Foto: Shrewsbury Town.

Salah satu kendala pemain akademi adalah sulit untuk melangkah ke tim utama dikarenakan banyaknya stok pemain yang berposisi sama dengan dirinya. Hal inilah yang dialami oleh pemain akademi Manchester United, Ro Shaun Williams. Jelang bursa transfer ditutup, ia memutuskan untuk pindah dari Manchester menuju klub League One, Shrewsbury Town.

Klub dengan logo tiga singa yang sedang menjulurkan lidah ini mengontrak Shaun dengan durasi dua setengah tahun. Datangnya Shaun bersamaan dengan perekrutan bek kiri Scott Golbourne dari Bristol City. Lini pertahanan nampaknya menjadi perhatian dari pelatih Sam Ricketts yang hingga saat ini masih sulit mengangkat posisi mereka dari urutan 16 klasemen sementara.

Berposisi sebagai bek tengah, Shaun sebenarnya adalah salah satu pemain andalan di tim U-23 asuhan Ricky Sbragia. Selain punya kemampuan defensif yang baik, Shaun memiliki kecepatan yang mumpuni untuk bek tengah muda seperti dirinya. Ia bahkan memecah rekor sekolah dalam perlombaan lari 100 meter yang dipegang oleh Darren Campbell selama 25 tahun.

Ia datang ke Manchester United pada usia 10 tahun dari akademi sepakbola Fletcher Moss Rangers. Ketika bocah, Shaun adalah seorang penyerang. Posisinya kemudian berubah sebagai pemain belakang ketika masuk ke akademi United.

Dalam situs resmi klub, United menyebut Shaun sebagai salah satu pemain yang memiliki talenta sangat cerah. Ia melakoni debut bersama Inggris U-19 di usia yang masih 17 tahun. Sebelumnya, ia bahkan sudah bermain bersama tim nasional kelompok umur di bawah 18 dan 17 tahun. Bahkan pada tahun 2015, namanya ada dalam skuad tim junior Inggris yang bermain di Piala Dunia U-17 di Cile.

Selain memiliki skill individu yang bagus, Shaun juga memiliki jiwa kepemimpinan. Saat Axel Tuanzebe naik pangkat ke tim U-21, dia mengambil alih jabatan sebagai kapten. Hingga saat ini, Ricky Sbragia masih mempercayainya sebagai pemimpin di jantung pertahanan.

Akan tetapi, segala atribut tersebut belum cukup membawanya naik ke tim utama. Ia tidak pernah mencicipi atmosfer Premier League. Hanya Piala FA melawan West Ham United dan Europa League melawan Liverpool yang ia rasakan langsung. Itu pun hanya sebatas penghangat bangku cadangan.

Langkah Shaun untuk menuju tim utama sebenarnya terbuka lebar saat Mourinho memasukkan namanya ke dalam skuad yang mengikuti tur musim panas 2018 lalu. Shaun memainkan beberapa pertandingan termasuk diantaranya ketika ia mengawal lini belakang United menghadapi Liverpool.

“Saya terus mencoba untuk masuk ke tim utama. Saya berada dalam kondisi yang bagus dan mencoba melanjutkan pekerjaan saya dan harapannya saya dapat menunjukkan apa yang saya dapat lakukan. Jika saya bekerja keras, saya percaya saya dapat menggapainya. Saya ingin terus melanjutkan kiprah positif saya dan mari lihat ke mana itu akan membawa saya,” kata Shaun pada pertengahan 2018 lalu.

Akan tetapi, Shaun mencoba untuk realistis. Di usianya yang masuk kepala dua, ia sudah harus memiliki masa depan yang jelas dalam kariernya. Untuk menunggu kesempatan ke tim utama jelas sangat sulit karena saat ini United masih memiliki Victor Lindelof, Phil Jones, Eric Bailly, Chris Smalling, dan Marcos Rojo. Saat krisis, Ole bahkan memilih memainkan Matteo Darmian sebagai bek dadakan. Bahkan seniornya seperti Axel Tuanzebe dan Timothy Fosu Mensah harus disekolahkan terlebih dahulu.

“Sepanjang saya bersama United, saya tumbuh dengan sangat baik. Namun, saat ini saya sudah harus memikirkan karier profesional saya. Dan saya senang dan sudah tidak sabar untuk bermain bersama klub ini,” kata Shaun.