Foto: Give Me Sport

Ajang Copa America 2019 menjadi panggung yang luar biasa bagi seorang Everton Sousa Soares. Selain berhasil membawa timnas Brasil menjadi juara, dia mengakhiri turnamen dengan predikat sebagai top skor berkat tiga gol yang ia cetak. Jumlah ini sama dengan rivalnya dari Peru, Paolo Guerrero, namun menit bermain Everton jauh lebih sedikit dibandingkan striker senior tersebut.

Pencapaian ini sudah pasti membawa Everton diminati oleh beberapa kesebelasan top Eropa. Beberapa klub besar seperti Manchester United, Manchester City, Arsenal, Bayern Munich, dan AC Milan, disebut-sebut siap memboyong pemain kelahiran Maracanau tersebut.

Seperti sudah menjadi tradisi, kalau Manchester United akan selalu dikait-kaitkan dengan pemain-pemain penuh potensi seperti Everton. Meski begitu, tidak masalah sebenarnya apabila United benar-benar ingin merekrut pemain 23 tahun tersebut. Lampu hijau bahkan sudah diberikan si pemain sesaat setelah mencetak gol pertamanya ke gawang Bolivia ketika ia berucap kalau gaya permainannya bisa cocok untuk kesebelasan seperti Manchester United.

“Saya pemain yang selalu mencoba mencapai puncak pertahanan lawan. Memotong dari sisi kiri dengan dribel dan penyelesaian akhir yang bagus. Klub-klub di Eropa punya gaya main seperti ini juga dan mungkin saya cocok berada di Manchester United dan klub lainnya,” tuturnya beberapa waktu lalu.

Hal ini membuat United langsung bergerak untuk memantau pemain yang kini memperkuat Gremio tersebut. Mereka dikabarkan sudah mengirimkan beberapa staf dan pemandu bakat untuk mengawasi Everton dalam beberapa pertandingan termasuk final Copa America dan pertandingan perempat final Copa do Brasil menghadapi Bahia, ketika ia kembali mencetak gol.

Meski begitu, Romildo Bolzan Junior menyebut kalau hingga saat ini belum ada tawaran resmi kepada Everton. Presiden Gremio ini masih berharap pemain andalannya untuk tetap tinggal bersama mereka meski Everton sendiri sudah memberikan sinyal kalau ia kemungkinan sudah tidak lagi menjadi pemain Gremio pada Kamis (18/7) nanti.

“Saat ini kami belum memiliki tim yang menawar Everton secara serius dan kongkrit untuk Everton. Dia adalah pemain yang mewarisi tradisi Gremio, pemain ini sangat penting bagi kami,” tutur Bolzan.

Menurut jurnalis ESPN, Rob Dawson, harga Everton berada di angka 53 juta paun. Angka ini meningkat dari sebelumnya yang hanya mencapai 30 juta paun dikarenakan si pemain sudah memperpanjang kontrak hingga 2022. Namun menurut Bolzan, Everton pantas dihargai tinggi yaitu 70 juta paun.

Jika melihat ucapan Everton mengenai gaya permainannya, maka kita akan teringat kembali kepada sosok legenda sepakbola yang baru saja memutuskan pensiun beberapa waktu lalu, Arjen Robben. Mereka sama-sama mengandalkan kemampuannya sebagai inverted winger meski dengan posisi yang berbeda. Robben bermain di kanan untuk mengandalkan kaki kirinya, sementara Everton bermain di sisi kiri demi mengakomodasi kaki kanannya.

Hal ini membuatnya sebagai pemain yang cukup tajam di Brasil. Pada 2018 lalu, ia sukses mencetak 17 gol dalam 43 pertandinggan. Pencapaian itu dibuat hanya tiga tahun setelah ia menjalani musim reguler pertamanya bersama Gremio.

Everton mengingatkan para penggemar United kepada sosok winger legendaris mereka, Cristiano Ronaldo dan Nani. Kedua pemain ini sama-sama memiliki skill individu dan sempat bermain sebagai inverted winger. Everton juga memiliki kekuatan tendangan yang cukup keras layaknya kedua mantan pemain MU tersebut.

Meski begitu, apabila United mendatangkan Everton, maka sisi kiri mereka akan semakin sesak. Saat ini, sisi tersebut sudah diisi banyak sekali nama seperti Anthony Martial, Alexis Sanchez, Marcus Rashford (bisa bermain di kiri), Angel Gomes, dan rekrutan anyar Daniel James. Kecuali Anthony Martial, pemain-pemain ini kerap mengandalkan cut inside untuk mencetak gol ke gawang lawan.

Selain penuh sesak, satu hal yang menjadi kendala bagi United untuk merekrut Everton adalah tradisi mereka yang kurang bagus terhadap para pemain Brasil. Beberapa nama seperti Fred, Andreas Pereira, Kleberson, dan Rodrigo Possebon, adalah nama-nama pemain Brasil yang gagal bersama Setan Merah. Hanya Rafael saja yang bisa dikatakan memiliki prestasi yang lumayan bagus bersama United.

Selain itu, gaya pemain Everton yang lebih mengandalkan skill individu bisa menjadi masalah mengingat United adalah kesebelasan yang menekankan pentingnya kerja sama tim. Everton masih suka menggiring bola dan melakukan trik-trik layaknya pemain Brasil yang membuat pergerakannya gampang sekali dimatikan.

Meski begitu, salah satu keuntungan United jika merekrut Everton adalah si pemain bisa lebih mudah beradaptasi pada posisi tersebut karena ia berada di tempat favoritnya. Tidak seperti Anthony Martial dan Marcus Rashford yang posisi aslinya adalah seorang striker. Sumber gol bisa datang dari dirinya jika striker utama mengalami kemandulan. Mirip seperti musim 2010/11 saat Nani beberapa kali mencetak gol penting melalui perannya sebagai inverted winger. Saat ini, satu-satunya pemain United yang memiliki atribut yang mirip dengan Everton sebagai inverted winger adalah Ashley Young. Ini serius.