Foto: Yahoo

Ada sedikit kerinduan dalam benak para penggemar United di seluruh dunia untuk bisa menyaksikan klub kesayangannya tersebut bertanding di negaranya. Tanpa terkecuali di Indonesia yang bisa dikategorikan memiliki basis pendukung United terbesar di Asia Tenggara.

United bukannya tidak pernah mengunjungi Indonesia. Lebih dari empat dekade lalu mereka pernah mengunjungi negara berpenduduk terbanyak keempat di dunia ini. Akan tetapi saat itu kehadiran United justru disebut-sebut mengecewakan publik Indonesia yang sudah menanti kehadiran juara Liga Champions 1968 tersebut.

Pasca meraih tiket promosi ke Divisi I, United melakukan tur ke Indonesia dalam tajuk turnamen segitiga bersama Ajax Amsterdam pada musim panas 1975. Bagi Indonesia (yang diwakili PSSI Tamtama) ajang ini adalah persiapan untuk pra olimpiade 1976 di Kanada. Saat itu Indonesia masih dikenal sebagai Macan Asia dan kerap menjadi langganan klub-klub besar macam Santos, St Pauli serta beberapa klub dari negara-negara macam Yugoslavia, Jerman Timur, serta Uni Soviet. Mereka juga dipimpin pelatih legendaris Wiel Coerver yang pernah menjuarai piala UEFA bersama Feyenoord.

Kualitas MU saat itu juga sudah jauh dari saat mereka masih menjadi juara Inggris dan Eropa. Mereka sudah tidak diperkuat trio legendaris United (George Best, Denis Law, dan Bobby Charlton). Akan tetapi, nama United tetap harum mengingat sejarah yang mereka toreh.

Sayangnya, kedatangan skuat Tommy Docherty (manajer United saat itu) mengecewakan banyak pihak termasuk PSSI dan pecinta sepakbola tanah air. Iblis Merah mendarat di Halim Perdana Kusuma dengan hanya membawa 14 orang. Jumlah itu terdiri dari 11 pemain serta masing-masing satu cadangan, satu manajer, dan satu pelatih. Selain itu mereka tidak membawa pemain-pemain bintangnya macam Martin Buchan, Brian Greenhoff, Lou Macari, serta Willie Morgan. Jauh jika dibandingkan dengan Ajax yang membawa Jonny Rep, Wiim Suurbier, serta Ruud Krol, yang saat itu adalah tulang punggung timnas Belanda.

Beberapa sumber menyebut bahwa sebenarnya United berjanji dalam pertemuan dengan PSSI bahwa mereka akan membawa pemain terbaiknya. Namun ada juga anggapan yang menyebut bahwa United terpaksa melakukan itu (membawa 14 orang) karena bayaran PSSI yang dianggapnya terlalu kecil. Saat itu mereka dibayar 25 ribu dollar untuk bermain di dua pertandingan menghadapi Indonesia dan Ajax.

Kesan ogah-ogahan kembali ditunjukkan United dalam laga yang dihadiri 70 ribu penonton tersebut. Mereka menurunkan Anthony Young yang merupakan pemain belakang sebagai striker. Sementara Indonesia memainkan pemain utamanya macam Ronny Paslah, Sutan Harhara, serta Anjas Asmara.

Selain itu di babak kedua seorang pria gendut masuk mengenakan seragam United bernomor 15 bernama Docherty. Ya, sang manajer masuk hanya untuk mendapatkan kartu kuning dari wasit Kosasih Kartadiredja lima menit setelahnya.

Tugas Doc saat itu hanya untuk membayangi pergerakan trio Waskito, Andi Lala, dan Risdianto. United sendiri juga jarang melakukan serangan. Jarang sekali gawang Indonesia yang dijaga Ronny Paslah diancam oleh para pemain Iblis Merah. Skor akhir pertandingan pun berakhir imbang 0-0.

Ronny sendiri mengaku tidak terlalu banyak mengingat memori terkait laga tersebut. Kiper yang pernah bertanding melawan Pele ini hanya tahu bahwa ia banyak melakukan penyelamatan dengan memotong umpan silang United. Sementara itu Risdianto menyebut bahwa pertahanan United bermain bagus saat itu. Ajax kemudian keluar sebagai juara setelah di laga berikutnya mengalahkan United 3-2 dan PSSI Tamtama 4-1.

Indonesia:

Ronny Paslah, Sutan Harhara, Oyong Liza, Suaib Rizal, Iim Ibrahim, Anjas Asmara, Nobon, Waskito, Junaedi Abdillah, Risdianto, Andi Lala

Manchester United:

Alex Stepney, Alex Forsyth, Arthur Albiston, Gery Daly, Jimmy Nicholl, Jim McCalliog, Trevor Anderson, Sammy Mcllroy, Stuart Person, David McCreery, Anthony Young

***

Pada 2009, Manchester United sebenarnya berencana untuk kembali menginjakkan kaki di Indonesia. Saat itu mereka akan bertanding melawan ISL All Stars pada 20 Juli delapan tahun lalu. Sayangnya kejadian bom yang terjadi di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton Jakarta (yang juga dijadikan tempat United menginap) membuat pihak United terpaksa membatalkan perjalanan tersebut. Pertengahan 2019 menjadi kali terakhir Setan merah mengunjungi Asia Tenggara. Saat itu United menang 1-0 melawan Inter Milan di Singapura.