Foto: Skysports.com

Mencari gelandang tengah adalah salah satu prioritas Ole Gunnar Solskjaer, manajer Manchester United, pada bursa transfer musim panas ini. Maka dari itu, United menyiapkan 25 juta paun untuk merekrut Sean Longstaff dan Newcastle United.

Tawaran ini memang belum diterima kubu Newcastle. United sendiri bahkan belum melakukan penawaran resmi. Namun kubu United tampak serius untuk merekrut pemain yang baru berusia 21 tahun ini. Solskjaer percaya kalau Longstaff memiliki atribut untuk bisa berkembang menjadi gelandang kelas dunia.

Longstaff sendiri diproyeksikan sebagai pengganti Ander Herrera yang musim ini memilih tidak memperpanjang kontrak bersama United. Dipilihnya Longstaff memang cukup mengejutkan. Jika menelisik rumor transfer United untuk sektor gelandang tengah, ada beberapa nama yang kualitasnya di atas Longstaff dan memiliki pengalaman yang jauh lebih banyak. Sebut saja Idrissa Gueye, Wilfired Ndidi, Adrien Rabiot, Kevin Strootman, Youri Tielemans, hingga wonderkid Inggris Declan Rice.

Reinkarnasi Michael Carrick?

Satu hal yang mungkin menjadi alasan United kepincut terhadap Longstaff adalah permainannya yang mengingatkan para penggemar klub kepada sosok Michael Carrick. Kebetulan, baik Carrick dan Longstaff sama-sama seorang Geordie dan pendukung Newcastle United.

Louise Taylor, jurnalis The Guardian, menyebut Longstaff sebagai gelandang yang memiliki keseimbangan, ketenangan, dan visi bermain yang jauh lebih baik ketimbang mantan kapten United tersebut. Bahkan Longstaff disebut jauh lebih baik dari Carrick.

“Saya bisa melihat persamaan Longstaff dengan Carrick. Namun Longstaff memiliki mobilitas dan stamina yang jauh lebih baik. Dia juga memiliki teknik dan dia bisa menggunakan kedua kaki dengan sama baiknya,” kata Benitez.

Sepanjang satu dekade, Carrick menjadi pilar penting dalam lini tengah Manchester United. Vitalnya mantan pemain Tottenham Hotspur ini bisa dilihat dari raihan rata-rata poin United yang jauh lebih tinggi saat dirinya bermain. Dengan adanya Carrick di lini tengah, alur serangan United menjadi lebih luas. Ia bisa mengatur akan dibawa ke mana serangan United melalui umpan-umpannya.

Hal ini yang ingin dicari United dalam sisi Longstaff. Meski jarang bermain, namun sepanjang musim 2018/19, Longstaff masuk dalam jajaran pemain Newcastle yang paling sering melepaskan umpan. Akurasi umpannya bahkan jauh lebih baik dari rekannya yang lebih sering bermain seperti Isaac Hayden atau Mohamed Diame yaitu 80,9%. Longstaff hanya kalah dari Christian Atsu dan Ki Sung Yueng soal akurasi umpan.

Masuk ke Newcastle pada musim 2016/17, Longstaff sempat dipinjamkan ke klub Skotlandia, Kilmarnock selama satu musim. Musim berikutnya, giliran Blackpool yang menggunakan jasanya. Di Bloomfield Road, Longstaff bermain sangat baik dengan mengumpulkan 45 penampilan dan mencetak sembilan gol.

“Dia memiliki kemampuan mencetak gol luar biasa. Seringkali golnya dibuat dari jarak jauh. Dia seperti mesin dengan kebugaran fantastis, dan pengetahuannya tentang permainan sangat bagus. Dia cemerlang bersama Blackpool,” kata Gary Bowyer. Merasa kalau kualitasnya sudah tidak layak berada di League One, Benitez kemudian memanggilnya kembali untuk menjadi penggawa The Magpies.

Longstaff adalah Perjudian Besar Manchester United

Musim ini, aksi Longstaff sebenarnya tidak terlalu bisa dinikmati. Ia hanya bermain selama 687 menit saja di Premier League. Sisanya ia habiskan di ruang perawatan setelah menderita cedera lutut parah pada pertandingan melawan West Ham United pada awal Maret 2019 lalu.

Meski singkat, penampilan Longstaff saat itu menuai pujian. Pada enam pertandingan sejak awal Januari 2019, ia adalah pilihan utama Rafael Benitez di lini tengah menemani Isaac Hayden. Namanya masuk dalam nominasi pemain terbaik Premier League bulan Februari. Salah satu penampilan terbaiknya adalah ketika Newcastle mengalahkan Manchester City.

“Sejak pertama kali saya melihat namanya di sesi latihan, saya merasa kalau Sean adalah pemain muda yang potensial. Dia masih butuh banyak belajar, dia pekerja keras dan dia punya kualitas. Bakatnya bisa membawa dirinya menjadi pemain terbaik. Saya yakin kalau para pendukung akan menyukainya,” kata Rafael Benitez.

Akan tetapi, merekrut Longstaff tak ubahnya sebuah perjudian atau bahkan pembelian terburu-buru bagi Ole Gunnar Solskjaer yang gemar mencari pemain-pemain muda. Jika menilik kuantitas, United sebenarnya tidak kekurangan stok di lini tengah. Mereka masih mempunyai Nemanja Matic, Paul Pogba, Andreas Pereira, Fred, dan Scott McTominay. Selain itu, mereka juga masih memiliki James Garner yang kemungkinan besar akan diberikan banyak kesempatan pada musim depan. Namun Solskjaer nampaknya masih kurang puas dan menginginkan satu nama lagi.

Masih ada beberapa sektor yang perlu untuk dibenahi ketimbang membeli gelandang baru. Mereka masih kesulitan mencari bek sayap kanan, bek tengah, striker, dan yang paling menjadi perhatian yaitu winger di sisi kanan.

Seandainya Longstaff jadi direkrut, toh dia mungkin belum bisa kembali ke penampilan terbaiknya karena dampak dari cedera lutut yang ia derita. Alih-alih membeli Longstaff, United bisa memberikan peran lebih kepada Scott McTominay atau memberikan banyak kesempatan kepada Fred yang musim lalu masih menjalani proses adaptasi.