Foto: ManUtd.com

“We’re not finished yet. Gary Neville. Macheda. Comes out to Giggs….Great turn by Machedaaaaaaaaa! Ashtonishing.”

Itulah teriakan Martin Tyler ketika memandu jalannya pertandingan Manchester United melawan Aston Villa tepat sedekade lalu. Saat itu, ia dan rekannya, Andy Gray, dikejutkan oleh sensasi dari bocah Italia bernama Federico Macheda yang memberikan kemenangan dramatis bagi United sekaligus membawa Setan Merah kembali ke puncak klasemen.

“Sebuah respon yang bagus dari pemain yang belum pernah bermain sebelumnya,” kata Tyler yang disusul ucapan ‘Hormat dari saya untukmu nak’ yang keluar dari mulut Gray.

Gol Macheda bernilai mahal bagi United pada musim 2008/2009 karena yang dipertaruhkan saat itu adalah gelar juara Premier League yang juga diincar oleh rivalnya, Liverpool. Seandainya pemain yang saat itu berusia 17 tahun ini tidak mencetak gol, maka bukan tidak mungkin Liverpool sukses membuka paceklik trofi liga pada musim tersebut.

Situasinya memang cukup pelik bagi United sebelum laga. Sir Alex Ferguson kehilangan banyak sekali pemain terbaiknya. Nemanja Vidic dan Paul Scholes absen karena akumulasi kartu. Selain itu, Rio Ferdinand cedera.

Krisis yang paling parah ada di lini depan. Berbatov cedera, Rooney diskors, sedangkan Tevez baru kembali dari jeda internasional sehari sebelum laga. Hal ini tentu saja memaksa Ferguson putar otak dan mau tidak mau mengisi pemain cadangan dengan pemain akademi. Welbeck, Foster, Gibson, Eckersley, Martin, dan Macheda adalah pemain akademi yang duduk di bangku cadangan.

Situasi di lapangan juga tidak menguntungkan. United yang sudah unggul terlebih dahulu melalui Cristiano Ronaldo justru tertinggal 1-2. John Carew dan Gabriel Agbonlahor saat itu sukses mengecoh Edwin Van Der Sar melalui kepalanya.

Tertinggal 1-2, membuat United harus mengejar ketertinggalan. Mereka tidak mau menelan kekalahan ketiga beruntun. Akan tetapi, usaha mereka kerap mengalami kebuntuan. Ferguson mau tidak mau harus membuat perubahan meski pilihan di bangku cadangannya tidak banyak. Pada menit ke-61, Fergie akhirnya memainkan Macheda untuk menggantikan Nani.

20 menit setelah masuknya Macheda, CR7 menyamakan kedudukan melalui sepakan akurat ke pojok bawah gawang Brad Friedel. Masih banyaknya waktu yang berjalan membuat Fergie kembali memainkan pemain muda. Danny Welbeck yang kini masuk menggantikan Carlos Tevez. Akan tetapi, Macheda yang kemudian mencuri perhatian melalui gol pertamanya.

Menerima bola dari Gary Neville, Macheda terlibat perebutan bola yang membuat bola bergulir ke kaki Giggs. Giggs kemudian memberi umpan ke sebelah kanan Macheda. Tidak mempunyai ruang tembak yang bagus, Macheda kemudian memindahkan bola ke sebelah kiri dan langsung menendang ke jala Friedel.

“Saya memimpikan hari seperti ini. Saya hanya berbealik dan menembak. Seketika bola sudah berada di dalam gawang. Saya berlari ke keluarga saya. Saya terkejut bisa mendapatkan kesempatan, tetapi sekarang saya ingin momen seperti ini terus berjalan,” kata Macheda.

Suasana Old Trafford sangat riuh selepas gol tersebut. Para penonton saling berpelukan dan melompat kegirangan karena timnya baru saja mendapat kemenangan dramatis. Mereka kembali menggusur Liverpool yang baru saja merasakan puncak klasemen 24 jam sebelumnya. Rio Ferdinand bahkan bertingkah layaknya orang gila saat menyaksikan gol tersebut.

“Saya berjudi dengan memainkannya. Namun ini momen yang luar biasa bagi ‘Kiko’ (panggilan Macheda). Penampilannya langsung meningkatkan standar klub ini. Saya mengucapkan selamat kepadanya, tetapi yang lebih penting adalah menjaga kakinya untuk tetap berada di tanah,” tutur Sir Alex.

Macheda langsung menjadi sensasi. Sesaat setelah mencetak gol, ia langsung dikerubungi rekan-rekannya. Gelar Man of the Match langsung ia raih. Ia tidak menyangka bisa menjadi pahlawan. Dalam benaknya, ia hanya bermain kurang dari 10 menit. Kenyataannya, dia mendapat tiga kali lipat dari yang ia bayangkan.

“Sejujurnya saya capek bermain 30 menit karena banyaknya tekanan dan kegembiraan menumpuk di diri saya. Lalu saya tiba-tiba mencetak gol kemenangan. Ini momen gila,” tuturnya.

Sepekan kemudian, Macheda kembali mencetak gol kemenangan bagi timnya. Kali ini Sunderland menjadi korban keduanya.

Sejak golnya ke gawang Aston Villa, nama Macheda mulai lebih sering berkutat di tim utama. Hijrahnya Ronaldo dan Tevez semusim kemudian membuat jatah sebagai penyerang ketiga diambil alih olehnya. Pada awal Desember 2009, kontrak lima tahun diberikan United sebagai bukti kepercayaannya kepada pemain kelahiran Roma tersebut.

Akan tetapi, perjalanannya meraih kesuksesan bersama Setan Merah kerap menemui jalan terjal. Cedera demi cedera ia derita yang kemudian mengikis kesempatannya untuk bermain secara perlahan. Hal ini membuat Fergie beberapa kali meminjamnya ke klub-klub Eropa seperti Sampdoria. QPR, VFB Stuttgart, Doncaster Rovers, dan Birmingham City. Sayang, peminjamannya tersebut juga tidak memperbaiki performa Macheda yang sudah semakin menurun.

Pada musim panas 2014, Macheda dilepas secara gratis ke Cardiff City. Bersama klub Wales tersebut, penampilannya juga biasa-biasa saja bahkan sampai membuatnya dilepas ke klub Serie B, Novara. Mulai musim 2018/19, ia mencoba peruntungannya bersama Panathinaikos di Liga Yunani. Sejauh ini, penampilannya cukup lumayan meski catatan golmnya tidak sampai 15 gol per musim.

Macheda tampaknya tidak pernah menjadi sosok hebat seperti George Best atau Wayne Rooney. Ia bahkan tidak seberuntung Danny Welbeck yang sempat mencicipi ratusan laga bersama Setan Merah. Akan tetapi, para pendukung United akan selalu mengingat namanya.