Foto: The42.ie

Manchester United pernah mengalami kesulitan yang luar biasa dalam mencari seorang penjaga gawang. Sejak Peter Schmeichel meninggalkan tim, posisi yang akrab dengan nomor 1 ini diisi bergantian oleh beberapa pemain seperti Fabien Barthez, Roy Carroll, Mark Bosnich, hingga Massimo Taibi.

Namun dari nama-nama tersebut, tidak ada satu pun pemain yang memuaskan Si Alex Ferguson. Penjaga gawang dari akademi juga tidak terlalu istimewa. Padahal ada beberapa nama yang kerap disebut-sebut sebagai pemain masa depan seperti Paul Rachubka, Nick Culkin, dan Kevin Pilkington. Masalah akhirnya selesai ketika United mendatangkan Edwin Van Der Sar dan Tomasz Kuszczak dalam dua transfer musim panas.

Situasi berbeda justru terjadi saat Van Der Sar meninggalkan tim pada 2011 dan United mulai menjalin hubungan dengan David De Gea. Saat posisi kiper dipegang oleh si Lumba-lumba dari Toledo ini, United justru memproduksi banyak kiper bagus dari akademi mereka. Sebut saja Sam Johnstone, Ben Amos, Joel Pereira, Dean Henderson, dan Kieran O’Hara.

Akan tetapi, para penjaga gawang akademi Manchester United kerap mengalami masalah yang sama. Mereka sulit untuk mendapatkan tempat utama. Hal ini jelas dikarenakan David De Gea yang masih berusia 28 tahun alias berada dalam fase emas seorang penjaga gawang. Mengingat para penjaga gawang saat ini kerap tampil konsisten hingga usia di atas 35 tahun, maka langkah para pemain akademi ini kerap mengalami kesulitan untuk naik tingkat.

Jangankan pemain akademi, Sergio Romero, Lee Grant, Victor Valdes, dan Anders Lindegaard saja kesulitan untuk menggusur tempat David De Gea. Padahal nama-nama tadi adalah penjaga gawang yang tidak kalah hebatnya dibanding De Gea.

Salah satu cara yang dilakukan United untuk mengasah potensi mereka adalah dengan meminjamkan mereka ke klub lain. Dengan cara itu, si penjaga gawang diharapkan bisa mendapat pengalaman bertanding di liga yang lebih kompetitif meski berbeda divisi dari David De Gea.

Hal ini yang sekarang dijalani oleh Kieran O’Hara. Penjaga gawang tim U-23 United ini sedang menjalani peminjaman bersama klub League 2, Macclesfield. Meski klubnya berada di posisi dua terbawah, namun Kieran disebut sebagai salah satu penjaga gawang terbaik League 2 musim ini.

Beberapa kali Kieran tampil cukup baik di bawah mistar The Silkmen. Penampilan sensasionalnya adalah ketika menepis empat tendangan pemain Walsall dalam adu penalti pada babak kedua Piala Liga. Meski begitu, Kieran tetap pernah mengalami nasib yang kurang mujur saat menjadi penjaga gawang ketika ia memungut bola sampai delapan kali pada pertandingan melawan West Ham di babak selanjutnya.

Walaupun sulit untuk menjangkau tim utama, namun Kieran tetap bertekad untuk bisa menjadi kiper utama Setan Merah. Ia pun menjadikan kiper nomor satu United tersebut sebagai tempat untuk belajar. De Gea memiliki jalan karier yang sama seperti Kieran yaitu pernah mengalami sakitnya dihujani banyak gol oleh lawan.

“De Gea adalah kiper terbaik di dunia, jadi berada di klub yang sama dengannya adalah salah satu pencapaian besar yang ingin saya lakukan. Beruntung bagi saya bisa belajar dari seseorang sepertinya dan dalam jarak yang dekat,” ujar Kieran dalam situs resmi klub.

Kieran sendiri masih punya kontrak hingga musim panas 2020 mendatang. Ambisi terbesarnya adalah mencicipi Premier League. Seandainya pada musim depan salah satu dari Sergio Romero, Lee Grant, serta Joel Pereira hijrah, maka tidak tertutup kemungkinan baginya untuk masuk sebagai kiper kedua atau ketiga di United. Kalaupun tidak, ia mengharapkan ada kesebelasan Premier League yang mau merekrutnya.

“Ambisi saya adalah bermain di Premier League. Saya sudah menjalani beberapa pinjaman jadi semoga saja tu membantu saya sebagai batu loncatan. Tidak hanya itu, pinjaman juga membantu perkembangan karier saya untuk sampai kearah sana. Suatu hari saya akan bermain di Premier League. Jika saya tidak yakin, mengapa saya mau dipinjamkan ke klub lain?” kata Kieran menambahkan.

Semoga saja ambisi Kieran bisa terpenuhi. Ia punya potensi dan usianya baru 22 tahun sehingga masih memiliki karier yang panjang. Kalaupun nantinya ia gagal memperkuat United di Premier League, toh ia bisa mencontoh karier seorang Tom Heaton dan Ben Foster. Dua mantan kiper United yang bisa sukses di Premier League dengan berseragam tim lain.