Setelah ditinggal secara tiba-tiba oleh Zinedine Zidane, Real Madrid akhirnya sudah mendapatkan pelatih baru untuk mengarungi kompetisi musim depan. Kemarin, Los Blancos secara resmi mendapuk Julen Lopetegui sebagai nahkoda anyar mereka. Julen akan secara resmi menangani Real Madrid setelah selesai membawa Spanyol bertanding pada Piala Dunia.

Cukup mengejutkan mengapa Real Madrid menjatuhkan pilihan kepada Lopetegui mengingat ia baru satu kali menangani sebuah klub di Eropa yaitu FC Porto. Prestasinya pun tergolong sedikit. Ia hanya punya dua gelar kategori usia saat menangani kesebelasan junior Spanyol.

Meski belum memiliki prestasi yang bagus, namun pemilihan Lopetegui sebagai entrenador adalah cara Real Madrid untuk menyempurnakan mimpi sang pemilik, Florentino Perez. Dan mimpi tersebut adalah mendatangkan David De Gea ke Santiago Bernabeu.

Kita sudah sering mengetahui bagaimana ngebetnya Real Madrid, terutama Perez, untuk mendatangkan De Gea. Meski telah memiliki penjaga gawang sekelas Keylor Navas namun itu semua dirasa tidak cukup. Bahkan pada 2015, muncul insiden mesin fax yang ketika itu hampir saja membawa pulang kembali De Gea ke kampung halamannya.

De Gea pula yang disebut-sebut menjadi alasan mengapa Zidane memilih mengundurkan diri dari jabatannya. Ada percekcokan di antara ia dengan Perez terkait siapa bintang yang akan direkrut pada musim depan. Ketika itu, Zizou sudah puas dengan kinerja Navas dan lebih tertarik untuk mendatangkan Eden Hazard. Akan tetapi, Perez tidak setuju dan tetap menginginkan eks penjaga gawang Atletico Madrid tersebut.

Perez punya satu cara untuk menuntaskan hasratnya tersebut yaitu dengan memanfaatkan relasi keduanya yang berjalan sangat baik. Lopetegui adalah sosok dibalik mencuatnya nama De Gea yang mampu menggantikan posisi Iker Casillas sebagai penjaga gawang utama Spanyol. Keduanya sudah bekerja sama saat memperkuat Spanyol U21 pada 2013 lalu. Ketika itu, mereka menjadi juara setelah mengalahkan Italia dengan De Gea sebagai kiper utamanya.

Lopetegui pula yang menyelamatkan karier De Gea di tim nasional setelah gagalnya mereka pada Euro 2016. Saat itu ada tujuh pemain yang dianggap tidak layak mengisi tim nasional dan De Gea adalah salah satunya. Akan tetapi di tangan Lopetegui, sosok De Gea menjelma menjadi pemain kunci pada kualifikasi Piala Dunia. Dari sembilan laga kualifikasi, ia mencatat enam clean sheet dan hanya kebobolan tiga gol.

“Dia adalah orang yang mengenal saya dengan baik. Saya merasa dia telah melakukan pekerjaan dengan sangat baik. Dia sangat membantu saya dalam perkembangan diri saya dengan saran-saran yang selalu ia berikan,” ujar De Gea ketika memuji Lopetegui lima tahun lalu.

Saat De Gea membuat kesalahan ketika melawan Swiss, sosok Lopetegui berada paling depan untuk melindungi pemainnya tersebut. Di matanya, pemain berusia 27 tahun ini merupakan penjaga gawang yang tepat bagi Spanyol. “David sudah tahu bahwa saya sangat mengenal dirinya dan tidak ada keraguan tentang dirinya,” tutur Lopetegui setelah uji coba di El Madrigal tersebut.

Di tempat lain, De Gea lebih memilih untuk fokus membawa Spanyol meraih gelar juara dunia keduanya. Untuk saat ini, dia masih senang dengan kariernya di Manchester United dan bertekad membawa klub tersebut meraih gelar musim depan.

“Saya tidak merasa kalau Florentino Perez memiliki nomor telepon saya. Saya tidak tahu apakah saya akan menjadi penjaga gawang di Real Madrid atau tidak. Namun yang saya tahu, saat ini saya senang di Manchester United. Sekarang yang saya inginkan adalah memenangkan gelar seperti pemain lainnya,” ujarnya.