Dua laga terakhir musim 2015/2016 sangat penting bagi Manchester United. Raihan kemenangan akan membuat peluang Manchester United untuk bermain di Liga Champions musim depan semakin terbuka.

United berselisih dua poin dari Manchester City sebagai penghuni terakhir zona empat besar kala itu. Namun, Man City sudah memainkan pertandingan ke-37 mereka melawan Arsenal dan skor akhir adalah imbang 2-2. Hasil ini jelas positif bagi United karena jika menang dalam dua laga atau meraih empat poin saja, maka United bisa kembali finis posisi empat. Semua dimulai dari kunjungan United ke Boleyn Ground, markas West Ham United pada 10 Mei 2016.

Musim 2015/2016 merupakan musim terbaik West Ham di Premier League ketika anak asuh Slaven Bilic konsisten berada di tujuh besar sepanjang musim. Mengingat musim berikutnya mereka akan pindah ke London Stadion, maka laga perpisahan di Boleyn Ground harus diakhiri dengan kemenangan. Bagi United, gagal meraih tiga poin adalah kiamat.

Sayangnya, laga ini terganggu oleh sebuah insiden yang terjadi sebelum laga. Sepak mula yang seharusnya dimulai pada 1.45 waktu Indonesia barat, tiba-tiba mundur selama 45 menit. Jadwal kick-off baru dimulai pada pukul 02.30 WIB.

Penulis menyaksikan laga tersebut dalam sebuah acara nonton bareng di sebuah kafe di Jogjakarta dan masih ingat beberapa dari penggemar United saat itu sudah banyak yang ngantuk karena bingung harus melakukan apa selama 45 menit. Beberapa dari mereka juga gelisah karena takut kesiangan mengingat pagi harinya ada yang harus kuliah atau bekerja.

Penundaan ini dikarenakan bus yang ditumpangi Manchester United mendapat “sambutan” berupa lemparan benda-benda, beberapa diantaranya botol dan kaleng, yang datang dari para pendukung West Ham. Kejadian ini terjadi ketika bus sudah mendekati stadion Boleyn Ground. Bahkan salah satu kaca pelapis di samping bagian bus juga mengalami kerusakan. Menurut kepolisian Metropolitan London, ada dua orang yang luka ringan dari kejadian tersebut.

“Kami mengumumkan bahwa terjadi insiden pelemparan terhadap bus yang ditumpangi oleh skuat Manchester United sore ini. Setidaknya ada dua orang luka ringan, yaitu seorang polisi dan salah satu warga sipil. Tidak ada yang ditahan, karena sudah ada tindakan terkait dari kepolisian,” kata mereka.

Beruntung bagi pemain United karena tidak ada dari mereka yang menjadi korban. Namun menurut Wayne Rooney, saah satu staf pelatih terkena lemparan. Meski begitu, sang kapten memilih tidak mau berkomentar banyak.

“Salah satu dari tim pelatih terkena lemparan. Namun kami harus tetap siap bermain. Bukan porsi saya untuk bicara terkait kejadian itu. Tetapi yang pasti West Ham akan kecewa dengan apa yang dilakukan para suporternya,” kata Rooney.

Para pemain United sendiri terlihat tenang, bahkan cenderung santai. Tidak ada wajah panik atau takut karena mendapat teror seperti itu. Bahkan hal ini dimanfaatkan oleh Jesse Lingard yang langsung tidak mau ketinggalan momen dan membuka aplikasi Snapchat pribadinya untuk merekam kejadian tersebut. Sang winger berteriak, menjerit, dan tertawa sebagai serangan balasan. Begitu juga dengan pemain lain seperti Phil Jones dan Chris Smalling yang tidak lepas dari telepon genggam mereka.

Kondisi Bus United. Foto: Sport360

Reaksi berbeda justru muncul dari West Ham, Co-chairman mereka, David Sullivan justru menyalahkan panitia pertandingan yang mengabulkan permintaan United untuk menunda waktu kick-off. Ia bahkan menyalahkan United yang seharusnya bisa sampai lebih cepat.

“Mereka punya cara lain agar tiba ke stadion. Mereka seharusnya bisa berada di sini sejak pukul 4 sore (10 malam waktu Indonesia),” kata Sullivan yang beberapa hari kemudian merilis permintaan maaf melalui situs resmi klub.

“Ketika saya ditanya tentang kejadian sebelum laga kemarin, saya tidak peka sebelum melihat kerusakan yang terjadi pada bus United. Saya minta maaf kepada Manchester United atas kerusakan itu dan kami bertanggung jawab untuk melacak siapa yang bertanggung jawab dan menghukumnya (tidak boleh menonton West Ham langsung) seumur hidup,” ujar Sullivan.

Keadaan juga tidak mau kondusif hingga pertandingan dimulai. David de Gea beberapa kali dilempari botol oleh suporter tuan rumah. Bahkan ada salah satu penggemar yang mencoba memprovokasi De Gea.

Entah ada hubungannya atau tidak, namun segala perlakuan pendukung West Ham membuat United tidak berdaya. Mereka menang 3-2 dan memberikan perpisahan yang indah untuk Boleyn Ground. Tiga gol West Ham masing-masing dicetak oleh Diafra Sakho, Winston Reid, dan Michael Antonio, sedangkan Anthony Martial mencetak dua gol United.

Kekalahan ini membuat langkah United menjadi sulit untuk ke empat besar. Mereka harus menang pada laga terakhir melawan Bournemouth dengan harapan Swansea bisa mengalahkan City. Di sisi lain, City hanya butuh hasil imbang karena mereka unggul selisih gol yang sangat jauh dibanding United. Hasil yang mengecewakan mengingat United sempat unggul 2-1 sebelum West Ham melakukan comeback.

“Saya kira kami masih bisa ke Liga Champions, tapi nasib kami sudah tidak sepenuhnya di tangan kami sendiri, dan itulah bedanya,” kata Louis van Gaal.

Pelatih asal Belanda ini juga menolak kalau kekalahan ini ada kaitannya dengan serangan yang dibuat pendukung West Ham sebelum laga.

“Sebagai profesional, kita hidup di dunia seperti itu. Kita tahu hal seperti itu bisa terjadi, dan kita harus bisa menghadapinya. 20 menit jelang laga berakhir, kami unggul 2-1, jadi saya menganggap kalau kejadian serangan terhadap bus kami tidak memberikan pengaruh apa pun,” tuturnya menambahkan.

Pada klasemen akhir, United finis pada posisi lima dengan 66 poin sama dengan poin yang dimiliki City. Selisih gol menjadi pembeda siapa yang lebih baik. City memiliki produktivitas gol +30 sementara United hanya +14.