada awal musim 2023/2024, justru memilih nomor “7” karena memang belum ada yang punya. Dan benar saja, Mount tidak bisa berbuat banyak. Apalagi, Erik ten Hag waktu itu memintanya bermain lebih dalam, karena sudah ada Bruno Fernandes di pos gelandang serang.

Selain penampilannya yang belum maksimal, badai cedera lebih sering datang menghampirinya. Sepanjang dua tahun ini, dia lebih sering berkutat dengan penyembuhan ketimbang bermain di atas lapangan. Bagaimana tidak? Di musim pertamanya, ia bermain total 20 pertandingan. Sisanya, cedera.

Namun, agaknya ini pula yang membuat tekanan “No 7” perlahan menghilang. Para penggemar Manchester United agaknya sudah tidak lagi melihat angka di belakang punggung, tapi sebesar apa kontribusinya buat klub. Misalnya, Kobbie Mainoo yang memberikan dampak besar tapi nomor punggungnya “37”.

Saat Mount masuk pada menit ke-62, tampak ada rasa kepercayaan diri yang besar padanya. Ia mengangkat kepalanya, dan memberikan sedikit instruksi pada rekan-rekannya.

Di atas lapangan, ia bisa lebih bebas karena Bruno sudah tidak lagi menghalanginya. Ia bebas naik karena ada Casemiro yang menjaga kedalaman.

Dalam prosesnya, Mount benar-benar tidak terjaga ketika mendapatkan umpan Amad Diallo dari sisi kanan. Namun, bola kelewat tinggi dan dikejar oleh Luke Shaw yang mengumpan pada Lenny Yoro. Mount pun tidak menjauh tapi membuka ruang untuk menjadikan dirinya sebagai tembok pemantul bola.

Tidak disangka, Mount melakukan backheel, dan saat ruang terbuka, ia melepaskan tendangan melengkung ke pojok gawang Julen Agirrezabala.

Gol ini membuat semua orang bersorak. Ada kelegaan dalam diri para pemain Manchester United yang tampak begitu frustrasi di babak pertama. Pun dengan para penonton di stadion karena gol ini adalah gol penyama kedudukan.

Suporter United merasa senang karena setidaknya tim tidak akan kalah memalukan. Mereka juga senang karena proses golnya hadir begitu baik, golnya pun melengkung dengan indah, dicetak oleh “pemain No 7 gagal”, yang tampaknya akan menjadi “sesuatu” di musim depan. Dengan wajah tampan Mount, para penggemar United yang sudah beranak mungkin sedikit teringat dengan sosok David Beckham.

Sepanjang laga, Mount juga tampil impresif. Ia tampak begitu percaya diri dengan umpan backheel yang kembali ia lakukan. Penempatan posisinya juga bagus. Tampak kalau Amorim agaknya meminta Bruno tampil lebih dalam untuk menjaga kondisi fisiknya, sementara Mount diberikan lisensi untuk menyerang.

Dalam proses gol kedua, tampak kalau Mount bisa saja mengumpan pada Diallo di sisi kanan.Namun, melihat gawang yang kosong, ia memilih menendang langsung. Tendangannya mungkin tidak keras, tapi sangat akurat menyasar gawang Athletic Club.

Gol itu sungguh melegakan, karena satu-satunya hal dalam hidup yang harus diperjuangkan adalah harapan. Selain Bruno, harapan fans United adalah Mason Mount.