Paulo Dybala sempat digadang-gadang akan mengenakan seragam merah khas Manchester United pada musim 2019/2020 ini. The Red Devils memang sudah lama tertarik untuk menggunakan jasa gelandang serang internasional Argentina itu; bahkan ketika Jose Mourinho masih menjadi pelatih sebelum digantikan oleh manajer Ole Gunnar Solskjaer pada pertengahan Desember 2018 lalu. Di bursa transfer musim panas lalu, klub pemiliknya sejak 2015 silam, Juventus dari Serie A Italia pun akhirnya memberi ‘lampu hijau’, karena Dybala tak masuk dalam rencana pelatih Maurizio Sarri.

Juventus sendiri sebenarnya sudah tertarik dengan penawaran dari manajemen tim Setan Merah, hingga kemudian memberikan izin untuk Dybala melakukan pembicaraan terkait rencana kontrak bersama United. Sayang, kesepakatan gagal dicapai, karena negosiasi berakhir buntu hingga bursa transfer klub-klub Inggris ditutup pada 8 Agustus 2019 lalu. Salah satu penyebabnya disebut-sebut Dybala diklaim meminta gaji yang besar. Sejumlah media melaporkan bahwa pemain berusia 25 tahun itu sengaja mematok gaji tinggi, agar United mundur teratur dan transfer gagal terwujud.

Dybala diketahui memang masih berniat untuk tetap bertahan bersama Juventus. Meski tak masuk dalam rencana Sarri, dia sepertinya ingin bersaing mendapatkan tempat. Bahkan, Dybala disebut sempat marah karena seolah-seolah manajemen Juventus dengan sengaja ‘memaksanya’ untuk pergi. Namun, klaim media soal permintaan gaji besar oleh Dybala itu baru-baru ini dibantah oleh sang agen, Jorgen Antun. Dia mengakui sudah berbicaraan dengan dua klub Inggris, dan salah satu diyakini adalah United. Namun, dia menolak kegagalan transfer Dybala ke Inggris disebabkan uang.

“Saya memang berbicara kepada klub Inggris. Namun cerita tentang komisi dan lainnya itu tidak benar. Yang sebenarnya adalah urusan kedua klub [Juventus dan United],” ungkap Jorge, dilansir laman The Sun.

“Saya sudah bicara dengan perwakilan United dan tidak menemukan masalah apa pun. Seingat saya, semua sudah disepakati dan tinggal menunggu kesepakatan dengan Juventus. Berita soal saya meminta komisi besar, itu sama sekali tak benar. Saya yakin, masalah sebenarnya ada di Juventus. United menarik diri setelah berbicara dengan Juventus,” katanya menambahkan.

Menurut Jorge, penyebab gagalnya transfer Dybala ke Old Trafford adalah tak ditemukannya kata sepakat dalam pembicaraan terakhir antara Juventus dan United. Dia sendiri mengaku sama sekali tidak ikut campur dalam pembahasan kedua klub tersebut.

Pada akhirnya kesepakatan memang gagal tercapai, meskipun United disebut sudah setuju memasukkan nama Romelu Lukaku dalam transfer Dybala. Hingga kini, Dybala masih berseragam hitam putih khas klub berjuluk La Vecchia Signora itu. Sementara Lukaku akhirnya tetap pergi ke Italia, dan bergabung dengan Inter Milan.

Alasan lain, manajemen The Red Devils kabarnya enggan membayar image rights (hak komersial citra) Dybala yang dimiliki oleh perusahaan asal Malta, Star Image Company, dilansir Daily Star. Selain membayar dana transfer dan merelakan Lukaku pindah ke Juventus, United disebut juga wajib membeli image rights tersebut.

Untuk diketahui, nilai pasaran Dybala ada di angka 85 juta euro menurut Transfermarkt. Sedang banderol image rights pemain berjuluk La Joya disebutkan mencapai 40 juta euro. United pun akhirnya berpikir dua kali mengeluarkan uang 125 juta euro.

Cerita menarik lainnya, mungkin kegagalan transfer Dybala itu disebabkan pula oleh ‘doa’ dari legenda United, Rio Ferdinand. Pasalnya, ketika fans tim Setan Merah tampak kecewa, dia malah bersyukur transfer tersebut tak terjadi.

“Saya senang dia tidak datang, karena tak punya materi yang saya inginkan dari seorang pemain United. Saya ingin orang yang mau datang dan berpikir, ‘United harus kembali jadi tim besar, saya ingin jadi penyebab perubahan’. Seperti itu tipe orang yang saya inginkan muncul dari pintu masuk,” ucapnya seolah mengejek Dybala, dilansir Daily Star.

Namun, Ferdinand mengaku masih bingung mengapa Dybala menolak United, meskipun dia lebih lebih banyak duduk di bangku cadangan bersama Juventus musim lalu. “Saya tak tahu bagaimana Dybala bisa lancang untuk menolak United, saat dirinya berada di bangku cadangan Juventus. Dia harus segera bermain. Mungkin dia berpikir, ‘Saya ingin bermain di Liga Champions atau saya akan duduk di bangku cadangan, lebih baik seperti itu daripada bermain untuk United,” pungkasnya.

United sendiri memang hanya bisa bermain di kompetisi level kedua, Liga Europa pada musim ini. Sementara itu, legenda lainnya, Dimitar Berbatov menilai Dybala tidak cocok secara teknis dengan corak permainan United di Inggris.

“Sulit untuk melihat di mana tempat yang cocok untuk Dybala. Dia punya kaki kiri hebat dengan visi yang baik. Satu-satunya kekhawatiran tentangnya apakah dia bisa terbiasa dengan gaya main Premier League,” kata eks striker itu pula, dilansir oleh Daily Star.