Foto: News24.com

Ketika tulisan ini dibuat, bursa transfer bagi klub-klub Premier League tinggal menyisakan 46 hari lagi. Dalam kurun waktu tersebut, United baru mendatangkan satu pemain dan belum menjual satu pun pemainnya. Untuk kedua kalinya secara beruntun, bursa transfer memberikan hambatan besar bagi Setan Merah.

Apakah United tidak punya target selain Daniel James? Tentu saja jawabannya tidak. Jika melihat pemberitaan yang beredar, ada lebih dari 50 pemain yang dikait-kaitkan dengan klub ini. Dan sepersepuluhnya nampaknya masuk dalam daftar incaran Ole Gunnar Solskjaer musim depan.

Selain itu, United perlu merombak pasukannya. Para pemain ini adalah orang yang bertanggung jawab atas prestasi mereka yang hanya mentok di urutan enam dan tidak memenangi gelar apa pun. Ketika kalah 4-0 dari Everton pun Solskjaer berjanji akan merombak pemainnya dengan menyingkirkan pemain-pemain yang tidak sungguh-sungguh bermain untuk United. Namun seiring waktu berjalan, Solskjaer nampaknya harus bekerja sama lagi dengan para pemain ini.

Lantas mengapa pergerakan transfer United masih tergolong lambat? Jika mencermati perkataan Samuel Luckhurst, jurnalis dari Manchester Evening News, harga pemain yang tinggi di pasaran menjadi kendala mereka dalam mendatangkan pemain anyar. Para incaran mereka, baik itu dari divisi utama maupun divisi bawah akan mengalami peningkatan harga jika United yang menawar.

“United sedang berjuang di bursa transfer untuk mendapatkan pemain barunya. Namun salah satu kendalanya adalah harga,” kata orang dalam United yang bercerita kepada Luckhurst.

Beberapa hari sebelumnya, saya pernah menulis kalau United saat ini tidak ubahnya seperti judul fil legendaris Warkop DKI yang berjudul “Maju Kena Mundur Kena”. Klub saat ini berada dalam situasi yang sangat sulit. Mereka ingin membeli pemain, namun harga yang dibebankan selalu saja tidak cocok dengan keuangan United. Jika tidak membeli pemain, maka para suporter yang akan kecewa karena untuk kesekian kalinya kembali menikmati pemain-pemain seperti Jones, Young, Smalling, dan Lingard.

Ada desas-desus yang menyebut kalau tanggal 24 Juni, akan ada pengumuman yang dibuat oleh United. Tidak sedikit yang memperkirakan kalau pengumuman yang dimaksud adalah peresmian Aaron Wan-Bissaka. Incaran Solskjaer yang didapat dengan proses negosiasi yang tergolong ruwet karena harganya yang tidak sesuai kas milik Glazer.

“Dua tahun lalu, beberapa tokoh yang terkait dengan Manchester United menyalahkan Manchester City yang membeli Kyle Walker dan Benjamin Mendy sebesar 54 dan 52 juta paun. Mereka menganggap langkah City merusak harga pasar,” kata Luckhurst menambahkan. Namun keberanian City merekrut kedua pemain tersebut berakhir manis dengan keberhasilan mereka meraih mahkota Premier League dan memecahkan rekor 100 poin pada akhir musim.

Sepakbola saat ini sudah mengarah ke metode instan yang tidak lagi menghargai proses sehingga membeli pemain bintang dengan harga tinggi menjadi jalan. Harga tinggi memang bisa membuat United mencari alternatif lain. Salah satunya adalah memberdayakan para lulusan akademi yang dianggap potensial. Namun risikonya terbilang sangat tinggi mengingat para pesaing United sudah pasti akan meningkatkan kualitas timnya dengan melakukan investasi dengan membeli pemain.

Membangun tim dengan perlahan seperti era Sir Alex Ferguson mungkin bisa dilakukan United. Dengan pemain muda potensial, Ole bisa membangun tim selama tiga sampai empat tahun dengan harapa bisa membentuk skuad yang bisa dipakai selama lebih dari 10 tahun. Akan tetapi, apakah manajemen United mau berproses selama itu mengingat tekanan untuk berprestasi semakin meninggi tiap musimnya. Selain itu, berharap akademi United memunculkan generasi Class of 92 juga dirasa tidak mungkin karena jebolan Class of 92 diisi oleh pemain-pemain dengan karakter spesial.

Salah satu cara lain adalah dengan menjual pemain bintangnya yang memiliki nilai tinggi sebagai tambahan dana. David De Gea, Romelu Lukaku, dan Paul Pogba adalah tiga nama yang jika dijual mungkin bsia mengumpulkan lebih dari 250 juta paun. Namun United segan melakukan tindakan ini dan mencoba untuk mempertahankannya. Lantas kalau segan, kenapa United begitu lambat untuk belanja pemain demi menunjang pemain-pemain bintang yang sudah ada?

Inflasi nampaknya menjadi kata yang tabu dan seolah dihindari bagi United sekarang ini. Mereka berusaha untuk tidak terbawa arus dari tingginya nilai jual pemain di dunia sepakbola sekarang ini. Namun pada kenyataannya, mereka sangat sulit karena pergerakan harga pemain semakin meningkat setiap tahunnya.

Meningkatnya harga pemain tidak lepas dari meningkatnya jumlah uang yang berputar di sepakbola. Hak siar dan kontrak sponsor yang tinggi membuat harga pemain menjadi tidak karuan setiap tahunnya. United seharusnya tidak kaget dengan hal itu karena mereka sendiri beberapa kali mengalami peningkatan pendapatan setiap tahunnya yang seharusnya memudahkan mereka membeli pemain. Apalagi menyalahkan Paris Saint Germain, klub yang dituduh merusak harga pasar karena membeli Neymar dan Kylian Mbappe. Mereka berani membeli kedua pemain ini karena memang PSG mampu untuk membelinya.

Singkatnya, United jangan heran dengan meningkatnya harga pemain di pasaran yang tidak terkontrol. Inflasi tidak bisa dibendung. Yang bisa dilakukan United hanyalah meningkatkan kualitas mereka dalam melakukan negosiasi. Jangan sampai mereka terus dibodohi oleh klub lain yang memanfaatkan kekayaan United sebagai jalan pintas mengeruk keuntungan.