Romelu Lukaku tampil gemilang pada lanjutan kualifikasi Euro 2020 yang berlangsung Rabu (11/6) dini hari WIB. Ia mencetak dua gol saat Rode Duivels mengalahkan Skotlandia dengan skor 3-0. Ini adalah gol ketiga yang dibuat striker Manchester United dalam kurun tiga hari. Sebelumnya, ia juga menyumbangkan satu gol saat Belgia mengalahkan Kazakhstan dengan skor yang sama.

Akan tetapi, bukan tiga gol tersebut yang membuat Lukaku jadi bahan pembicaraan banyak orang. Begitu juga dengan aksi konyolnya di depan gawang yang nampaknya tidak terlalu menarik untuk dibahas. Di mixed zone stadion King Baudouin, atau yang akrab disapa Stadion Heysel, Lukaku justru membahas masa depannya bersama Manchester United.

Dalam beberapa pekan terakhir, top skor timnas Belgia ini diisukan akan hijrah ke Serie A Italia. Kompetisi yang menjadi impian Lukaku sepanjang kariernya. Inter Milan menjadi tim terdepan yang siap merekrut bomber tinggi besar ini.

“Sangat bagus Conte pergi ke Inter. Bagi saya dia adalah pelatih terbaik di dunia. Mengenai masa depan saya, saya sudah membuat keputusan bahwa saya tidak akan berbicara kepada semua orang karena saya menghormati Manchester United yang masih memiliki kontrak saya,” tuturnya seperti dilansir Sky Sports.

Faktor Antonio Conte disinyalir menjadi pelicin akan tibanya Lukaku ke Giuseppe Meazza. Pelatih yang memberikan dua gelar kepada Chelsea ini menyukai sosok Lukaku. Sebelum Chelsea membeli Alvaro Morata, Lukaku adalah target utama Conte. Sayang, ia akhirnya belok ke Manchester United dan menjadi striker dengan gol terbanyak dibanding pemain depan United lainnya dalam dua musim terakhir. Selain itu, Serie A juga menjadi impian dari mantan pemain West Bromwich Albion tersebut.

“Saya adalah penggemar berat Serie A, mereka yang dekat dengan saya selalu tahu kalau saya ingin bermain di Liga Inggris dan Liga Italia. Saya mencintai Italia. Cristiano Ronaldo ada di sana, Sarri juga nampaknya akan ke sana, Ancelotti ada di Napoli. Semuanya akan membuat Serie-A menjadi lebih mengasyikkan.”

Meski belum memberikan kepastian, namun ucapan Lukaku tersebut seperti sebuah sinyal kalau dia akan pergi meninggalkan Setan Merah. Musim lalu, penampilannya bisa dikatakan menurun jika dibanding musim pertamanya. Ia hanya membuat 15 gol saja pada musim lalu. Dua gol ke gawang PSG menjadi persembahan terakhirnya sebelum ia kembali mencetak gol bersama tim nasional.

Krisis kepercayaan diri disebut menjadi penyebab menurunnya Lukaku musim lalu. Selepas membawa Belgia meraih tempat ketiga pada Piala Dunia, ia justru kembali dengan massa otot yang berlebih. Akan tetapi, hal ini tidak bisa ia kurangi hingga kompetisi akhirnya berjalan.

“Saya harus mengurangi massa otot setelah Piala Dunia. Hal itu yang memengaruhi penampilan saya. Saya menambah massa otot demi Piala Dunia dan itu membantu saya, tetapi hal itu ternyata tidak cocok diterapkan di Premier League.

Hal ini yang membuat beberapa penggemar United merasa Lukaku sudah tidak diperlukan lagi. Banyak dari mereka yang menginginkan seorang striker dengan postur yang ideal serta memiliki atribut lengkap seperti Sergio Aguero, Harry Kane, atau bahkan Mohamed Salah.

“Saya akan berbicara dengan klub (United) dan agen saya Federico Pastorello untuk membuat keputusan terbaik. Saya tahu apa yang akan saya lakukan. Apakah saya mengharapkan musim panas yang sibuk? Saya bisa mengatakan, ya. Musim lalu saya mengalami kesulitan karena saya kehilangan tempat dan jarang bermain. Tapi itu adalah fase dalam karier saya dan itu akan membantu saya melangkah selanjutnya.”

Sejak Ole Gunnar Solskjaer datang, Lukaku memang tidak lagi menjadi pilihan utama mantan manajer Molde tersebut. Solskjaer lebih senang memainkan Marcus Rashford karena latar belakangnya sebagai jebolan akademi dan salah satu pemain potensial yang dimiliki United.

Meski begitu, langkah La Beneamata untuk menggaet Lukaku nampak akan sangat terjal. Dilansir dari Gazetta dello Sport beberapa waktu lalu, United hanya ingin melepas Lukaku dengan uang tunai yang berada di kisaran 75 juta paun. Sebaliknya, Inter ingin menukarnya dengan Ivan Perisic, pemain yang sebenarnya ingin direkrut United sebagai penyuplai Lukaku di lini depan.

Menarik melihat ending transfer Romelu Lukaku ini. Apakah United ikhlas melepas pemain yang sudah menjadi striker tersubur mereka dalam dua musim terakhir ini mengingat Lukaku seolah punya dua sisi yang berbeda ketika bermain bersama United dan tim nasional. Di United, ia layaknya seekor kucing yang jinak di depan gawang lawan. Sebalinkya, ia mendadak menjadi singa yang lapar ketika berganti baju tim nasional.