Bursa transfer Manchester United berakhir dengan hanya mendatangkan tiga pemain saja yaitu Aaron Wan-Bissaka, Daniel James, dan Harry Maguire. Meski dikait-kaitkan dengan ratusan nama sejak musim kompetisi 2018/2019 berakhir, namun hanya tiga nama saja yang akhirnya datang sebagai penggawa anyar Setan Merah.

Yang lebih mengejutkan lagi, United memilih untuk tidak mencari pemain yang berposisi sebagai gelandang dan penyerang tengah. Padahal, mereka sudah kehilangan tiga pemain yang menjadi pemain utama di era kepelatihan Mourinho dan Solskjaer. Marouane Fellaini pergi pada bulan Januari ke Cina, disusul oleh Ander Herrera yang hijrah gratis ke PSG dan Romelu Lukaku yang memilih pindah ke Inter Milan.

Hal ini mengundang tiga legenda United yaitu Ryan Giggs, Gary Neville, dan Paul Scholes, untuk berbicara mengenai bursa transfer yang dilakukan mantan timnya. Ketiganya punya pendapat yang berbeda-beda. Ada yang merasa puas, namun ada juga yang merasa kalau United masih butuh penguatan.

Kekhawatiran Ryan Giggs

Pergerakan transfer United sebenarnya belum dikatakan selesai. Mereka masih dalam mode terancam untuk kehilangan sejumlah pemainnya. Salah satu yang masih punya peluang untuk hengkang adalah Paul Pogba. Si pemain beberapa kali diisukan menuju ke Real Madrid dan sempat menyebut kalau dia ingin “tantangan baru”.

Hal ini yang membuat Ryan Giggs merasa khawatir mengingat bursa transfer masuk sudah berakhir sejak Kamis (8/8) lalu sehingga United sudah tidak bisa lagi mencari pengganti. Sebaliknya, bursa transfer keluar masih terbuka awal September nanti.

“Saya melihat kalau United butuh beberapa gelandang lagi. Anda butuh pemain berkualitas. Jika Paul Pogba pergi, maka akan ada pergeseran kekuatan di sana. Anda mungkin tidak suka dengan Pogba, tetapi jika Pogba tidak ada di lini tengah Unitd, maka kita akan mendapat banyak masalah,” tutur Giggs.

Gary Neville Senang United Tidak Beli Gelandang

Jika Giggs merasa khawatir, maka tidak dengan Gary Neville. Mantan bek kanan United ini yakin kalau United tidak akan bermasalah tanpa gelandang baru. Ia juga merasa yakin kalau Paul Pogba akan tetap bertahan bersama United. Sebaliknya, ia senang dengan langkah transfer United musim ini. Menurut Neville, transfer United kali ini bahkan jauh lebih cerdas dari transfer sebelumnya. Mereka menyicil pembangunan skuad yang disusul dengan sedikit demi sedikit menjual pemain yang tidak lagi dibutuhkan oleh Solskjaer.

“Saya merasa ada tiga sampai empat pemain di United yang kualitasnya sebenarnya begitu disukai oleh Solskjaer. Namun jika mereka keluar sekaligus, maka itu sama saja dengan melemahkan tim ini. Yang harus dilakukan Solskjaer adalah menyingkirkan satu per satu pemain yang tidak diperlukan lagi. Saya melihat bursa transfer kali ini United bergerak jauh lebih cerdas dari apa yang sudah dilakukan selama empat sampai lima tahun terakhir,” tuturnya.

“Anda tidak bisa membeli atau kehilangan beberapa pemain dalam satu bursa transfer. Anda akan benar-benar hancur jika kehilangan Lukaku, Pogba, dan Martial sekaligus. Jika beberapa pemain United ingin pergi, maka Anda harus melakukannya (menjualnya) dalam dua sampai tiga tahun.”

Paul Pogba Hanya Butuh Komitmen

Sama seperti Ryan Giggs, Paul Scholes juga masih dilanda keheranan soal keputusan United yang tidak membeli gelandang baru. Hal ini belum ditambah dengan masa depan Paul Pogba yang belum benar-benar jelas sampai awal September nanti.

Oleh karena itu, ia hanya bisa berharap Pogba bisa memenangkan hati para suporter United yang sebelumnya menginginkan dia pergi karena pengakuannya yang butuh tantangan baru. Selain itu, Scholes berharap gelandang asal Prancis ini bisa tampil lebih konsisten dibanding musim lalu.

“Paul bukan pemain yang buruk, asalkan dia berkomitmen pada anggota tim lainnya dan bermain bagus setiap pekan, maka tidak akan ada masalah. Pemain yang ingin keluar dari United sudah sering terjadi dua sampai tiga kali. Seperti yang pernah terjadi kepada Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney. Saya yakin dia akan diampuni oleh para penggemar United karena Paul bukan lagi seorang anak yang nakal,” tutur Scholes.