Mantan pemain timnas Belanda dan Ajax Amsterdam, Wesley Sneijder mengumumkan pensiun sebagai pesepakbola profesional pada Senin (12/8) kemarin. Keputusan ini diambil setelah kontraknya bersama kesebelasan Qatar, Al Gharafa, habis pada akhir musim lalu. Bersama kesebelasan berjuluk Al Fuhud tersebut, ia bermain selama satu setengah musim.

Setelah pensiun, pria berusia 35 tahun ini akan kembali ke kota kelahirannya yaitu Utrecht. Di sana, Sneijder akan masuk dalam jajaran manajemen FC Utrecht. Keputusan ini dibuat didasarkan rasa bersalah Sneijder yang selama berkarier sebagai pemain belum pernah mendapat kesempatan untuk memperkuat klub kota kelahirannya.

“Perasaan saya untuk kota ini benar-benar luar biasa. Kini setelah berhenti bermain sepakbola, saya ingin memiliki tempat yang menyenangkan untuk berbagi kenangan saya. Kami sering membicarakan tentang kemungkinan saya datang ke sini, dan sekarang kami telah meresmikannya di atas kertas. Saya antusias menyongsong musim baru di Stadion Galgenwaards,” kata Sneijder kepada Utrecht TV.

Meski lahir di Utrecht, namun nama Sneijder bersinar ketika bermain di Amsterdam bersama Ajax dan melakukan debut senior pada tahun 2003. Selama merumput di Amsterdam Arena, Sneijder memenangi satu trofi Eredivisie dan dua Piala Belanda. Lima musim bersama Ajax, Sneijder kemudian hijrah ke Real Madrid bergabung dengan rekan senegaranya yaitu Arjen Robben dan Royston Drenthe.

Akan tetapi, sinar Sneijder meredup dan hanya bermain dua musim saja. Penampilan Sneijder kembali mencuat ketika memutuskan menerima pinangan Inter Milan jelang deadline day bursa transfer 2009. Di Milan, Sneijder menjadi pemain yang sangat berpengaruh dalam skema 4-2-3-1 yang dimainkan Jose Mourinho. Ia berasil membawa La Beneamata meraih tiga gelar dan membuat Inter menjadi kesebelasan Italia pertama yang bisa melakukannya.

Setelah mempersembahkan treble, karier Sneijder cenderung naik turun. Hal ini tidak lepas dari seringnya ia absen karena mengalami cedera. Empat musim bersama Inter, ia kemudian merantau menuju Turki untuk memperkuat Galatasaray. Pada Agustus 2017, ia memperkuat kesebelasan Prancis, Nice. Hanya bertahan selama lima bulan, ia kemudian menuju Qatar.

Rumor Transfer yang Selalu Dikenang

Pemain dengan 134 caps timnas Belanda ini memang tidak pernah bermain untuk United. Akan tetapi, namanya selalu dikenang oleh para pendukung Setan Merah. Hal ini tidak lepas dari munculnya nama Sneijder sebagai calon pemain baru United di setiap bursa transfer. Bahkan rumor kepindahan Sneijder ke United berlangsung hingga tiga generasi kepelatihan yaitu di zaman Sir Alex Ferguson, David Moyes, dan Louis van Gaal.

Awal mula saga transfer Sneijder ke United muncul pada 2008. Daily Telegraph menyebut bahwa Sneijder akan menjadi bagian dari kesepakatan pertukaran dengan Cristiano Ronaldo menuju Real Madrid.

Ketertarikan semakin menguat ketika Sneijder sukses bersama Inter Milan dan timnas Belanda pada 2010. United dikabarkan siap memberi uang 25-35 juta paun. Namun nilai tersebut ditolak kubu Inter. Yang menarik, Ferguson terkejut karena dia sama sekali tidak pernah menghubunginya. “Bagaimana bisa seorang pemain menolak tawaran yang bahkan belum pernah saya ajukan.” Tutur Fergie.

Namun seperti dilansir dari Inside United, salah seorang kerabat Sneijder menyebut kalau ia sebenarnya ingin bermain dengan United. Desas-desus kepindahan semakin kencang setelah dalam Twitternya, Sneijder menulis, “Saya menghormati semua penggemar United yang telah mendukung saya selama jendela transfer.”

Setahun kemudian (2011), United kembali diisukan akan membeli Sneijder. Ia disebut-sebut sebagai penerus Paul Scholes yang memutuskan pensiun. Namun Ferguson lagi-lagi membantah dan sudah puas dengan kebijakan transfer klub yang membeli tiga pemain muda yaitu Phil Jones, David de Gea, dan Ashley Young.

“Tidak ada dalam pikiran saya untuk mencari penerus Paul Scholes. Semoga saja kita bisa menemukannya meski tipe pemain tersebut nampaknya akan berbeda. Berkali-kali kita menghadapi masalah ini (mencari penerus legenda), tetapi kita harus mencari solusi, entah itu dengan pemain muda atau merekrut pemain lainnya.”

Beberapa hari berselang, banyak media yang mengklaim kalau United dan Inter sepakat di harga 35 juta paun dan gaji 190 ribu paun untuk memboyong Sneijder. Akan tetapi, laporan tersebut dibantah oleh direktur teknik Inter, Marco Branca. “Tidak ada tawaran resmi dan Inter tidak pernah berniat untuk menjualnya,” tuturnya. Ucapan tersebut kemudian dibalas Sneijder dengan menyebut kalau dia memang ingin pindah namun hal itu tidak terjadi karena Inter sudah melepas Samuel Etoo ke Anzhi Makhachkala.

“Kepindahan saya memang sudah dekat, namun Inter harus memilih salah satu siapa yang akan dijual antara Eto’o dan saya. Mereka (Manchester United) adalah salah satu klub terbesar dunia, jadi sepertinya bukan hal yang buruk. Namun untuk sekarang saya tidak ingin meninggalkan Inter,” ujarnya.

Setelah kendali United tidak lagi berada di tangan Sir Alex Ferguson, rumor kepindahan Sneijder ke United tidak kunjung mereda. Kegagalan mendapatkan Cesc Fabregas dan Thiago Alcantara, membuat David Moyes ingin berjudi dengan mendatangkan Sneijder pada Januari 2014. Namun Sneijder hanya menjadi target alternatif jika The Choosen One gagal mendatangkan salah satu diantara Ross Barkley dan Koke. Apes bagi Moyes, karena tiga-tiganya tidak ada yang datang ke Manchester.

“Sneijder menerima sebuah tawaran tidak langsung dari United dua minggu lalu, namun sudah kami tolak. Ada beberapa klub yang menginginkannya, namun seperti halnya kami tak melepas pemain lainnya, maka kami juga harus mempertahankan Sneijder,” kata koordinator olahraga Galatasaray, Bulunt Turun.

Ketika United dilatih oleh Van Gaal, rumor transfer Sneijder tidak sekencang tiga sampai empat tahun sebelumnya, namun tetap saja isu kepindahannya ke United masih beredar. Dekatnya hubungan Van Gaal dan Sneijder disinyalir menjadi pelicin datangnya si pemain ke Teater Impian. Namun Sneijder tetap ogah.

“Saya tahu betul Van Gaal orang paling cerdas di sepakbola dan saya sudah paham bagaimana minat Manchester United sejak musim panas kemarin. Minat dari United membuat saya sangat senang, tetapi saya sudah cinta dengan Turki dan saya tidak mau meninggalkan kompetisi Liga Champions,” ujarnya.