Foto: Twitter Premier League

Gebrakan besar sudah direncanakan Ole Gunnar Solskjaer untuk membawa Manchester United tampil jauh lebih baik pada musim depan. Salah satunya adalah dengan melakukan cuci gudang. Solskjaer berencana membuang beberapa pemain yang tidak masuk dalam skema utamanya dan menggantinya dengan beberapa pemain baru.

Perombakan besar-besaran akan dilakukan sepanjang Mei hingga musim 2019/20 digelar. Selain melepas beberapa pemain yang kontraknya sudah habis seperti Antonio Valencia dan Ander Herrera, Setan Merah juga siap melepas bintang-bintang mereka yang sebelumnya dibeli dengan harga tinggi. Setelah isu penjualan Paul Pogba, kini giliran Romelu Lukaku yang terancam masuk daftar jual.

Pihak United siap melepas striker nasional Belgia tersebut karena penampilannya yang mulai menurun. Rekening golnya seringkali macet sehingga tidak bisa diharapkan untuk menggedor jala lawan. Musim ini, ia baru membuat 15 gol di semua kompetisi dengan 12 diantaranya dicetak pada kompetisi Premier League. Bahkan dalam delapan pertandingan terakhirnya, Lukaku sama sekali belum mencetak gol.

“Klub top selalu punya pemain depan reliabel. Apakah United punya itu? Dengan Martial dan Rashford, kita selalu bicara soal potensi, tetapi mereka perlu konsisten dalam menghasilkan sesuatu. Lukaku? Apakah ia adalah striker yang bisa membuat 30 gol semusim? Dulu, kami punya empat striker luar biasa yang semuanya tipe nomor sembilan. Saat ini, klub hanya punya Lukaku sebagai striker murni. Sisanya adalah pemain sayap. Hal ini yang membuat klub seperti kehilangan identitas,” tutur Paul Scholes.

Jika dibandingkan dengan kontestan enam besar lainnya, hanya Chelsea yang strikernya memiliki rekening gol paling sedikit dibanding United. Disaat Mohamed Salah, Sergio Aguero, Sadio Mane, Pierre-Emerick Aubameyang, dan Harry Kane, berada dalam jajaran pencetak gol terbanyak, United justru mengandalkan Pogba sebagai top skor.

Bahkan torehan gol para striker United, khususnya Lukaku, tidak lebih baik dari Callum Wilson, Raul Jimenez, dan Jamie Vardy, para juru gedor yang posisi timnya di klasemen sementara berada di bawah United. Catatan minor ini yang membuat pihak klub berencana untuk mencari striker baru yang bisa menggaransi banyak gol untuk United.

Lukaku Striker Terbaik United Saat Ini

Pemilik 45 gol timnas Belgia ini memang mengalami penurunan performa. Akan tetapi, tidak bisa dibantah kalau Lukaku adalah salah satu striker terbaik yang pernah dipunyai Premier League. Pada usia yang masih 25 tahun, ia sudah mencetak lebih dari 100 gol di Premier League dan masuk ke jajaran pemain termuda yang bisa melakukannya.

United sebaiknya berpikir ulang jika ingin menjualnya ke klub lain. Dibandingkan dengan pemain United lainnya, Lukaku sebenarnya memiliki statistik yang jauh lebih baik dibanding Martial dan Rashford.

Sejauh ini, Lukaku baru membuat 42 gol saja untuk Setan Merah. Angka ini tidak lebih baik dari Anthony Martial (48 gol) dan Marcus Rashford (45 gol). Akan tetapi, 42 gol tersebut dibuat Lukaku hanya dalam tempo dua musim saja. Bandingkan dengan Martial dan Rashford yang sudah sudah memperkuat klub ini selama empat musim.

