Ole Gunnar Solskjaer ingin menjadikan musim 2019/2020 sebagai musim perbaikan bagi Setan Merah. Ia tidak ingin anak asuhnya menjalani mimpi buruk layaknya musim lalu yang harus mengakhiri kompetisi pada urutan keenam klasemen Premier League dan tidak optimal ketika bermain pada kompetisi Liga Champions dan piala domestik.

Salah satunya dengan membeli pemain. Mantan penggawa United yang pensiun pada tahun 2007 ini sudah melihat sektor mana saja yang ingin ia perbaiki musim depan. Salah satu yang paling vital adalah sektor penyerangan di sebelah kanan.

Sudah menjadi masalah umum kalau United begitu kesulitan untuk mencari pemain pada posisi ini. Semua pemain depan mereka tidak ada yang bisa menjalankan skema 4-3-3 atau 4-2-3-1 dengan baik karena tidak punya sayap kanan murni. Bahkan beberapa kali posisi ini diisi oleh Romelu Lukaku atau Juan Mata yang posisi aslinya adalah striker dan gelandang serang.

Beberapa nama sudah santer dijadikan target. Daniel James menjadi kandidat kuat. Mereka kepincut dengan kecepatan pemain yang direkomendasikan oleh Ryan Giggs tersebut. Akan tetapi, hingga saat ini United belum mengajukan penawaran resmi. James bahkan diisukan menolak United dan condong memilih Brighton karena faktor Graham Potter, manajernya semasa membela Swansea.

Target lain juga sudah dimiliki Setan Merah. Salah satunya adalah Wilfried Zaha. Ketimbang James, Zaha jelas lebih mudah untuk direkrut. Selain sudah memiliki jam terbang yang banyak di Premier League, ia juga merupakan mantan anak didik Solskjaer ketika masih di Cardiff City. Ia juga sudah mengenal United karena pernah membela klub ini meski sebentar.

Meski begitu, ada tantangan besar bagi United jika ingin merekrut Zaha. Salah satunya adalah soal harga si pemain yang tergolong tinggi. Dilansir dari beberapa sumber, United kudu merogoh koceknya hingga 100 juta paun untuk mengambil pemain nasional Pantai Gading tersebut. Melihat uang yang musti dibayarkan United cukup besar untuk mengambil Zaha, pertanyaan pun mencuat. Apakah seorang Wilfried Zaha pantas dihargai semahal itu?

Zaha adalah Pemain Terbaik Crystal Palace

Musim 2018/19 menjadi musim terbaik bagi Zaha bersama Crystal Palace. Ia bekontribusi terhadap 20 gol The Eagles musim ini dengan catatan 10 gol dan 10 asis. Ia hanya kalah dari Luke Milivojevic, top skor mereka musim ini yang mayoritas golnya dibuat dari titik penalti. Sejak kembali ke Selhurst Park pada 2014 lalu, Zaha menjadi salah satu faktor utama yang bisa membuat Palace bertahan di Premier League dalam lima musim terakhir.

Secara keseluruhan, Zaha sudah berkontribusi dalam 72 gol Crystal Palace dengan catatan 35 gol dan 37 asis. Hal ini berarti, ada 7 gol dan 7 asis yang bisa dihasilkan oleh Zaha setiap musimnya. Dalam tiga musim terakhir, namanya selalu terpilih sebagai pemain terbaik klub sebelum musim ini gelar tersebut direbut oleh Aaron Wan-Bissaka.

Statistik Zaha bersama Palace terbilang sangat mentereng dan bisa menambah kreativitas United di lini depan yang sepanjang musim lalu terlalu bergantung kepada Paul Pogba. Tidak hanya sebagai pemecah kebuntuan, Zaha juga bisa dijadikan pelayan yang berguna bagi Romelu Lukaku atau Marcus Rashford di depan gawang.

Crystal Palace kini sudah siap untuk kehilangan Zaha. Inilah saatnya bagi mereka untuk menghasilkan banyak uang demi membangun ulang Palace. Caranya tentu saja dengan menjual aset terbaiknya tersebut. Selain mendapat banyak uang, menjual Zaha juga bisa mengurangi beban Palace untuk membayar gajinya yang tertinggi dibanding pemain lainnya.

“Tanpa ingin mengasingkan diri dari beberapa penggemar lain, saya pikir inilah saatnya Wilfried Zaha untuk pergi. Saya pikir Palace perlu perubahan arah dan mungkin harus bisa membangun kembali dengan jumlah uang yang tepat untuk Zaha,” kata mantan direktur Crystal Palace, Simon Jordan.

“Dia belum bermain di tim besar, karena Leicester memenangkan liga dengan Mahrez ada di dalamnya dan sekaarng dia bermain di kesebelasan sebesar Man City, sementara Zaha masih bermain di Crystal Palace. Jadi aku tidak terkejut jika Zaha menginginkan pergi ke tempat lain.”

Zaha sendiri sudah beberapa kali mengungkapkan kalau dirinya ingin menantang dirinya lebih tinggi lagi dengan keluar dari Crystal Palace. Sasarannya adalah Liga Champions, kompetisi yang belum pernah dicicipi Zaha selama kariernya.

“Saya ambisius. Tapi bukan ambisius untuk bermain di klub top, tetapi memenangkan banyak hal di level klub dan tim nasional. Yang pasti, saya ingin bermain di Liga Champions. Saya hanya butuh kesempatan, dan saya akan melakukan pekerjaan selanjutnya,” tuturnya sebulan yang lalu.

Zaha Bisa Pecah Rekor

Meski Zaha nampak sangat berguna bagi lini depan United, namun banderolnya yang mencapai 100 juta paun tentu sangat memberatkan kubu Setan Merah. Apabila Ed Woodward benar-benar hanya memberi dana sebesar 250 juta paun saja kepada Solskjaer, itu berarti setengah dana tersebut langsung habis hanya untuk membeli satu pemain saja. Padahal Solskjaer hampir ingin memperbaiki seluruh sektor United dan bukan untuk lini depan saja.

Ed Woodward sendiri disinyalir sudah kapok mengeluarkan uang banyak. Pengalaman buruknya bersama Angel Di Maria, Fred, Martial, dan Bailly, tidak mau kembali ia ulang. Hal ini yang membuat 100 juta paun dirasa sangat mahal untuk pemain seperti Zaha. Jika Zaha benar-benar direkrut dengan harga segitu, maka ia akan mengalahkan Pogba dan meraih predikat sebagai pemain termahal klub.

Meski begitu, Palace disebut-sebut siap memberikan diskon khusus apabila United benar-benar serius kepada Zaha. Mereka bisa menurunkan banderol si pemain hingga kisaran 60 sampai 80 juta paun saja.

“Sekarang, saya tidak berpikir bahwa jumlah uang yang tepat bisa mencapai 80 juta paun. Tapi saya merasa harga Zaha bisa berada di kisaran 50 sampai 60 juta karena dia punya kualitas untuk bisa bermain di tim-tim papan atas,” kata Jordan menambahkan.