Foto: Goal.com

Kerap dipandang sebelah mata dan dianggap sudah tidak layak lagi memperkuat Manchester United, namun sosok Ashley Young nampak tidak bisa tergantikan di sisi kiri Manchester United. Meski Brandon Williams mulai menunjukkan tanda-tanda siap mengisi sisi kiri pertahanan, namun Young masih menjadi kepercayaan Ole Gunnar Solskjaer khususnya untuk laga-laga besar seperti ketika ia dimainkan pada laga melawan Tottenham Hotspur.

Bahkan jika ia fit, Young yang akan mengisi posisi bek kiri Setan Merah ketika laga derby dan bukannya Luke Shaw. Saat itu, Ole Gunnar Solskjaer beralasan kalau Young belum fit 100 persen. Dari sini bisa dilihat betapa pentingnya pemain yang kini sudah berusia 34 tahun tersebut.

Musim ini merupakan musim kesembilan Young di kota Manchester. Kontraknya akan habis pada musim panas 2020 mendatang. Per 1 Januari nanti, ia bisa melakukan negosiasi dengan klub lain jika United tidak memberikan perpanjangan kontrak.

Akan tetapi, jika ia diberikan kontrak tambahan setahun lagi, maka ia akan menjalani musim kesepuluhnya. Hal ini menandakan kalau Young memiliki hak untuk mendapat pertandingan testimoni. Namun syarat itu hanya bisa dipenuhi jika Young mau dan menandatangani kontrak baru jika klub masih menginginkannya.

Pada Podcast terbaru Manchester United, yang kemudian ditulis di situs resmi klub, kapten utama klub ini bercerita tentang kariernya yang sangat panjang di kota Manchester. Dari awal mula ia akhirnya memilih United, mencuri nomor punggung milik Paul Scholes, hingga kotoran burung yang sampai sekarang belum jelas apa yang sebenarnya terjadi pada saat itu.

Ditolak Watford

Sebelum bersama Aston Villa, Young sudah mencicipi kerasnya Premier League bersama Watford. Bahkan ia menjadi pilar penting kesuksesan mereka promosi pada 2006. Namun siapa yang menyangka kalau Watford tadinya sempat menolak Young dengan tidak memberikannya beasiswa penuh pada usia 16 tahun.

“Saya sudah di Watford sejak usia 10 tahun. Saya sudah kenal klub ini luar dalam. Bagi saya, itu adalah keputusan yang membuat saya melihatnya kembali dan mengatakan kalau itu adalah titik balik saya. Hari yang sulit tapi mereka berkata kalau saya bisa menjadi pemain paruh waktu. Hal itu membuat saya mantap ingin pergi, tapi karena aku sudah lama di sana, saya berubah pikiran. Saya bersyukur karena mereka memberi kesempatan kepada saya untuk melanjutkan karier hingga 110 laga ddi Vicarage Road sebelum pindah ke Aston Villa.”

Bergabung Dengan United

“Saya berbicara dengan chairman Aston Villa, Randy Lerner, pada saat itu dan dia ingin saya tidak pergi. Saya sudah ingin pergi sejak 2010. Kami berbicara ketika saya pertama kali datang dan Aston Villa punya target untuk masuk ke empat besar. Kami tidak bisa melakukannya dan semuanya sudah berakhir. Randy sudah menemaniku sejak awal dan aku merasa berutang kepadanya, jadi saya akhirnya tinggal satu musim lebih lama.”

“Agen saya memanggil saya dan berkata: ‘Dengar, Anda akan memasuki tahun terakhir kontrak Anda, ada beberapa tim yang tertarik kepada Anda.’ Dia berkata sudah berbicara dengan Liverpool, lalu klub berbicara dengan Manchester City. Kemudian dia berkata lagi kalau United siap datang. Lalu saya berkata: ‘Kapan saya bertemu Sir Alex? Mana pulpennya? Sejak itu saya tidak memilih tempat lain kecuali United.”

“Klub seperti United adalah tempat yang saya inginkan. Klub penuh dengan sejarah yang mereka capai. Saya ingin ke sana meletakkan tanda saya di klub ini dan bermain untuk klub terbesar dunia. Setelah ada niat dari United, agen saya berkata kalau pihak klub sebenarnya tidak bertemu dengan Liverpool.”

Pertemuan Dengan Sir Alex Ferguson

“Saya ingat pertemuan dengan Sir Alex di London. Saya merasa pertemuan itu menghabiskan waktu dua jam. Namun ternyata kami berbicara sepakbola hanya 10 menit, sisanya soal kuda dan anggur. Dia menantang saya untuk memilih apakah saya memilih tenggelam atau berenang. Pada dasarnya, Anda akan ditantang olehnya setiap hari. Itulah yang saya inginkan. Sesaat setelah itu, saya menandatangani kontrak untuk klub ini.”

Bertemu Rekan Baru

Sama seperti pemain lain yang baru bergabung ke United, saat itu Ashley Young juga mendapat pemandangan luar biasa yaitu para pemain hebat dan para legenda klub seperti Ryan Giggs, Rio Ferdinand, hingga Wayne Rooney. Pada momen ini Young merasa gugup meski ia disambut dengan baik oleh rekan setimnya.

“Ada beberapa nama besar yang membuat berpikir apakah saya bisa mengatasinya. Untuk berbicara dengan pemain ini sebagai orang baru, Anda ingin mencari tahu tentang klub dan sejarahnya. Setiap pemain memberi saran dan saya pikir saya mencoba untuk tidak gugup. Anda sudah didatangkan oleh klub, dan Anda tinggal lakukan pekerjaan yang telah Anda jalani.

Mendapat Nomor Scholes

“Ketika dia kembali, saya merasa kalau dia meminta nomornya kembali. Saya memang menawarkannya, namun dia kemudian berkata tidak apa-apa. Bapak itu bilang tidak apa-apa jadi saya tetap memakainya. Itu memang nomor Scholes. Saat saya masuk, banyak orang bicara tentang apa yang akan dia lakukan ketika nomornya diambil. Beruntung dia tidak mempermasalahkan hal itu.”

Pindah Posisi

“Begitu banyak manajer yang memainkan formasi yang berbeda dan melakukan rotasi pemain. Anda harus bisa menyesuaikannya. Jika Anda paham permainan dan bisa membaca permainan, maka Anda harusnya bisa bermain di beberapa posisi dan saya bisa melakukannya.”

Kotoran Burung yang Viral

Masih ingat tragedi kotoran burung pada 2014? Saat itu mulut Young kedatangan sesuatu berwarna putih yang dikabarkan adalah kotoran burung. Lima tahun setelah kejadian itu, ia tetap beralasan kalau itu bukanlah kotoran burung.

“Bukan (kotoran burung)! Saya sudah berkata ini karena Tuhan tahu yang sebenarnya. Itu sampai pada titik di mana saya perlu melakukan klarifikasi untuk berkata kalau itu tidak pernah terjadi. Namun sayangnya berita soal kotoran burung itu sudah menyebar. Bahkan istri dan anak-anak saya terus mengatakan kalau burung itu mengeluarkan kotoran ke mulut saya tapi sebenarnya itu bukan kotoran.”

Ya, benar atau tidak namun yang jelas berkat kejadian tersebut ia bermain sangat baik sepanjang musim 2014/15. Atau jangan-jangan kejadian itu juga yang membuatnya langgeng di Old Trafford dan terus dipercaya untuk bermain oleh manajer yang menangani Setan Merah.