Rasio gol Lukaku jauh lebih bagus ketimbang dua pemain yang begitu menjadi andalan Solskjaer pada awal kedatangannya. Ia rata-rata membuat 0,43 gol per laga. Angka tersebut jauh lebih baik dari Martial yang hanya memiliki rataan 0,27 gol serta Rashford yang memiliki rataan 0,26. Disaat Lukaku butuh dua hingga tiga pertandingan untuk membuat satu gol, maka Rashford dan Martial butuh tiga sampai empat pertandingan untuk membuat satu gol.

Menurut jurnalis Guardian, Jonathan Wilson, Lukaku kerap mendapatkan kritik yang tidak proporsional. Ia dianggap sebagai pemain yang pantas menjadi target man dengan keunggulan fisiknya. Akan tetapi, Lukaku bukanlah pemain dengan tipe seperti itu. Gaya permainannya memang seperti yang kita lihat sekarang ini. Menyisir ke sisi sayap, membuka ruang untuk pemain lain, dan sesekali memberi umpan kunci. Tipikal pemain yang mengutamakan tim ketimbang individu. Hal ini yang ia tunjukkan saat Belgia mengalahkan Brasil pada Piala Dunia, atau ketika United mengalahkan Arsenal pada Piala FA lalu.

Jika menginginkan Lukaku mencetak lebih dari 20 gol semusim, maka ia harus memiliki pemain yang mengerti akan permainannya. Hal ini yang tidak terjadi di United sekarang. Ia lebih banyak mengalah demi mengakomodasi taktik Ole Gunnar Solskjaer yang kerap mengandalkan false nine sehingga ia lebih bergerak melebar ke sayap dan justru menjadi pemberi umpan. Sayangnya, kritikan justru lebih banyak mengarah kepadanya ketimbang Anthony Martial dan Marcus Rashford.

Ketika ia menjalani musim terbaiknya di Everton pada 2016/17, Lukaku tampil layaknya seorang target man hingga sanggup membuat 25 gol. Namun hal ini dikarenakan sokongan dari sisi sayap yang diisi Kevin Mirallas, Yanick Bolasie, hingga Ross Barkley yang bergerak di belakangnya. Para pemain ini mampu menjadi pelayan Lukaku dengan baik. Tipe pemain ini yang belum dimiliki United sekarang.

Satu hal yang menjadi masalah Lukaku mungkin perubahan bentuk tubuhnya. Sehabis Piala Dunia, badannya mendadak membesar. Hal ini yang membuat ia cepat sekali lelah seperti yang diucapkan Gary Neville. Ia juga tidak menjalani pra musim bersama klub sehingga ia nampak sulit menyatu sepanjang musim ini.

Serie A Menjadi Impian

Lukaku tidak mendapatkan banderol khusus dari United. Namun, banyak media yang mengatakan kalau ia dan Pogba harus menghasilkan 200 juta paun apabila keduanya dijual. Hal ini berarti, harga Lukaku berada dikisaran 70 hingga 100 juta paun.

Inter Milan, PSG, Bayern Munich, dan Juventus adalah kandidat kuat pemburu tanda tangan Lukaku. Namun Inter Milan dan Juventus nampaknya menjadi salah satu destinasi favorit. Hal ini tidak lepas dari ucapannya beberapa waktu lalu yang bermimpi main di Serie A. “Bermain di Serie A adalah impian saya. Saya berharap bisa bermain di sana secepatnya,” tuturnya.

Jika Inter sukses mendapatkan tanda tangan Antonio Conte, maka Lukaku akan menjadi incaran utama. Conte memang menyukai pemain satu ini dan berniat menebus kegagalan mendatangkan Lukaku ketika masih memegang Chelsea pada musim lalu.

Lukaku nantinya akan diplot sebagai pengganti Mauro Icardi. Jebolan La Masia ini justru masuk dalam incaran United. Jika Inter menginginkan Lukaku sebagai pengganti Icardi, maka Juventus akan menjadikan Lukaku sebagai teman duet dari Cristiano Ronaldo.