Foto: Telegraph.co.uk

Keroposnya lini belakang Manchester United musim lalu memaksa mereka untuk kembali berbelanja pemain belakang pada musim 2019/2020. Sisi kanan sudah diperbaiki dengan menghadirkan Aaron Wan-Bissaka. Kini, Setan Merah mencoba untuk mereparasi posisi lainnya yaitu bek tengah, posisi yang menjadi sasaran kritikan sepanjang musim lalu.

Satu target sudah dikantungi manajemen United. Pilihan tersebut jatuh kepada bek tengah Leicester City, Harry Maguire. Pemain bertinggi 194 cm ini masuk dalam kriteria yang pas sebagai tandem Victor Lindelof musim depan dan dianggap bisa memperbaiki kelemahan United musim lalu.

Meski begitu, United tidak mudah untuk merayu Maguire. Dalam beberapa hari terakhir, saga transfer pemain kelahiran Sheffield ini membuat United pusing. Kubu Leicester dikabarkan sudah menolak tawaran United sebesar 70 juta paun. Pihak Leicester masih keras pada pendiriannya kalau pemainnya tersebut harus mendapatkan harga minimal 75 juta paun atau seharga dengan harga Virgil Van Dijk, bek termahal dunia. Bahkan juara Premier League 2015/2016 ini, sempat melabeli Maguire dengan 90 juta paun.

Selain soal harga, United juga harus bersaing dengan rival abadinya, Manchester City. Pep Guardiola diisukan menjadikan Maguire sebagai pengganti Vincent Kompany. Meski tidak memiliki kecepatan yang mumpuni, namun Maguire dianggap sebagai pemain belakang yang komplit dari sisi taktikal.

United sendiri sebenarnya berada dalam pole position untuk mendatangkan Maguire. Mengetahui harganya yang begitu tinggi, City perlahan mundur dan nampaknya mulai menyasar target lain yaitu penggawa Bournemouth, Nathan Ake. Akan tetapi, United juga belum berhasil memanfaatkan situasi ini mengingat tawaran mereka yang sudah ditolak.

Kejadian ini seperti sebuah karma yang harus diterima oleh wakil eksekutif United, Ed Woodward. Maguire merupakan target United yang diinginkan Mourinho sejak musim panas lalu. Saat itu, harganya masih berada di angka 50-65 juta paun. Namun keinginan Mourinho tersebut ditolak oleh Woodward karena menganggap tidak ada bek tengah yang harganya pas saat itu. Sekarang, giliran United yang ketar-ketir karena kesulitan mendapat target utamanya. Leicester seolah memberi sinyal kalau membeli Maguire saat ini sudah terlambat.

Satu hal yang membuat harga Maguire sangat tinggi adalah karena dia baru menjalankan tahun keduanya dari lima tahun kesepakatan yang dibuat Leicester oleh klub Maguire sebelumnya, Hull City. Ia masih terikat kontrak hingga 2022 di King Power Stadium. Apalagi dia menjadi salah satu pilar penting yang tidak tergantikan bersama Wes Morgan di jantung pertahanan Leicester.

Dipuji Solskjaer, dan Favorit Phelan

Mengetahui Maguire dihargai tinggi, para penggemar United ramai-ramai bersuara. Mayoritas tanggapan mereka hanya satu yaitu harga Maguire terlalu mahal. Banyak dari mereka yang memberikan alternatif lain seperti Kalidou Koulibaly, Milan Skrniar, Toby Alderweireld, hingga Ruben Dias (yang paling sering disebut).

Namun mendatangkan mereka juga sama sulitnya karena keempat nama tersebut memiliki alasan yang berbeda-beda. Skrniar baru memperpanjang kontrak, sementara Koulibaly memiliki harga yang sama dengan Maguire. Di sisi lain, Alderweireld dianggap sudah tua sedangkan Ruben Dias belum mampu menarik hati manajemen United.

Ketertarikan United kepada Maguire bukannya tanpa alasan. Ole Gunnar Solskjaer begitu mewaspadai Maguire ketika kedua tim bertemu pada Februari lalu. “Tentu saja jantung saya seperti mau berhenti menjelang akhir pertandingan. Ketika kamu unggul 1-0, apa pun bisa terjadi di kotak penalti dan saya merasa Harry Maguire memiliki magnet di kepalanya karena bola selalu tepat mengarah ke kepala dia,” tuturnya.

Selain itu, Maguire juga sudah mengenal sosok Mike Phelan. Asisten Solskjaer tersebut adalah orang yang memberikannya tempat inti ketika keduanya bekerja sama di Hull City pada musim 2016/17. Sejak saat itu, nama Maguire tidak tergantikan hingga menjadi salah satu bek andalah tim nasional Inggris. Usianya juga baru 26 tahun, yang membuat perekrutan Maguire terasa lebih pas ketimbang membeli Alderweireld atau Koulibaly yang jauh lebih tua dibandingkan dirinya.

“Transfer United kini sudah berubah dari jangka pendek ala Mourinho menjadi target jangka panjang dengan penekanan terhadap para pemain muda dan asal Inggris. Mourinho sampai terbang ke Belgia untuk melihat Alderweireld namun minat United kepadanya harus berhenti sejak ia dipecat. Maguire lebih baik ketimbang Alderweireld,” kata jurnalis Manchester Evening News, Samuel Luckhurst.

Salah satu jurnalis senior tersebut juga berpendapat kalau saat ini United mau tidak mau harus membayar mahal untuk seorang bek tengah. Salah satu alasannya sudah pasti karena pencapaian buruk mereka musim lalu. Apalagi dengan masuknya Virgil Van Dijk dalam daftar pemain termahal dunia menunjukkan kalau bek tengah kini menjadi buruan penting bagi kesebelasan-kesebelasan elit Eropa selain gelandang dan striker.

Namun seperti yang pernah saya utarakan pada tulisan sebelum-sebelumnya bahwa United sekarang cukup berhati-hati dalam mengeluarkan uang. Mereka ragu untuk bayar mahal, disisi lain mereka juga tidak terlalu yakin dengan komposisi bek tengah yang mereka punya saat ini.