Di tengah kesibukan Manchester United dalam mencari pemain baru, Setan Merah justru sudah kehilangan salah satu pemainnya. Pemain yang dilepas memang bukan berasal dari skuad utama United, melainkan dari tim reserves mereka. Kapten kesebelasan cadangan United, Joe Riley, resmi dilepas Setan Merah menuju klub League One, Bradford City.

Riley dikontrak oleh The Bantams selama dua musim. Ia diharapkan bisa memperkuat lini pertahanan Bradford yang musim lalu kebobolan gol sebanyak 67 kali di League One sekaligus memperkuat sisi serangan mereka dari sektor sayap sebelah kanan. Pemain berusia 21 tahun ini juga bisa menjadi bek tengah dan bek kiri selain posisi utamanya yaitu bek kanan.

“Dia telah menjadi incaran kami dalam waktu yang lama. Dia memberi banyak kreativitas di sisi sayap dan itu sesuai dengan cara main klub ini. Dia berada dalam situasi yang sulit selama di Manchester United serta saat dipinjam Sheffield United. Joe akan menjadi andalan kami di posisi tersebut,” tutur kepala perekrutan pemain milik Bradford, Greg Abbott.

Bermain di Europa League Hingga Gagal Menyelamatkan United

Karier Joe Riley di Manchester United sebenarnya berjalan dengan baik. Ia adalah pemain kesekian yang diorbitkan dalam musim terakhir Van Gaal di Manchester. Ia mencicipi debut pertamanya pada babak lima Piala FA saat United mengalahkan Shrewsbury Town 3-0. Ketika itu, ia bermain selama satu babak menggantikan Cameron Borthwick Jackson.

Tiga hari berselang, Riley diberi kesempatan oleh LVG bermain sejak menit awal. Tidak tanggung-tanggung, ia menggantikan Chris Smalling dalam leg kedua 32 besar Liga Europa melawan Midtjylland. Dalam kemenangan 5-1 tersebut, Joe bermain 79 menit sebelum digantikan Marcos Rojo.

Akan tetapi, setelah pertandingan tersebut, nama Riley tidak pernah lagi diberikan kesempatan main. Ia lebih banyak menghabiskan waktu bersama tim cadangan United. Van Gaal sendiri jauh lebih suka memainkan Matteo Darmian sementara Jose Mourinho memilih Antonio Valencia sebagai bek kanan.

Pada Januari 2017, Riley dipinjamkan United ke klub League One, Sheffield United untuk mendapatkan menit bermain yang layak. Akan tetapi, pemain kelahiran Blackpool ini hanya diturunkan dalam dua pertandingan saja. Itupun salah satunya hanya bermain selama satu menit. Cedera bahu yang ia dapat serta tidak sesuainya Riley dalam skema 352 ala Sheffield membuat ia tersingkir dan harus kembali lagi ke tim cadangan United musim berikutnya.

Musim lalu, Riley diangkat sebagai kapten tim cadangan United oleh sang manajer Ricky Sbragia. Penampilannya di Premier League 2 meningkat dibandingkan dua musim sebelumnya. Ia hanya satu kali saja tidak berada di dalam skuad dari 22 laga yang dimainkan. Dalam laga melawan tim cadangan Liverpool, ia mencetak satu dalam kemenangan Setan Merah 2-1. Sayangnya, Riley tidak sanggup menahan tim cadangan United dari jurang degradasi.

Dalam akun twitter pribadinya, Riley mengucapkan terima kasih kepada Manchester United. Ia juga tidak merasa menyesal gagal melangkah ke tim utama dan memilih untuk memulai petualangan bersama Bradford.

“Manchester adalah rumah saya. Saya bangga pernah bermain dengan mengenakan seragam merah ini. Saya berterima kasih kepada semua orang dan pelatih yang telah membuat saya tumbuh dewasa. Serta para penggemar yang terus mendukung saya selama saya di sini. Saya akan selalu mensyukuri apa yang sudah saya dapat di sini dan sekarang adalah waktu yang tepat bagi saya untuk maju dan memulai babak baru dalam karier saya. Saya berharap yang terbaik bagi United kedepannya,” tuturnya.

Meneruskan Filosofi Nicky Butt

Jika dilihat dari sisi usia, Riley sebenarnya masih bisa bermain di tim cadangan United setidaknya semusim lagi. Akan tetapi, hal ini tidak sesuai dengan apa yang pernah diutarakan oleh Nicky Butt selaku kepala pengembangan akademi Manchester United.

Selama menjabat di akademi, Nicky menginginkan para pemain yang berusia di bawah 23 tahun untuk tidak berlama-lama bermain di tim cadangan Setan Merah. Mereka yang sudah mendekati usia 23 diharapkan sudah mendapatkan klub permanen demi perkembangan pemain itu sendiri.

Salah satu jebolan Class of ’92 ini lebih menginginkan skuat U-23 kedepannya diisi oleh gabungan dari beberapa pemain yang belum memiliki klub plus jebolan dari U18. Karena filosofinya tersebut, Nicky pun memilih untuk santai saat tim cadangan mereka terdegradasi karena baginya, tim cadangan dipersiapkan bukan untuk mencari gelar.